Definisi Menurut Archer:
Odontektomi adalah pengambilan gigi dengan prosedur bedah dengan
pengangkatan mukoperiosteal flap dan membuang tulang yang ada diatas
gigi dan juga tulang disekitar akar bukal dengan chisel, bur, atau
rongeurs.
Sistem
klasifikasi untuk impaksi gigi M3 maksila pada dasarnya sama dengan
impaksi gigi M3 mandibula. Meskipun demikian beberapa perbedaan dan
penambahan harus dibuat untuk menjadikannya lebih akurat dalam prosedur
perawatan.
Berdasarkan angulasinya, tiga tipe impaksi untuk M3 maksila adalah (gbr. 9-39) :
- vertical impaksi
- distoangular impaksi
- mesioangular impaksi
Vertikal
impaksi terjadi pada hampir 63% kasus, distoangular impaksi terjadi
25%, mesioangular impaksi terjadi pada 12% kasus. Posisi yang lain namun
terjadi hanya kurang dari 1% seperti : transverse, inverted, dan
horizontal. Impaksi vertikal dan distoangular lebih mudah diekstraksi
sementara mesioangular lebih sulit. Mesioangular impaksi lebih sulit
karena tulang yang diatas gigi imnpaksi yang harus dibuang atau
diekspansi terletak di posterior dari gigi (lebih sulit dibandingkan
distoangular atau vertikal impaksi).
Posisi
M3 maksila dalam arah bukopalatal juga menentukan tingkat kesulitan
ekstraksi. Kebanyakan M3 maksila menyudut ke bukal aspek dari alveolar
prosesus, yang membuat tulang diatas area tersebut tipis dan
menjadikannya mudah untuk diekstraksi atau diekspansi. Terkadang impaksi
gigi M3 maksila menyudut ke aspek palatal dari prosesus alveolar. Hal
ini membuat gigi lebih sulit untuk diekstraksi, karena sejumlah besar
tulang harus dihilangkan untuk mendapatkan akses ke gigi.
The Pell dan Gregory mengklasifikasikan impaksi berdasarkan hubungannya dengan oklusal plane menjadi A, B, dan C. (gbr 9-40).
Kelas A permukaan oklusal M3 sejajar dengan permukaan oklusal M2.
Kelas B permukaan oklusal dari M3 terletak diantara oklusal plane dan cervikal line M2.
Kelas C permukaan oklusal M3 dibawah cervikal line M2.
Faktor
yang mempersulit ekstraksi gigi M3 maksila diantaranya adalah bentuk
individual akar dari M3. akar yang fusi lebih mudah diekstraksi
dibandingkan akar yang erratic (menyebar). Folikel yang mengelilingi
gigi impaksi juga mempersulit ekstraksi. Jika folikel luas gigi lebih
mudah diekstraksi dibandingkan jika polikel tipis atau idak ada.
Densitas tulang juga mempersulit ekstraksi gigi M3. pasien muda lebih
dense dan elastik. Hubungan dengan M2 juga mempengaruhi kesulitan
ekstraksi gigi M3.
Faktor
lain yang mempengaruhi kesulitan ekstraksi M3 maksila dibandingkan
mandibula adalah kehadiran sinus maksilaris. Jika akar M3 berkontak
dengan maksilari sinus, ekstraksi gigi M3 akan menghasilkan komplikasi
sinus maksilari seperti sinusitis atau oroantral fistula. Terakhir,
ekstraksi dari gigi M3 maksila dapat membuat tuberositas maksila menjadi
fraktur.
Klasifikasi Untuk Gigi Impaksi Mandibula
Klasifikasi Untuk Gigi Impaksi Mandibula
a. Menurut Winter (1926)
·Vertikal
·Horizontal
·Inverted
·Unusual
·Mesioangular
·Distoangular
·Buccoangular
·Linguoangular
b. Menurut Pell & Gregory (1933)
c. Menurut Archer (1975) à Gabungan antara Winter dengan Pell & Gregory
d. Menurut Wright (1985) à bentuk akar gigi
·Vertikal
·Horizontal
·Inverted
·Unusual
·Mesioangular
·Distoangular
·Buccoangular
·Linguoangular
b. Menurut Pell & Gregory (1933)
- Berdasarkan ruang antara ramus dan sisi distal M2 : à 3 klas
1. Klas I à ruang cukup
2. Klas II à ruang kurang
3. Klas III à tdk ada ruang/M3 dalam ramus mandibula.
- Berdasarkan relasi antara ramus mandibula dan molar kedua meliputi.
1. Posisi A à bagian tertinggi dari gigi terletak lebih tinggi atau sejajar dengan garis oklusal gigi M2.
2. Posisi B à bagian tertinggi dari gigi terletak diantara garis oklusal dan garis servikal gigi M2.
3. Posisi C à bagian tertinggi dari gigi terletak dibawah servikal line gigi M2.
d. Menurut Wright (1985) à bentuk akar gigi
– Akar lurus terpisah atau fusi
– Akar bengkok ke distal/mesial
– Kombinasi
Impaksi Gigi Lainnya
Setelah
M3 mandibula dan maksila, gigi lain yang terkadang impaksi adalah
Canine. Jika gigi terletak diatas dalam kelas B atau C dan menyudut ke
labial aspek. Penanganannya dapat dilakukan dengan prosedur flap dan
orthodontic appliances. Teknik flap yang digunakan adalah dengan insisi
anterior, inferior, dan posterior mukosa. Kemudian flap diangkat dan
diretraksi ke apical (apically repositioned flap). Tulang yang ada
dibersihkan dengan chisel atau bur dan flap di posisikan ke apikal lalu
dijahit. Setelah itu diberikan periodontal pack sampai proses healing
terjadi. Setelah 7-10 hari orthodontist dapat melakukan pemasangan
bracket pada gigi untuk menariknya kearah yang diinginkan.
Langkah-langkah dasar dalam merencanakan prosedur operasi :
1. Pelajari hasil rontgen foto
- Tidak ada penajaman atau pemendekan gambar
- Bentuk gigi
- Jumlah serta lenkung akar
- Letak / posisi gigi
2. Klasifikasi gigi impaksi
3. Pelajari posisi gigi impaksi secara klinis
4. Lakukan palpasi disekeliling daerah operasi
Prosedur Operasi :
1. Rencanakan outline flap yang akan digunakan , sehingga setelah operasi nanti diharapkan terjadi penyembuhan yang baik
2. Tentukan bagaimana cara mengeluarkan gigi
- Dengan pembelahan gigi
- Hanya dengan pengangkatan tulang
- Kombinasi pemngangkatan tulang dan pembelahan gigi
3. Perkirakan pembukaan tulang sehingga dapat memberikan ruangan yang cukup untuk mengeluarkan gigi impaksi
4. Rencanakan dengan metode yang logis dan instrumen yang tepat.
Komplikasi pada waktu operasi M3
- Perdarahan
- Fraktur akar gigi M3
- Kerusakan gigi M2
- Fraktur mandibula
- Fraktur tuberositas maksila
0 komentar:
Posting Komentar