a. Usia
Dari berbagai penelitian, diketahui bahwa suai semakin tua semakin besar pula risiko terkena stroke. Hal ini berkaitan dengan proses degenerasi (penuaan) yang terjadi secara alamiah. pada orang-orang lanjut usia, pembuluh darah lebih kaku karena adanya plak.
b. Jenis kelamin
Laki-laki memiliki risiko lebih besar untuk terkena stroke dibanding perempuan. Hal ini mungkin terkait bahwa laki-laki cenderung merokok. Rokok, dapat merusak lapisan dari pembuluh darah tubuh.
c. Herediter
Terkait dengan riwayat stroke di keluarga, orang dengan riwayat stroke pada keluarga memiliki risiko yang lebih besar untuk terkena penyakit stroke dibanding orang yang tanpa riwayat stroke pada keluarganya.
d. Ras atau Etnis
Dari berbagai penelitian, ditemukan bahwa ras kulit putih memiliki peluang yang lebih besar untuk terkena stroke dibanding ras kulit hitam.
2. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi
a. Hipertensi
Orang yang tekanan darahnya tinggi mempunyai peluang besar untuk mengalami stroke. Bahkan, ini merupakan penyebab terbesar dari stroke. Alasannya, dalam hipertensi dapat terjadi gangguan aliran darah tubuh yaitu diameter pembuluh darah kelak akan mengecil sehingga darah yang mengalir ke otak pun akan berkurang, dengan pengurangan aliran darah otak (ADO), maka otak akan kekurangan suplai oksigen dan glukosa sehingga jaringan otak lama-lama akan mati.
b. Penyakit jantung
Penyakit jantung seperti jantung koroner dan infark miokard (kematian otot jantung, bisa menjadi faktor terbesar pneyebab stroke). Seperti yang kita ketahui bahwa pusat dari aliran darah di tubuh terletak di jantung. Jika pusat pengaturan darah mengalami kerusakan, maka aliran darah tubuh mengalami gangguan, termasuk aliran darah menuju otak. Gangguan aliran darah itu bisa mematikan jaringan otak secara mendadak ataupun bertahap.
c. Diabetes Mellitus
Diabetes Mellitus atau kencing manis memiliki risiko mengalami stroke. Hal ini terkait dengan pembuluh darah penderita diabetes yang umumnya lebih kaku (tidak lentur). Adanya peningkatan ataupun penurunan kadar glukosa darah secara tiba-tiba juga dapat menyebabkan kematian otak.
d. Hiperkolesterolemia
Hiperkolesterolemia merupakan keadaan ketika kadar kolesterol di dalam darah berlebih. LDL yang berlebih akan mengakibatkan terbentuknya plak pada pembuluh darah yang lama kelamaan akan semakin banyak dan menumpuk sehingga menganggu aliran darah.
e. Obesitas
Kegemukan merupakan salah satu faktor resiko terjadinya stroke. Hal tersebut terkait dengan tingginya kadar lemak dan kolesterol dalam darah pada orang dengan obesitas, yaitu biasanya kadar LDL lebih tinggi dibanding kadar HDL.
f. Merokok
Dari hasil berbagai penelitian diketahui bahwa orang-orang yang merokok ternyata memiliki kadar fibrinogen darah yang lebih tinggi dibanding orang yang tidak merokok. Peningkatan kadar fibrinogen ini dapat mempermudah terjadinya penebalan pembuluh darah sehingga pembuluh darah menjadi sempit dan kaku. Dengan demikian, dapat menyebabkan gangguan aliran darah.
Setiap orang dapat
terkena stroke, akan tetapi ada perilaku atau gaya hidup tertentu dan
kondisi medis tertentu yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena
stroke.
Faktor resiko stroke disini diartikan sebagai faktor-faktor penyebab
stroke atau yang mendasari tejadinya stroke pada seseorang.
Kondisi medis atau penyakit yang dapat menyebabkan stroke
Tekanan darah tinggi.
Tekanan darah tinggi, juga disebut hipertensi, dapat sangat meningkatkan
risiko stroke. Hal ini disebabkan karena tekanan darah yang terlalu
tinggi dapat membuat pembuluh darah di otak menjadi pecah lalu
terjadilah stroke (stroke hemoragik). Merokok, makananan yang mengadung
tinggi garam, dan minum alkohol terlalu banyak semua dapat meningkatkan
tekanan darah.
Kolesterol Tinggi.
Kolesterol tinggi dapat menjadi faktor risiko stroke, karena kolesterol
tinggi dalam darah dapat membangun timbunan lemak (plak) pada dinding
pembuluh darah. Deposit lemak (plak) tersebut dapat memblokir aliran
darah ke otak, menyebabkan stroke (stroke iskemik).
Penyakit jantung.
Gangguan jantung dapat meningkatkan risiko stroke. Misalnya, penyakit
jantung koroner (CAD) meningkatkan resiko stroke. Kondisi jantung
lainnya, seperti cacat katup jantung, denyut jantung tidak teratur
(termasuk fibrilasi atrium), dan bilik jantung membesar, dapat membentuk
penggumpalan darah yang dapat menyumbat pembuluh darah di otak lalu
menyebabkan stroke.
Diabetes.
Memiliki penyakt diabetes atau kencing manis dapat meningkatkan resiko
stroke dan bisa membuat stroke menjadi semakin parah. Diabetes adalah
suatu kondisi yang menyebabkan gula darah tinggi yang seharusnya gula
tersebut masuk ke dalam sel-sel tubuh. Gula darah yang tinggi (diabetes)
cenderung terjadi bersamaan dengan tekanan darah tinggi dan kolesterol
tinggi yang semuanya meningkatkan risiko stroke.
Kegemukan dan obesitas.
Kelebihan berat badan atau obesitas dapat meningkatkan kadar kolesterol
total, meningkatkan tekanan darah, dan menjadi faktor resiko tejadinya
diabetes.
Serangan stroke sebelumnya atau transient ischemic (TIA).
Jika Anda pernah mengalami stroke sebelumnya atau TIA (“mini-stroke,”
atau stroke ringan) ada kemungkinan besar bahwa Anda bisa mengalami
stroke di kemudian hari.
Penyakit sel sabit.
Penyakit sel sabit merupakan kelainan darah yang berhubungan dengan
stroke iskemik, dan terutama mempengaruhi anak-anak Afrika-Amerika dan
Hispanik.
Stroke dapat terjadi jika sel-sel sabit terjebak dalam pembuluh darah
dan menyumbat aliran darah ke otak. Sekitar 10% dari anak-anak dengan
penyakit sel sabit akan memiliki stroke.
Faktor Perilaku atau gaya hidup/kebiasaan buruk yang dapat menyebabkan
stroke
Merokok
Merokok diyakini menjadi resiko stroke karena dapat melukai pembuluh
darah dan mempercepat pengerasan arteri. Karbon monoksida dalam asap
rokok mengurangi jumlah oksigen dalam darah. Asap rokok dapat
meningkatkan risiko stroke dibandingkan orang yang tidak merokok.
merokok dapat menyebabkan stroke
merokok dapat menyebabkan stroke
Minum Alkohol
Minum terlalu banyak alkohol dapat meningkatkan tekanan darah, yang
meningkatkan risiko stroke. Hal ini juga meningkatkan kadar
trigliserida, suatu bentuk kolesterol, yang bisa mengeras pada arteri.
Kurang Aktifitas Fisik
Kurang Aktifitas Fisik atau olahraga dapat meningkatkan berat badan,
yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah dan kadar kolesterol.
Ketidakaktifan juga merupakan faktor risiko untuk diabetes, yang
semuanya merupakan faktor resiko stroke.
Semua faktor resiko di atas masih dapat dikendalikan, namun ada juga
faktor resiko stroke yang tidak dapat diubah atau dikendalikan.
Faktor Resiko stroke yang tak dapat diubah
Riwayat keluarga.
Memiliki riwayat keluarga stroke meningkatkan kemungkinan seseorang
terserang stroke.
Usia dan jenis kelamin.
Semakin tua Anda, semakin besar kemungkinan Anda untuk mengalami stroke.
Untuk usia 65 dan lebih tua, laki-laki berada pada risiko yang lebih
besar daripada wanita.
Bersumber dari: Stroke – Faktor Risiko Stroke | Mediskus
Bersumber dari: Stroke – Faktor Risiko Stroke | Mediskus
Setiap orang dapat
terkena stroke, akan tetapi ada perilaku atau gaya hidup tertentu dan
kondisi medis tertentu yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena
stroke.
Faktor resiko stroke disini diartikan sebagai faktor-faktor penyebab
stroke atau yang mendasari tejadinya stroke pada seseorang.
Kondisi medis atau penyakit yang dapat menyebabkan stroke
Tekanan darah tinggi.
Tekanan darah tinggi, juga disebut hipertensi, dapat sangat meningkatkan
risiko stroke. Hal ini disebabkan karena tekanan darah yang terlalu
tinggi dapat membuat pembuluh darah di otak menjadi pecah lalu
terjadilah stroke (stroke hemoragik). Merokok, makananan yang mengadung
tinggi garam, dan minum alkohol terlalu banyak semua dapat meningkatkan
tekanan darah.
Kolesterol Tinggi.
Kolesterol tinggi dapat menjadi faktor risiko stroke, karena kolesterol
tinggi dalam darah dapat membangun timbunan lemak (plak) pada dinding
pembuluh darah. Deposit lemak (plak) tersebut dapat memblokir aliran
darah ke otak, menyebabkan stroke (stroke iskemik).
Penyakit jantung.
Gangguan jantung dapat meningkatkan risiko stroke. Misalnya, penyakit
jantung koroner (CAD) meningkatkan resiko stroke. Kondisi jantung
lainnya, seperti cacat katup jantung, denyut jantung tidak teratur
(termasuk fibrilasi atrium), dan bilik jantung membesar, dapat membentuk
penggumpalan darah yang dapat menyumbat pembuluh darah di otak lalu
menyebabkan stroke.
Diabetes.
Memiliki penyakt diabetes atau kencing manis dapat meningkatkan resiko
stroke dan bisa membuat stroke menjadi semakin parah. Diabetes adalah
suatu kondisi yang menyebabkan gula darah tinggi yang seharusnya gula
tersebut masuk ke dalam sel-sel tubuh. Gula darah yang tinggi (diabetes)
cenderung terjadi bersamaan dengan tekanan darah tinggi dan kolesterol
tinggi yang semuanya meningkatkan risiko stroke.
Kegemukan dan obesitas.
Kelebihan berat badan atau obesitas dapat meningkatkan kadar kolesterol
total, meningkatkan tekanan darah, dan menjadi faktor resiko tejadinya
diabetes.
Serangan stroke sebelumnya atau transient ischemic (TIA).
Jika Anda pernah mengalami stroke sebelumnya atau TIA (“mini-stroke,”
atau stroke ringan) ada kemungkinan besar bahwa Anda bisa mengalami
stroke di kemudian hari.
Penyakit sel sabit.
Penyakit sel sabit merupakan kelainan darah yang berhubungan dengan
stroke iskemik, dan terutama mempengaruhi anak-anak Afrika-Amerika dan
Hispanik.
Stroke dapat terjadi jika sel-sel sabit terjebak dalam pembuluh darah
dan menyumbat aliran darah ke otak. Sekitar 10% dari anak-anak dengan
penyakit sel sabit akan memiliki stroke.
Faktor Perilaku atau gaya hidup/kebiasaan buruk yang dapat menyebabkan
stroke
Merokok
Merokok diyakini menjadi resiko stroke karena dapat melukai pembuluh
darah dan mempercepat pengerasan arteri. Karbon monoksida dalam asap
rokok mengurangi jumlah oksigen dalam darah. Asap rokok dapat
meningkatkan risiko stroke dibandingkan orang yang tidak merokok.
merokok dapat menyebabkan stroke
merokok dapat menyebabkan stroke
Minum Alkohol
Minum terlalu banyak alkohol dapat meningkatkan tekanan darah, yang
meningkatkan risiko stroke. Hal ini juga meningkatkan kadar
trigliserida, suatu bentuk kolesterol, yang bisa mengeras pada arteri.
Kurang Aktifitas Fisik
Kurang Aktifitas Fisik atau olahraga dapat meningkatkan berat badan,
yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah dan kadar kolesterol.
Ketidakaktifan juga merupakan faktor risiko untuk diabetes, yang
semuanya merupakan faktor resiko stroke.
Semua faktor resiko di atas masih dapat dikendalikan, namun ada juga
faktor resiko stroke yang tidak dapat diubah atau dikendalikan.
Faktor Resiko stroke yang tak dapat diubah
Riwayat keluarga.
Memiliki riwayat keluarga stroke meningkatkan kemungkinan seseorang
terserang stroke.
Usia dan jenis kelamin.
Semakin tua Anda, semakin besar kemungkinan Anda untuk mengalami stroke.
Untuk usia 65 dan lebih tua, laki-laki berada pada risiko yang lebih
besar daripada wanita.
Bersumber dari: Stroke – Faktor Risiko Stroke | Mediskus
Bersumber dari: Stroke – Faktor Risiko Stroke | Mediskus
Setiap orang dapat
terkena stroke, akan tetapi ada perilaku atau gaya hidup tertentu dan
kondisi medis tertentu yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena
stroke.
Faktor resiko stroke disini diartikan sebagai faktor-faktor penyebab
stroke atau yang mendasari tejadinya stroke pada seseorang.
Kondisi medis atau penyakit yang dapat menyebabkan stroke
Tekanan darah tinggi.
Tekanan darah tinggi, juga disebut hipertensi, dapat sangat meningkatkan
risiko stroke. Hal ini disebabkan karena tekanan darah yang terlalu
tinggi dapat membuat pembuluh darah di otak menjadi pecah lalu
terjadilah stroke (stroke hemoragik). Merokok, makananan yang mengadung
tinggi garam, dan minum alkohol terlalu banyak semua dapat meningkatkan
tekanan darah.
Kolesterol Tinggi.
Kolesterol tinggi dapat menjadi faktor risiko stroke, karena kolesterol
tinggi dalam darah dapat membangun timbunan lemak (plak) pada dinding
pembuluh darah. Deposit lemak (plak) tersebut dapat memblokir aliran
darah ke otak, menyebabkan stroke (stroke iskemik).
Penyakit jantung.
Gangguan jantung dapat meningkatkan risiko stroke. Misalnya, penyakit
jantung koroner (CAD) meningkatkan resiko stroke. Kondisi jantung
lainnya, seperti cacat katup jantung, denyut jantung tidak teratur
(termasuk fibrilasi atrium), dan bilik jantung membesar, dapat membentuk
penggumpalan darah yang dapat menyumbat pembuluh darah di otak lalu
menyebabkan stroke.
Diabetes.
Memiliki penyakt diabetes atau kencing manis dapat meningkatkan resiko
stroke dan bisa membuat stroke menjadi semakin parah. Diabetes adalah
suatu kondisi yang menyebabkan gula darah tinggi yang seharusnya gula
tersebut masuk ke dalam sel-sel tubuh. Gula darah yang tinggi (diabetes)
cenderung terjadi bersamaan dengan tekanan darah tinggi dan kolesterol
tinggi yang semuanya meningkatkan risiko stroke.
Kegemukan dan obesitas.
Kelebihan berat badan atau obesitas dapat meningkatkan kadar kolesterol
total, meningkatkan tekanan darah, dan menjadi faktor resiko tejadinya
diabetes.
Serangan stroke sebelumnya atau transient ischemic (TIA).
Jika Anda pernah mengalami stroke sebelumnya atau TIA (“mini-stroke,”
atau stroke ringan) ada kemungkinan besar bahwa Anda bisa mengalami
stroke di kemudian hari.
Penyakit sel sabit.
Penyakit sel sabit merupakan kelainan darah yang berhubungan dengan
stroke iskemik, dan terutama mempengaruhi anak-anak Afrika-Amerika dan
Hispanik.
Stroke dapat terjadi jika sel-sel sabit terjebak dalam pembuluh darah
dan menyumbat aliran darah ke otak. Sekitar 10% dari anak-anak dengan
penyakit sel sabit akan memiliki stroke.
Faktor Perilaku atau gaya hidup/kebiasaan buruk yang dapat menyebabkan
stroke
Merokok
Merokok diyakini menjadi resiko stroke karena dapat melukai pembuluh
darah dan mempercepat pengerasan arteri. Karbon monoksida dalam asap
rokok mengurangi jumlah oksigen dalam darah. Asap rokok dapat
meningkatkan risiko stroke dibandingkan orang yang tidak merokok.
merokok dapat menyebabkan stroke
merokok dapat menyebabkan stroke
Minum Alkohol
Minum terlalu banyak alkohol dapat meningkatkan tekanan darah, yang
meningkatkan risiko stroke. Hal ini juga meningkatkan kadar
trigliserida, suatu bentuk kolesterol, yang bisa mengeras pada arteri.
Kurang Aktifitas Fisik
Kurang Aktifitas Fisik atau olahraga dapat meningkatkan berat badan,
yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah dan kadar kolesterol.
Ketidakaktifan juga merupakan faktor risiko untuk diabetes, yang
semuanya merupakan faktor resiko stroke.
Semua faktor resiko di atas masih dapat dikendalikan, namun ada juga
faktor resiko stroke yang tidak dapat diubah atau dikendalikan.
Faktor Resiko stroke yang tak dapat diubah
Riwayat keluarga.
Memiliki riwayat keluarga stroke meningkatkan kemungkinan seseorang
terserang stroke.
Usia dan jenis kelamin.
Semakin tua Anda, semakin besar kemungkinan Anda untuk mengalami stroke.
Untuk usia 65 dan lebih tua, laki-laki berada pada risiko yang lebih
besar daripada wanita.
Bersumber dari: Stroke – Faktor Risiko Stroke | Mediskus
Bersumber dari: Stroke – Faktor Risiko Stroke | Mediskus
Setiap orang dapat
terkena stroke, akan tetapi ada perilaku atau gaya hidup tertentu dan
kondisi medis tertentu yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena
stroke.
Faktor resiko stroke disini diartikan sebagai faktor-faktor penyebab
stroke atau yang mendasari tejadinya stroke pada seseorang.
Kondisi medis atau penyakit yang dapat menyebabkan stroke
Tekanan darah tinggi.
Tekanan darah tinggi, juga disebut hipertensi, dapat sangat meningkatkan
risiko stroke. Hal ini disebabkan karena tekanan darah yang terlalu
tinggi dapat membuat pembuluh darah di otak menjadi pecah lalu
terjadilah stroke (stroke hemoragik). Merokok, makananan yang mengadung
tinggi garam, dan minum alkohol terlalu banyak semua dapat meningkatkan
tekanan darah.
Kolesterol Tinggi.
Kolesterol tinggi dapat menjadi faktor risiko stroke, karena kolesterol
tinggi dalam darah dapat membangun timbunan lemak (plak) pada dinding
pembuluh darah. Deposit lemak (plak) tersebut dapat memblokir aliran
darah ke otak, menyebabkan stroke (stroke iskemik).
Penyakit jantung.
Gangguan jantung dapat meningkatkan risiko stroke. Misalnya, penyakit
jantung koroner (CAD) meningkatkan resiko stroke. Kondisi jantung
lainnya, seperti cacat katup jantung, denyut jantung tidak teratur
(termasuk fibrilasi atrium), dan bilik jantung membesar, dapat membentuk
penggumpalan darah yang dapat menyumbat pembuluh darah di otak lalu
menyebabkan stroke.
Diabetes.
Memiliki penyakt diabetes atau kencing manis dapat meningkatkan resiko
stroke dan bisa membuat stroke menjadi semakin parah. Diabetes adalah
suatu kondisi yang menyebabkan gula darah tinggi yang seharusnya gula
tersebut masuk ke dalam sel-sel tubuh. Gula darah yang tinggi (diabetes)
cenderung terjadi bersamaan dengan tekanan darah tinggi dan kolesterol
tinggi yang semuanya meningkatkan risiko stroke.
Kegemukan dan obesitas.
Kelebihan berat badan atau obesitas dapat meningkatkan kadar kolesterol
total, meningkatkan tekanan darah, dan menjadi faktor resiko tejadinya
diabetes.
Serangan stroke sebelumnya atau transient ischemic (TIA).
Jika Anda pernah mengalami stroke sebelumnya atau TIA (“mini-stroke,”
atau stroke ringan) ada kemungkinan besar bahwa Anda bisa mengalami
stroke di kemudian hari.
Penyakit sel sabit.
Penyakit sel sabit merupakan kelainan darah yang berhubungan dengan
stroke iskemik, dan terutama mempengaruhi anak-anak Afrika-Amerika dan
Hispanik.
Stroke dapat terjadi jika sel-sel sabit terjebak dalam pembuluh darah
dan menyumbat aliran darah ke otak. Sekitar 10% dari anak-anak dengan
penyakit sel sabit akan memiliki stroke.
Faktor Perilaku atau gaya hidup/kebiasaan buruk yang dapat menyebabkan
stroke
Merokok
Merokok diyakini menjadi resiko stroke karena dapat melukai pembuluh
darah dan mempercepat pengerasan arteri. Karbon monoksida dalam asap
rokok mengurangi jumlah oksigen dalam darah. Asap rokok dapat
meningkatkan risiko stroke dibandingkan orang yang tidak merokok.
merokok dapat menyebabkan stroke
merokok dapat menyebabkan stroke
Minum Alkohol
Minum terlalu banyak alkohol dapat meningkatkan tekanan darah, yang
meningkatkan risiko stroke. Hal ini juga meningkatkan kadar
trigliserida, suatu bentuk kolesterol, yang bisa mengeras pada arteri.
Kurang Aktifitas Fisik
Kurang Aktifitas Fisik atau olahraga dapat meningkatkan berat badan,
yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah dan kadar kolesterol.
Ketidakaktifan juga merupakan faktor risiko untuk diabetes, yang
semuanya merupakan faktor resiko stroke.
Semua faktor resiko di atas masih dapat dikendalikan, namun ada juga
faktor resiko stroke yang tidak dapat diubah atau dikendalikan.
Faktor Resiko stroke yang tak dapat diubah
Riwayat keluarga.
Memiliki riwayat keluarga stroke meningkatkan kemungkinan seseorang
terserang stroke.
Usia dan jenis kelamin.
Semakin tua Anda, semakin besar kemungkinan Anda untuk mengalami stroke.
Untuk usia 65 dan lebih tua, laki-laki berada pada risiko yang lebih
besar daripada wanita.
Bersumber dari: Stroke – Faktor Risiko Stroke | Mediskus
Bersumber dari: Stroke – Faktor Risiko Stroke | Mediskus
0 komentar:
Posting Komentar