- Otitis media serosa akut
- Otitis eksterna
Komplikasi
- Otitis Media Supuratif Kronik
- Abses sub-periosteal
- Mastoiditis akut
Rencana Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
Penatalaksanaan
- Asupan gizi yang baik untuk meningkatkan daya tahan tubuh
- Pemberian farmakoterapi dengan:
- Topikal
- Pada stadium oklusi, tujuan terapi dikhususkan untuk membuka kembali tuba eustachius. Obat tetes hidung HCl efedrin 0,5% (atau oksimetazolin 0,025%) diberikan dalam larutan fisiologik untuk anak kurang dari 12 tahun dan HCl efedrin 1% (atau oksimetazolin 0,05%) dalam larutan fisiologik untuk anak yang berumur lebih dari 12 tahun atau dewasa.
- Pada stadium perforasi, diberikan obat cuci telinga H2O2 3% selama 3-5 hari, dilanjutkan antibiotik adekuat yang tidak ototoksik seperti ofloxacin tetes telinga sampai 3 minggu.
- Oral sistemik
- Dapat diberikan antihistamin bila ada tanda-tanda alergi.
- Antipiretik seperti paracetamol sesuai dosis anak.
- Antibiotik yang diberikan pada stadium oklusi dan hiperemis ialah penisilin atau eritromisin, selama 10-14 hari:
- Ampisilin : Dewasa 500 mg 4 x sehari; Anak 25 mg/KgBB 4 x sehari atau
- Amoksisilin: Dewasa 500 mg 3 x sehari; Anak 10 mg/KgBB 3 x sehari atau
- Eritromisin : Dewasa 500 mg 4 x sehari; Anak 10 mg/KgBB 4 x sehari
- Jika terdapat resistensi, dapat diberikan kombinasi dengan asam klavulanat atau sefalosporin.
- Pada stadium supurasi dilakukan miringotomi (kasus rujukan) dan pemberian antibiotik. Antibiotik yang diberikan:
- Amoxyciline: Dewasa 3x500 mg/hari. Pada bayi/anak 50mg/kgBB/hari; atau
- Erythromycine: Dewasa/ anak sama dengan dosis amoxyciline;atau
- Cotrimoxazole: (kombinasi trimethroprim 80 mg dan sulfamethoxazole 400 mg tablet) untuk dewasa 2x2 tablet, anak (trimethroprim 40 mg dan sulfamethoxazole 200 mg) suspensi 2x5 ml.
- Jika kuman sudah resisten (infeksi berulang): kombinasi amoxyciline dan asam klavulanat, dewasa 3x625 mg/hari. Pada bayi/anak, dosis disesuaikan dengan BB dan usia.
- Miringotomi (kasus rujukan). Indikasi miringotomi pada anak dengan OMA adalah nyeri berat, demam, komplikasi OMA seperti paresis nervus fasialis, mastoiditis, labirinitis, dan infeksi sistem saraf pusat. Miringotomi merupakan terapi third-line pada pasien yang mengalami kegagalan terhadap dua kali terapi antibiotik pada satu episode OMA.
0 komentar:
Posting Komentar