PROSEDUR STANDART PEMERIKSAAN COLON
TATA CARA PEMERIKSAAN BARIUM ENEMA
METODE :
1. Double Contras
: merupakan standar untuk pemeriksaan colon orang dewasa, yang akan
dievaluasi adalah mukosa colon, polip, massa dan tanda keradangan.
2. Single Contras : merupakan pemeriksaan colon untuk penderita-penderita :
· anak-anak
· reduksi intussusepsi
· kecurigaan obstruksi colon
· kecurigaan diverticulitis acuta, irritable colon, colitis
· kecurigaan appendicitis acuta
· kecurigaan fistulasi acuta
· kecurigaan fistulasi colon
· penyakit megacolon
· penderita-penderita dengan keadaan umum jelek, debil atau persiapan yang kurang baik
INDIKASI :
- Gangguan pola buang air besar
- Nyeri daerah colon
- Kecurigaan massa daerah colon
- Melena
- Kecurigaan obstruksi colon
KONTRA INDIKASI :
- absolute
· toxic megacolon
· pseudo membranous colitis
· post biopsy colon (sebaiknya menunggu setelah 7 hari)
2. Relatif
· persiapan colon kurang baik
· baru saja mengalami pemeriksaan GI tract bagian atas dengan kontras
KOMPLIKASI :
- Perforasi usus
- Extraluminasi ke venous
- Water intoxication
- Intramural barium
- Cardiac arithmia
- Transient bactericemia
- ES obat-obatan yang dipergunakan (buscopan, dll)
PERSIAPAN :
- Kasus darurat (yang memerlukan single kontras) dan bayi tak perlu persiapan.
- Untuk wanita subur sebaiknya memperhatikan TEN DAY RULE.
· Penderita dianjurkan diet lunak (low residu) 3 hari sebelumnya.
·
Diet cair 1 hari sebelumnya. Pada malam hari diberikan urus-urus (jam
22.00 wib) diikuti dengan minur air putih secara bertahap sebanyak 6-8
gelas.
·
Bila ada kecurigaan massa colon atau perdarahan per-rectal dan tidak
ada kontra indikasi, dapat diberikan atropine per-oral.
· Pagi hari diberikan dulcolax supp (jam 04.00 wib). Penderita tidak boleh makan, minum dan merokok.
·
Bila pada hasil anamnesa dicurigai bahwa urus-urus kurang berhasil
atau kebersihan colon diragukan, maka dilakukan lavament (sampai
mencapai colon proximal) memakai air + 1-2 liter (sesuai dengan suhu
tubuh). Foto colon dilakukan paling cepat 1-2 jam setelah lavament.
· Penderita diberi penerangan tentang prosedur pemeriksaan.
· Dilakukan BOF bila ada kecurigaan :
- adanya sisa kontras di saluran pencernaan karena pemeriksaan sebelumnya.
- Kemungkinan adanya kontra indikasi pemeriksaan colon
KONTRAS MEDIA :
1. Double contrast, dipakai larutan lebih pekat (70 W/vol) dengan jumlah ± 300-400cc.
2. Single contrast, dipakai larutan lebih encer (150 watt/vol) dengan jumlah ± 600-800cc.
TATA CARA LAVEMENT/CLEANSING ENEMA :
- Lavement dilakukan oleh orang yang terlatih
- Pada orang dewasa diperlukan 1 - 1½ liter cairan
- Air hangat kaku + garam (1 cth/gelas yang sesuai ± 9 gr NaCl/l) dan dicampur bahan iritan
- Lavement dilakukan 2 ½ jam sebelum foto colon, agar tonus colon normal lagi dan cairan residu diserap
- Untuk px dari ruangan, sebaiknya dilavement juga pada malam sebelum pemeriksaan
-
Bila perlu, lavement lebih dari. 1 kali. Defekasi px sebaiknya dicek
oleh petugas bahwa beraknya hanya keluar air saja.
TEKNIK PEMERIKSAAN :
DOUBLE CONTRAST :
- Dilakukan RT untuk menilai tonus sphincter ani dan kemungkinan adanya massa.
- Dilakukan pemasangan kateter rectal, balon kateter digunakan bila dicurigai px tidak dapat menahan berak. Px Ca rectal dan ulcerative colitis daerah rectosigmoid, sebaiknya tidak memakai balon kateter yang besar
- Diberikan spasmolitik : mis. Buscopan IV/IM.
- Cairan Ba SO4 dimasukkan pelan-pelan dan selalu diikuti ujungnya. Diberikan kesempatan colon untuk adaptasi terhadap perubahan volume (diklem beberapa detik)
- Setelah mencapai flexura hepatica, sebagian kontras dikeluarkan lewat kateter. Secara bertahap dimasukkan gas. Sebelum mencapai caecum dibuat foto daerah rectosigmoid dengan posisi optimal (biasanya oblique supine ke kanan).
- Kontras diteruskan sampai dengan masuk daerah caecum diusahakan masuk ileum distal. Bila kontras tidak masuk ileum diusahakan manipulasi dengan memutar –mutar badan px dan palpasi daerah caecum.
- Dibuat foto daerah flexura lienalis (biasanya oblique supine ke kiri) dan flexura hepatica (oblique supine ke kanan).
- Bila perlu dibuat foto tambahan, dengan coating kontras dan posisi berbeda pada daerah lesi colon, daerah caecum bila kontras tidak masuk ileum (1 – 2 foto).
- Dibuat foto seluruh colon (terlentang / AP).
- Px jangan diturunkan dulu dari meja x-ray sebelum evaluasi hasil foto (basahnya).
- REKAPITULASI PENGGUNAAN FILM :
DAERAH
|
POSISI
|
STANDART
|
TAMBAHAN
|
1. Rectosigmoid
|
Supine oblique kanan
|
24/30
|
Posisi Lat
|
2. Flex. Lienalis
|
Supine oblique kiri
|
24/30
|
|
3. Flex. Hepatica
|
Supine oblique kanan
|
24/30
|
|
4. Caccum
|
Prone oblique kiri
|
||
5. Seluruh colon
|
AP/supine
|
30/40
|
|
6. Posisi daerah lesi
|
Posisi sesuai fluorosc.
|
||
SINGLE KONTRAS :
- Kontras dimasukkan pelan-pelan dan diberi waktu adaptasi pada colon terhadap tambahan volume. Pemberian spasmolitik tidak mutlak, tgt keperluan dan ada tidaknya Kontra Indikasi.
- Pada waktu mencapai flex. Lienalis, dibuat foto daerah rectosigmoid. Setelah mencapai caecum dan ileum terminal, dibuat foto daerah flex. Lienalis, fle. Hepatica dan caecum. Diusahakan kontras masuk ileum distal.
- Buat foto seluruh colon.
- Bila perlu dibuat foto tambahan pada daerah lesi, dan daerah caecum bila kontras tidak dapat masuk ileum.
- Dibuat foto post evacuasi, bila kesukaran berak diberi rangsangan dengan minum air hangat.
- Rekapitulasi penggunaan gambar = foto double kontras.
PERAWATAN SETELAH PEMERIKSAAN :
- Penerangan pada px bahwa babnya akan berwarna putih selama 1-2 hari.
-
Anamnesa dan observasi adanya kemungkinan komplikasi akibat pemberian
kontras dan obat-obatan sebelum px diijinkan pulang / meninggalkan
ruangan.
HAL-HAL KHUSUS :
- PENYAKIT MEGACOLON / HIRSCHPRUNG DISEASE :
- Pasang marker opaque pada anus, untuk petunjuk letak anus dan standart ukuran panjang (sebaiknya 1 cm).
- Pemeriksaan dihentikan setelah tampak kontras menyebar dalam colon yang melebar (pada fluoroscopy)
- Bila meragukan ada tidaknya megacolon, dibuat foto 24 jam setelah pemeriksaan.
- ATRESIA ANI :
- Pasang marker opaque pada anus untuk petunjuk letak anus dan ukuran panjang sebaiknya 1 cm.
- TUMOR COLON :
- Pasang marker opaque (kawat/bulat) di daerah yang teraba massa.
- INVAGINASI :
- Lebih dianjurkan untuk diagnostic, ok biasanya sudah > 24 jam.
- Dilakukan terapi/reposisi bila < 24 jam, maximum 3 kali dengan ketinggian Ba maximum 1 meter.
- PADA COLOSTOMI :
- Pasang marker opaque pada stomp (dengan kawat).
-
Bila tujuan akan menutup colostomy, periksa bagian distal (kontras
dapat masuk lewat stomp distal atau peranus tergantung kasusnya).
- Penggunaan foto pada anak dan bayi diusahakan seminimal mungkin ( kalau perlu jumlah film dibawah standart).
- Pada anak < 1 tahun ;
- Kontras harus dicampur PZ (diusahakan isotonik).
- Pemasukan kontras sebaiknya dengan spuit oleh dokter secara perlahan.
- Bila terjadi komplikasi segera ditangani kegawatannya.
OBAT
|
EFEK FAMAKOLOGIS
|
DOSIS
|
SIDE EFFECT
|
KONTRA INDIKASI
|
TUJUAN PADA FOTO
|
Artropin
|
Parasimpatolitik, menghambat peristalik dan sekresi dari lambung dan usus.
|
Tab 0,25 mg dan 0,50 mg 3-4 x 1
Inj
0,25 mg/amp IM/IV/SC
|
Muntah, mulut kering, midriasis, flushing, tachycardia, retensi urine, palpitasi, suhu tubuh meningkat
|
Myasthenia gravis, glaucoma, obstruksi GI & UT, BPH, asthma br, hernia, hepatic & renal dis.
|
Membantu coating contras. Relaksasi colon (shg nyeri-) Diberikan 30’ sebelum foto per os.
|
Probantine HBr
|
Parasimpatolitik, menghambat pengosongan lambung
|
Tab 15 mg 3x1 ac.
inj 30 mg/amp IM/IV
|
Mulut kering, tachycardia, retensi urine, mata kabur.
|
BPH, glaucoma
|
Menimbulkan motilitas colon. Diberikan IV sesaat sebelum foto.
|
Buscopan
|
Action pada parasim-patetik ganglion pada dinding colon
|
Tab 10 mg 3x1. inj 20 mg/amp IM/IV
|
Hipersensitive reaksi, mulut kering, agranulositosis (lama).
|
Penyumbatan mekanik sal cerna, mega-colon, tachi-cardia, hiper-sensitif thd derivate pira-zolon, pembe-saran prostate.
|
Relaxasi colon (nyeri-). Dibe-rikan IV sesaat atau IM 5-10’ sebelum foto
|
Systabon
|
Parasimpatetik pada otot polos
|
Tab 2 mg pap & 250 mg metampiron.
3 x 1 /hari.
Inj amp /5cc IM/IV
|
Granulositopenia
|
Glaucoma, BPH, Pyloric Stenosis.
|
Idem buscopan
|
Papaverin
|
Pada otot polos & jantung. Pada otot polos usus lemah.
|
Tab 40 mg 3x1/hr.
Inj 40 mg/amp IM/IV
|
-
|
IV hati-hati pada glaucoma
|
-
|
Dulcolax
|
Pencahar, merang-sang mukosa colon. Efek setelah 6-12 jam. Supp 15’–1 jam
|
Tad 5 mg. 10 mg.
Anak 5-10 mg, Dew 10-15mg.
|
Kolik usus, pe-rasaan ter-bakar pada penggunaan rectal.
|
Setelah operasi perut.
Anak < 4 tahun,
hamil muda.
|
Pembersih colon
|
Castor oil
|
Pencahar, merangsang mukosa saraf intramural otot polos pada usus halus. Masa laten 3 jam.
|
Anak 5-15 cc Dew 15-60 cc Dosis > tak menambah efek
|
-
|
-
|
Idem
|
BaSO4
|
Meningkatkan peristaltik usus dgn menarik air kedlm lumen usus (daya osmotic), shg feses lembek (3-6 jam).
|
Bubuk,
Dewasa 30 gr.
|
Mual, dehidrasi, decomp ginjal, hipotensi, paralise pernafasan.
|
Kelainan ginjal
|
Idem
|
0 komentar:
Posting Komentar