Tidak semua karyawan mengajukan surat sakit karena masalah kesehatan
fisik. Studi terbaru dari Inggris menyebut karyawan bahkan lebih sering
mengajukan surat sakit karena masalah kesehatan mental daripada nyeri
otot.
Studi yang dilakukan National Health Services dari Inggris
mengatakan terjadi kenaikan persentase surat sakit akibat stres dan
gangguan cemas. Tercatat ada kenaikan 14 persen karyawan yang tidak
masuk kerja karena masalah kesehatan mental dari tahun 2015 ke 2017.
Dikutip
dari BBC, penelitian dilakukan kepada 12 juta surat sakit dari berbagai
kantor di Inggris. Penelitian ini dilakukan selama 2 tahun, dan
merupakan penelitian pertama yang membahas alasan karyawan tidak masuk
kerja karena sakit secara detail.
Hasil penelitian menyebut
sekitar 33 persen atau sepertiga alasan karyawan tidak masuk kerja
karena sakit adalah karena alasan mental. Hal ini sangat jauh
dibandingkan dengan penyakit muskoskeletal dan gangguan pernapasan yang
persentasenya berkisar di 10 dan 3 persen.
Karyawan yang
mengajukan surat sakit karena alasan mental juga diketahui absen lebih
lama, sekitar 12 minggu. Gangguan kecemasan, depresi dan stres merupakan
3 masalah mental utama yang menjadi alasan karyawan tidak masuk kerja
karena sakit.
Dr Jed Boardman dari Royal College Psychiatrists
mengatakan tingginya angka karyawan yang tidak masuk kerja karena
masalah mental ini cukup mengkhawatirkan. Di satu sisi, mereka mendapat
istirahat yang dibutuhkan dan menjalani pengobatan.
"Di sisi
lain, tidak semua masalah mereka selesai ketika kembali bekerja. Kantor
harus sudah mulai mengakomodasi ini, termasuk mengurangi ataupun
menyesuaikan target yang dimiliki karyawan," tuturnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar