Pemeriksaan
Pemeriksaan
pada konjungtivitis dilakukan dengan identifikasi bakteri yang
menggunakan pewarnaan Gram atau Giemsa. Selain itu, dapat dilakukan
kultur terhadap bakteri patogen tersebut. Spesimen yang digunakan berupa
usapan pada konjungtiva. Pemeriksaan sensitivitas antibiotik dapat
dilakukan, sehingga dapat ditentukan jenis terapi antibiotik yang
sesuai. Namun, sebelum hasil pemeriksaan sensitivitas tersebut
diketahui, terapi antibiotik empiris harus diberikan.
Komplikasi
- Pembentukan jaringan parut konjungtiva, yang kemudian dapat menimbulkan simblefaron, trichiasis, entropion, dan xerosis konjungtiva
- Ulkus kornea, dapat menyebabkan infeksi N gonorrhoeae, N kochii, N meningitidis, dan S aureus secara sistemik
- Iridosiklitis
- Komplikasi sistemik, seperti arthritis gonorrhoea, endokarditis, dan septisemia
Penatalaksanaan
- terapi antibakterial broad-spectrum yang diberikan secara topikal, yaitu kloramfenikol 1%, gentamisin 0,3%, dan tetes mata framisetin. Penggunaan salep mata sebelum tidur dapat mengurangi perlengketan kelopak mata pada pagi hari. Jika penggunaan antibiotik tersebut tidak menimbulkan kesembuhan, dapat digunakan antibiotik topikal lain seperti ciprofloxacin, ofloxacin, dan gatifloxacin.
- Terapi antibiotik sistemik, yang digunakan pada konjungtivitis yang disebabkan N gonorrhoeae dan N meningitidis. Beberapa obat tersebut yaitu norfloxacin, cefoxitim, ceftriaxon, dan spectinomycin.
- Pada konjungtivitis purulen akut dan mukopurulen, perlu dilakukan irigasi pada kantung konjungtiva dengan cairan salin untuk membersihkan sekret pada konjungtiva. Namun, irigasi mata ini tidak boleh dilakukan secara rutin karena dapat merusak kandungan lisozim air mata.
- Pemberian atropin topikal, jika konjungtivitis tersebut melibatkan kornea sehingga terjadi ulkus kornea.
- Pemberian tetes mata astringen seperti tetes mata asam zins-boric pada konjungtivitis bakteri kronik, yang dapat meringankan gejala-gejalanya.
- edukasi terhadap kebersihan di rumah dan lingkungan sekitar untuk mencegah penularan penyakit.
- Penggunaan kacamata hitam, yang dapat mengurangi fotofobia
- Pada konjungtivitis mukopurulen, tidak boleh digunakan balut mata karena dapat menyebabkan pertumbuhan bakteri
- Terapi antiinflamasi dan analgesik, yang dapat digunakan untuk menyembuhkan gejala nyeri
Pada konjungtivitis purulen akut, terapi tersebut juga diberikan pada pasangan seksual pasien.
Pencegahan
Pencegahan
terhadap penyakit ini yaitu dengan menghindari kontak langsung dengan
pasien konjungtivitis dan imunisasi terhadap bakteri tertentu penyebab
konjungtivitis bakteri.
Prognosis
Konjungtivitis
akut biasanya dapat sembuh sendiri dalam 1-3 hari jika diobati dan
10-14 hari jika tidak diobati. Namun, konjungtivitis yang disebabkan
bakteri S aureus, N meningitidis, dan N gonorrhoeae akan menimbulkan komplikasi jika tidak diobati segera.
0 komentar:
Posting Komentar