PROSEDUR BEDAH ODONTEKTOMI
Prinsip dan langkah-langkah untuk menghilangkan gigi impaksi sama dengan surgical extraction lain. Ada 5 teknik dasar :
- Mendapatkan exposure yang cukup ke area gigi impaksi ini berarti pengangkatan flap jaringan lunak harus memberikan dimensi yang cukup bagi operator untuk melakukan pembedahan yang perlu.
- Mendapatkan akses yang diperlukan untuk pembuangan tulang agar gigi terlihat untuk dilakukan pemotongan atau pengangkatan.
- Membelah/membagi gigi dengan bur atau chisel (pisau bedah) agar ekstraksi gigi dapat dilakukan tanpa pembuangan tulang berlebihan.
- Mengangkat potongan gigi dari prosesus alveolar dengan elevator.
- Pembersihan dengan irigasi dan pembersihan mekanis dengan kurettase dan ditutup dengan simple interrupted suture.
Meskipun
pendekatan bedahnya mirip dengan ekstraksi dengan bedah gigi lainnya,
namun perlu diingat bahwa pengangkatan gigi memerlukan pembuangan
tulang, kadang memerlukan pembelahan gigi, dan karena tulang yang
dibuang relative keras maka alat dan teknik melakukannya harus sangat
baik. Gigi sebenarnya bisa diangkat tanpa dilakukan pembelahan namun
harus dengan membuang sejumlah besar tulang. Hal ini akan memperlama
penyembuhan dan melemahkan rahang. Namun pemotongan gigi menjadi banyak
bagian juga tidak terlalu baik karena akan memperlama waktu operasi.
Jadi buanglah tulang dan potonglah gigi sesuai dengan kebutuhan untuk
menyingkat waktu bedah dan proses penyembuhan.
Langkah 1 :
Pengangkatan
Flap yang Cukup untuk Aksesbilitas. Untuk mendapatkan akses ke area dan
penglihatan yang ke tulang, surgeon harus melakukan mukoperiosteal
flap. Ada teknik melakukan flap : envelope flap dan three-corner flap.
Envelope flap merupakan favorite karena mudah ditutup dan proses
penyembuhan lebih cepat, sedangkan three-corner flap dilakukan untuk
mendapatkan akses yang lebih dalam ke area akar gigi. Flap envelope
direfleksikan dari leher M1 dan M2 tetapi dengan perluasan distal kea
rah lateral atau bukal ke dalam region M3 (trigonum retromolare). Flap
mandibula yang paling sering digunakan adalah envelope tanpa insisi
tambahan,
- Envelope flap insisi dimulai dari mesial papila M1 melewati leher gigi sampai ke sudut distobukal M2 dan kemudian terus lurus kebelakang ke samping anterior border mandibula (gbr 9-43). Insisi kebelakang harus dalam garis lurus dan tetap diatas tulang. Insisi kebelakang tidak boleh masuk ke sublingual space karena disana bisa mencederai lingual nerve yang dekat dengan area M3 mandibula. Kemudian flap diangkat ke eksternal oblique ridge dengan elevator. Retraktor diletakkan di buccal shelf, hanya pada eksternal obliq ridge dan distabilisasi dengan memberikan tekanan ke tulang. Retractor Austin dan Minnesota biasa digunakan.
- Three-corner flap insisi berjalan dari belakang, dari distobucal line angle M2 melewati leher gigi kemudian kedepan ke arah apikal M1. (gbr 9-44)
- Aspek lingual mandibula dihindari untuk mencegah cedera pada N. lingualis. Flap serupa digunakan pada lengkung rahang atas, tetapi diletakkan di atas tuberositas sedangkan peluasan distalnya tetap ke lateral atau bukal.
Langkah 2 :
Pengambilan
Tulang Diatas Gigi Impaksi. Setelah soft tissue diangkat, surgeon harus
menentukan bagian tulang mana yang akan diambil. Pada beberapa kasus,
gigi bisa langsung dipotong dengan chisel tanpa harus dilakukan
pengambilan tulang. Pengamilan tulang dilakukan dengan menggunakan
drill. Alat yang biasa digunakan handpiece with adequate speed, high
torque, round bur no.8, dan telah disterilkan dengan steam autoclave.
Tulang yang diatas permukaan oklusal, bukal, dan distal dibuang lebih
dulu (gbr.9-45). Jarang dilakukan pada bagian lingual karena
membahayakan lingual nerve. Untuk gigi maksila, tulang yang pertama
diambil bagian bukal kebawah sampai servikal line dan terlihat mahkota
klinisnya. Karena tulang di maksila tipis, pengambilan tulang bisa
dengan chisel atau hand instrumen.
Langkah 3 :
Pemotongan
Gigi. Dilakukan dengan bur atau chisel. Bur jangan digunakan untuk
memotong dalam arah lingual. (skali lg ad lingual nerve-nya). Impaksi
gigi maksila jarang dilakukan pemotongan gigi, karena lapisan tulang
biasanya tipis dan relative elastis. Secara umum impaksi gigi dimanapun
berada, pemotongan biasanya dilakukan pada servikal line. Hal ini akan
memudahkan pengambilan bagian mahkota, mendorong bagian akar ke ruang
yang ditempati bagian mahkota, kemudian mengangkat bagian akar. Pada
kasus mesioangular yang cenderung sulit, pemotongan dilakukan pada
bagian distal setengah mahkota gigi sampai ke bawah cervical line dari
aspek distal. Setelah bagian distal diangkat, small straight elevator
disisipkan ke purchase point pada mesial aspek M3, dan gigi diangkat
dengan gerakan rotasi dan lever dengan elevator (gbr 9-46). Pada kasus
horizontal impaksi setelah tulang yang diinginkan diambil, gigi dipotong
tepat di servikal line, kemudian pengangkatan bagian gigi sama dengan
pengambilan gigi secara umum (gbr 9-47). Pada kasus vertical impaksi
gigi dipotong menjadi bagian mesial dan distal (gbr 9-48).
Langkah 4 :
Pengambilan
Potongan Gigi dengan Elevator. Setelah tulang dibersihkan dan gigi
dipotong, langkah selanjutnya adalah mengangkat potongan gigi dengan
dental elevator. Pada mandibula elevator yang biasa digunakan adalah
straight elevator, the paired Cryer elevator, dan Crane pick. Perbedaan
pengambilan gigi impaksi dengan ekstraksi biasa adalah pada pengambilan
gigi impaksi hampir tidak diperlukan luksasi gigi untuk tujuan ekspansi
bucal or linguocortical plate. Karena tulang telah dibuang dan gigi
telah dipotong. Pemberian tekanan yang eksesive malah akan membahayakan
gigi M2 sebelahnya dan keseluruhan mandibula. Elevator didesain bukan
untuk memberikan tekanan berlebih pada gigi akan tetapi untuk mencungkil
gigi atau akar gigi kearah yang diinginkan dengan tekanan yang sesuai.
Langkah 5 :
Debridement
of Wound and Wound Closure. Setelah gigi impaksi diangkat, langkah
berikutnya adalah pembersihan wound (soket) dari semua debris yang
mungkin ada dari pecahan tulang dan lainnya. Pembersihan dengan irigasi
salin sterile dan pembersihan mekanis dengan periapikal kuretase. Tulang
hasil kuretase harus halus dan pinggirannya tidak tajam. Sebuah
mosquito hemostat dapat digunakan untuk mengambil sisa dental folikel.
Penutupan
insisi adalah penutupan yang dilakukan pertama kali. Jika disain flap
baik dan tidak traumatized maka flap akan dengan mudah dikembalikan ke
tempat asalnya. Penjahitan awal dibuat melalui attach tissue /
perlekatan jaringan pada aspek posterior dari M2, jahitan tambahan
dilakukan ke belakang dari posisi tersebut dan kedepan melalui papila
pada sisi mesial dari M2. Biasanya 3-4 jahitan diperlukan untuk menutup
flap bedah.
0 komentar:
Posting Komentar