Zat Berbahaya kutek kuku akan saya bahas satu persatu agar kita lebih cermat dalam memilih cat kuku untuk kecantikan kuku kita. Sebagai konsumen yang cerdas kita harus betul-betul waspada dan jeli dalam memeilih produk tertentu walaupun itu hanya sebatas produk perawatan kuku tetapi harus diwaspadai juga bahaya dari cat kuku ini.
Bahaya Cat Kuku atau Kutek Bagi Kesehatan
Zat Toluene Pada Kutek
Kita ketahui bersama bahwa zat yang terkandung dalam kutek seperti toluene ini sangat membahayakan kesehatan. Karena sebenarrnya toluene itu adalah diperuntukkan sebagai pelarut zat kimia lain. Bahaya dari toluene ini bisa mengakibatkan gangguan saraf seperti iritasi pada mata, kepala pusing, juga mengakibatkan mudah lupa. Zat toluene ini sudah dilarang peredarannya, namun tetap saja ada oknum nakal yang membuat cat kutek menggunakan bahan berbahaya ini.Formaldehid Kutek Kuku
Zat ini merupakan turunan dari formalin. Kita semua pasti tahu apa fungsi dari formalin itu, yap anda benar. Formalin biasa digunakan untuk mengawetkan mayat, Ketika zat ini tertelan baik itu sengaja ataupun tidak tentunya ini membahayakan tubuh kita salah satunya adalah bisa memicu kanker, kepala menjadi sakit, iritasi pada hidung, tenggorokan dan juga mulut. Selain itu dalam periode yang lebih lama , formalin ini akan mengakibatkan rusaknya jaringan kulit, kuku dan bisa menyebabkan kematian.Etyl Asetat Dalam Kutek Cat Kuku
Tahukah ladies, zat ini bisa untuk mengeraskan kuku, dan efek samping kutek kuku ini bisa berakibat pada timbulnya penyakit seperti ginjal, gangguan saraf, kemudain jantung, dan juga bisa mengakibatkan sakit paru-paru. Kandungan zat dalam kutek kuku ini juga ada yang namanya metil asetat dan ini lebih berbahaya dari pada zat etil asetat itu sendiri.
ampir
semua perempuan ingin tampil cantik dan menarik. Salah satu cara untuk
tampil menarik bagi perempuan adalah mengenakan cat kuku (kuteks). Kalau
zaman dahulu cat kuku hanya terdiri dari satu warna, kini terdapat
variasi warna dan corak yang semakin mempercantik jari wanita. Namun,
dibalik keindahan yang ditawarkan, ternyata cat kuku (kuteks) juga
beresiko menyebabkan gangguan kesehatan tertentu.
Dr Thu
Quach adalah seorang ahli epidemiologi dari Universitas Stanford
mengatakan produk perawatan kuku mengandung bahan-bahan beracun dan
berpotensi berbahaya. Cat kuku atau kuteks mengandung bahan kimia
toulene, formaldehyde (formalin) dan Dibutyl Phtalate (DBP), ketiga
bahan kimia ini dikenal sebagai toxic trio atau trio beracun', Dr
Thu Quach mengatakan paparan bahan kimia ini dapat merusak sistem
saraf, hormon dan telah dikaitkan dengan penyakit seperti kanker dan
masalah kesuburan.
Sebagai
seorang ahli epidemiologi, saya telah melakukan beberapa studi
penelitian untuk menguji cara kerja dan efek kesehatan bagi pekerja
salon kuku. Dalam pembicaraan saya dengan ratusan pekerja salon dan
pemilik, banyak yang berbagi cerita secara pribadi, mengenai masalah
kesehatan, mulai dari sakit kepala kronis hingga kasus tragis kanker dan
komplikasi kehamilan.
Studi
penelitian, termasuk penelitian saya di Cancer Prevention Institute of
California, telah mendokumentasikan efek kesehatan akut pada pekerja
salon kuku. Termasuk sakit kepala, masalah pernapasan dan iritasi kulit,
umumnya terkait dengan produk cat kuku yang mengandung zat bahan kimia
yang berbahaya tersebut.
Pekerja
salon kuku mendapat gangguan kesehatan dalam masalah pikiran dan memori,
gejala neurologis, mual, gangguan pernapasan, kanker dan kontraksi otot
tak terkendali karena paparan bahan kimia, katanya.
Bagi yang
suka memakai kutek atau cacat kuku, ada baiknya tahu efek samping
penggunaannya agar kamu bisa meminimilisir bahaya yang ditimbulkannya.
Mari kita lihat kandungan zat kimia beserta bahayanya bagi kesehatan.
Toluena
Bahan kimia pertama yang selalu ada di setiap cat kuku adalah Toluena.
Bahan kimia merupakan salah satu jenis bahan kimia yang digunakan
sebagai bahan pelarut cat kuku yang berfungsi mempertajam warna. Dengan
kata lain, bahan kimia ini mempunyai sifat melarutkan zat kimia lain
agar mendapatkan hasil warna cat kuku yang cantik dan menarik. Toluene dapat
merusak sistem saraf jika digunakan dalam jangka panjang. Dalam jangka
pendek, pengguna juga dapat merasakan gejala seperti iritasi mata,
pusing, dan mudah lupa. Meskipun sudah dilarang penggunaannya, namun
sebagian besar produsen cat kuku masih menggunakan bahan ini.
Formaldehyde
Selain toluene, bahan kimia cat kuku juga dilarutkan dengan formaldehyde.
Zat kimia yang sering disebut formalin ini dapat berwujud gas maupun
cairan. Formalin tidak hanya berbahaya saat dikonsumsi saja, namun juga
ketika kita menghirupnya. Jika digunakan dalam waktu yang lama, formaldehyde (formalin)
akan menyebabkan timbulnya berbagai jenis kanker, sakit kepala, iritasi
pada mukosa hidung, mulut, dan tenggorokan, kerusakan kulit, serta
kematian.
Formaldehyde (formalin) bekerja
sebagai bahan pengeras serta pengawet kutek. Zat ini disebut sebagai
karsinogen atau penyebab kanker. Bila kutek yang mengandung formaldehyde
tersentuh tangan, maka akan timbul reaksi alergi yang berupa ruam dan
berujung pada kondisi kulit dermatitis.
Beberapa
jenis cat kuku yang tidak mengandung formaldehyde adalah Color Madnic
Luscious dan Zoya Professional. Kamu bisa memakai kutek dengan merk
tersebut untuk menghindari bahaya yang ditimbulkan si karsinogen ini.
Formaldehyde (formalin)
yang dalam bentuk gas justru lebih berbahaya daripada saat dikonsumsi.
Mengapa demikian? Karena dalam bentuk gas formaldehyde ini akan langsung
masuk ke paru-paru dan berikatan dengan gas yang lain. Padahal, gas
dalam paru-paru akan diambil dan dialirkan melalui peredaran darah.
Senyawa formaldehyde dengan oksigen ini dapat meracuni tubuh dan
menimbulkan berbagai penyakit secara mendadak.
Dibutyl Phtalate (DBP)
Dibutyl
phthalate DBP pada kutek untuk memberi efek kilau serta mencegah kutek
retak dan sebagai plasticizer yang mencegah poles kuku menjadi rapuh.
Phthalates
yang paling sering digunakan dalam kosmetik: dibutylphthalate (DBP),
dimethylphthalate (DMP), dan diethylphthalate (DEP). Phthalates
digunakan untuk membuat plastik atau vinil lembut dan fleksibel.
Mungkin mengejutkan bahwa phthalates yang sama yang digunakan dalam
kosmetik Anda juga digunakan dalam membuat plastik, perabotan kayu,
pelumas, insektisida, dan deterjen.
Dibutyl phthalate ditemukan
di beberapa poles kuku dan semprotan rambut, dan biasanya tersembunyi
di bawah label bahan istilah “aroma”. Penggunaan bahan ini biasanya
dianggap sebagai rahasia dagang, sehingga produsen tidak perlu untuk
mencantumkan dalam tabel komposisi. DBP juga biasa digunakan dalam
pembuatan plastik polivinil klorida (PVC) untuk membuatnya menjadi fleksibel.
DBP
diserap melalui kulit. Hal ini dapat meningkatkan kapasitas bahan kimia
lainnya untuk menyebabkan mutasi genetik, meskipun belum terbukti
menjadi mutagen sendiri. Dalam percobaan laboratorium, telah terbukti
dapat menyebabkan cacat perkembangan, perubahan dalam testis dan
prostat, dan sperma berkurang. Uni Eropa mengklasifikasikan DBP sebagai
endokrin yang diduga berdasarkan bukti yang dapat mengganggu fungsi
hormon, dan meracuni reproduksi, dan lebih lanjut dapat menyebabkan
kerusakan pada janin dan mengganggu kesuburan. Dibutyl Phthalate juga terbukti dapat mempengaruhi fungsi tiroid dan berakibat pada bayi lahir cacat pada wanita hamil.
Kesehatan Kanada telah mencatat bukti yang menunjukkan bahwa paparan Dibutyl phthalate dapat
menyebabkan efek buruk bagi kesehatan, seperti liver dan gagal ginjal
pada anak-anak jika produk yang mengandung phthalates ini terhirup atau
dikunyah untuk waktu yang lama. Uni Eropa mengklasifikasikan DBP sangat
beracun untuk organisme dalam air.
Selain
tiga zat bahaya utama tersebut, zat lain yang berefek buruk pada
kesehatan adalah acetone dan benzophenone. Sama seperti toluene, acetone
menimbulkan uap berbahaya yang berisiko pada sistem pernapasan.
Sedangkan benzophenone menyebabkan kanker. Semua zat kimia tersebut
diserap ke dalam tubuh melalui bantalan kuku.
Nail Remover
Sama halnya seperti cat kuku, nail remover atau cairan penghapus cat kuku pun mengandung acetone
yang dapat membuat kuku menjadi sangat kering dan bisa berpengaruh pula
pada kutikula kuku. Sebaiknya gunakan nail remover tidak lebih dari dua
kali dalam sebulan. Pilihan lain adalah mengganti nail remover dengan
yang tidak mengandung acetone. Perlu diketahui, acetone adalah racun untuk mata, syaraf, dan paru-paru.
Acetone berupa Ethyl acetate dan butyl acetate juga dapat berfungsi sebagai pelarut dan bekerja agar kutek cepat kering dan mengeras. Jika aroma acetone ini terlalu banyak terhirup, maka ini bisa menyebabkan masalah pada jantung, paru-paru, dan hati. Yang perlu kamu perhatikan, acetone ini mudah terbakar. Jadi, sangat disarankan untuk menjaga kutek dengan kandungan acetone ini dari panas dan api seperti kompor, korek api, dan panas alat catok.
Tips memilih kutek yang aman
Cat kuku juga dapat meracuni tubuh melalui udara. Acetone, toulene,
formaldehyde (formalin) dan Dibutyl Phtalate (DBP) dapat berubah bentuk
dari zat cair menjadi gas. Buktinya, saat memakai cat kuku, Anda pasti
mencium aroma khas yang menusuk. Aroma tersebut dapat masuk ke paru-paru
yang meracuni tubuh. Bagi sebagian orang yang peka, aroma yang mirip
dengan bensin tersebut dapat membuat pusing, sedangkan sebagian yang
lain tidak merasakannya. Meski tidak merasakannya, zat-zat kimia
tersebut tetap membahayakan jika digunakan dalam jangka panjang.
Untuk anda yang sedang mengandung bila ingin memakai cat kuku, sangat disarankan untuk
memakai jasa petugas salon untuk membantu mewarnai kuku. Carilah
ruangan berventilasi baik sehigga udara yang segar mengalir untuk
menghilangkan aroma cat kuku yang kuat. Dengan demikian, anda yang
sedang hamil pun tidak perlu menghirup zat-zat berbahaya tersebut.
Tapi
tenang saja yang suka menggunakan kutek tak perlu khawatir, karena tak
semua kutek menggunakan bahan zat kimia seperti diatas.
Disini saya akan membagikan tips memilih kutek yang aman.
- Saat ingin membeli kutek atau cat kuku perhatikan bahan bahan yang terkandung di dalam kutek. Pilihlah kutek dengan bahan dasar air dan biasanya kutek yang aman adalah kutek yang tidak berbau menyengat, dan jika kalian menemukan kutek yang baunya sangat tajam, kalian musti waspada. Dan yang jangan lupa juga, kutek atau cat kuku yang baik mencantumkan tanggal kadaluarsanya. Dan yang terakhir adalah untuk harganya, karena biasanya kutek harganya tidak murah murah amat, memang harga tidak bisa menjadi patokan untuk memilih, tapi setidaknya kita tahu ada kualitas juga ada harga yang mahal.
- Cara kedua ini adalah cara yang paling aman karena menggunakan bahan alami. Langsung saja deh kalian bisa coba buat di rumah sendiri, berikut cara membuatnya.
Bahan
1. Daun pacar kuku dan gambir atau kapur
2. Wadah
3. Tali
Langkah pertama dengan membersihkan daun pacar yang sudah anda siapkan. Kemudian, tumbuklah daun pacar dalam wadah sampai halus. Usahakan agar tumbukan tidak terlalu berair tapi padat. Ini bisa anda siasati dengan menumbuk daun pacar dalam jumlah yang cukup banyak.
Langkah Kedua dengan memasukkan sedikit kapur atau gambir kedalam tumbukkan daun pacar. Ini berguna untuk memaksimalkan hasil dari kuteks yang anda buat. Jika anda tidak mempunyai gambir atau kapur, anda bisa menggunakan jeruk nipis untuk menggantikannya. Jika anda menggunakan jeruk nipis, usahakan anda menggunakan sedikit air saja. Kadar air yang cukup banyak akan membuat kuteks lama kering dan hasilnya pun tidak maksimal.
Setelah tumbukkan daun pacar halus dan tercampur merata, taruhlah sedikit diatas kuku. Usahakan untuk menaruhnya sesuai dengan lebar kuku anda sehingga daun pacar tidak mewarnai kulit sekitar kuku anda. Untuk menghindari kuteks mewarnai kulit anda, gunakanlah sarung tangan.
Tutuplah dengan plastik atau daun. Sebaiknya tutuplah kuku hingga ¼ dari jari anda. ini akan menghindari daun pacar yang jatuh dan berserakan.
Ikatlah jari anda dengan tali. Usahakan mengikatnya dengan erat untuk menghindari daun pacar terlepas atau bergeser
ampir
semua perempuan ingin tampil cantik dan menarik. Salah satu cara untuk
tampil menarik bagi perempuan adalah mengenakan cat kuku (kuteks). Kalau
zaman dahulu cat kuku hanya terdiri dari satu warna, kini terdapat
variasi warna dan corak yang semakin mempercantik jari wanita. Namun,
dibalik keindahan yang ditawarkan, ternyata cat kuku (kuteks) juga
beresiko menyebabkan gangguan kesehatan tertentu.
Dr Thu
Quach adalah seorang ahli epidemiologi dari Universitas Stanford
mengatakan produk perawatan kuku mengandung bahan-bahan beracun dan
berpotensi berbahaya. Cat kuku atau kuteks mengandung bahan kimia
toulene, formaldehyde (formalin) dan Dibutyl Phtalate (DBP), ketiga
bahan kimia ini dikenal sebagai toxic trio atau trio beracun', Dr
Thu Quach mengatakan paparan bahan kimia ini dapat merusak sistem
saraf, hormon dan telah dikaitkan dengan penyakit seperti kanker dan
masalah kesuburan.
Sebagai
seorang ahli epidemiologi, saya telah melakukan beberapa studi
penelitian untuk menguji cara kerja dan efek kesehatan bagi pekerja
salon kuku. Dalam pembicaraan saya dengan ratusan pekerja salon dan
pemilik, banyak yang berbagi cerita secara pribadi, mengenai masalah
kesehatan, mulai dari sakit kepala kronis hingga kasus tragis kanker dan
komplikasi kehamilan.
Studi
penelitian, termasuk penelitian saya di Cancer Prevention Institute of
California, telah mendokumentasikan efek kesehatan akut pada pekerja
salon kuku. Termasuk sakit kepala, masalah pernapasan dan iritasi kulit,
umumnya terkait dengan produk cat kuku yang mengandung zat bahan kimia
yang berbahaya tersebut.
Pekerja
salon kuku mendapat gangguan kesehatan dalam masalah pikiran dan memori,
gejala neurologis, mual, gangguan pernapasan, kanker dan kontraksi otot
tak terkendali karena paparan bahan kimia, katanya.
Bagi yang
suka memakai kutek atau cacat kuku, ada baiknya tahu efek samping
penggunaannya agar kamu bisa meminimilisir bahaya yang ditimbulkannya.
Mari kita lihat kandungan zat kimia beserta bahayanya bagi kesehatan.
Toluena
Bahan kimia pertama yang selalu ada di setiap cat kuku adalah Toluena.
Bahan kimia merupakan salah satu jenis bahan kimia yang digunakan
sebagai bahan pelarut cat kuku yang berfungsi mempertajam warna. Dengan
kata lain, bahan kimia ini mempunyai sifat melarutkan zat kimia lain
agar mendapatkan hasil warna cat kuku yang cantik dan menarik. Toluene dapat
merusak sistem saraf jika digunakan dalam jangka panjang. Dalam jangka
pendek, pengguna juga dapat merasakan gejala seperti iritasi mata,
pusing, dan mudah lupa. Meskipun sudah dilarang penggunaannya, namun
sebagian besar produsen cat kuku masih menggunakan bahan ini.
Formaldehyde
Selain toluene, bahan kimia cat kuku juga dilarutkan dengan formaldehyde.
Zat kimia yang sering disebut formalin ini dapat berwujud gas maupun
cairan. Formalin tidak hanya berbahaya saat dikonsumsi saja, namun juga
ketika kita menghirupnya. Jika digunakan dalam waktu yang lama, formaldehyde (formalin)
akan menyebabkan timbulnya berbagai jenis kanker, sakit kepala, iritasi
pada mukosa hidung, mulut, dan tenggorokan, kerusakan kulit, serta
kematian.
Formaldehyde (formalin) bekerja
sebagai bahan pengeras serta pengawet kutek. Zat ini disebut sebagai
karsinogen atau penyebab kanker. Bila kutek yang mengandung formaldehyde
tersentuh tangan, maka akan timbul reaksi alergi yang berupa ruam dan
berujung pada kondisi kulit dermatitis.
Beberapa
jenis cat kuku yang tidak mengandung formaldehyde adalah Color Madnic
Luscious dan Zoya Professional. Kamu bisa memakai kutek dengan merk
tersebut untuk menghindari bahaya yang ditimbulkan si karsinogen ini.
Formaldehyde (formalin)
yang dalam bentuk gas justru lebih berbahaya daripada saat dikonsumsi.
Mengapa demikian? Karena dalam bentuk gas formaldehyde ini akan langsung
masuk ke paru-paru dan berikatan dengan gas yang lain. Padahal, gas
dalam paru-paru akan diambil dan dialirkan melalui peredaran darah.
Senyawa formaldehyde dengan oksigen ini dapat meracuni tubuh dan
menimbulkan berbagai penyakit secara mendadak.
Dibutyl Phtalate (DBP)
Dibutyl
phthalate DBP pada kutek untuk memberi efek kilau serta mencegah kutek
retak dan sebagai plasticizer yang mencegah poles kuku menjadi rapuh.
Phthalates
yang paling sering digunakan dalam kosmetik: dibutylphthalate (DBP),
dimethylphthalate (DMP), dan diethylphthalate (DEP). Phthalates
digunakan untuk membuat plastik atau vinil lembut dan fleksibel.
Mungkin mengejutkan bahwa phthalates yang sama yang digunakan dalam
kosmetik Anda juga digunakan dalam membuat plastik, perabotan kayu,
pelumas, insektisida, dan deterjen.
Dibutyl phthalate ditemukan
di beberapa poles kuku dan semprotan rambut, dan biasanya tersembunyi
di bawah label bahan istilah “aroma”. Penggunaan bahan ini biasanya
dianggap sebagai rahasia dagang, sehingga produsen tidak perlu untuk
mencantumkan dalam tabel komposisi. DBP juga biasa digunakan dalam
pembuatan plastik polivinil klorida (PVC) untuk membuatnya menjadi fleksibel.
DBP
diserap melalui kulit. Hal ini dapat meningkatkan kapasitas bahan kimia
lainnya untuk menyebabkan mutasi genetik, meskipun belum terbukti
menjadi mutagen sendiri. Dalam percobaan laboratorium, telah terbukti
dapat menyebabkan cacat perkembangan, perubahan dalam testis dan
prostat, dan sperma berkurang. Uni Eropa mengklasifikasikan DBP sebagai
endokrin yang diduga berdasarkan bukti yang dapat mengganggu fungsi
hormon, dan meracuni reproduksi, dan lebih lanjut dapat menyebabkan
kerusakan pada janin dan mengganggu kesuburan. Dibutyl Phthalate juga terbukti dapat mempengaruhi fungsi tiroid dan berakibat pada bayi lahir cacat pada wanita hamil.
Kesehatan Kanada telah mencatat bukti yang menunjukkan bahwa paparan Dibutyl phthalate dapat
menyebabkan efek buruk bagi kesehatan, seperti liver dan gagal ginjal
pada anak-anak jika produk yang mengandung phthalates ini terhirup atau
dikunyah untuk waktu yang lama. Uni Eropa mengklasifikasikan DBP sangat
beracun untuk organisme dalam air.
Selain
tiga zat bahaya utama tersebut, zat lain yang berefek buruk pada
kesehatan adalah acetone dan benzophenone. Sama seperti toluene, acetone
menimbulkan uap berbahaya yang berisiko pada sistem pernapasan.
Sedangkan benzophenone menyebabkan kanker. Semua zat kimia tersebut
diserap ke dalam tubuh melalui bantalan kuku.
Nail Remover
Sama halnya seperti cat kuku, nail remover atau cairan penghapus cat kuku pun mengandung acetone
yang dapat membuat kuku menjadi sangat kering dan bisa berpengaruh pula
pada kutikula kuku. Sebaiknya gunakan nail remover tidak lebih dari dua
kali dalam sebulan. Pilihan lain adalah mengganti nail remover dengan
yang tidak mengandung acetone. Perlu diketahui, acetone adalah racun untuk mata, syaraf, dan paru-paru.
Acetone berupa Ethyl acetate dan butyl acetate juga dapat berfungsi sebagai pelarut dan bekerja agar kutek cepat kering dan mengeras. Jika aroma acetone ini terlalu banyak terhirup, maka ini bisa menyebabkan masalah pada jantung, paru-paru, dan hati. Yang perlu kamu perhatikan, acetone ini mudah terbakar. Jadi, sangat disarankan untuk menjaga kutek dengan kandungan acetone ini dari panas dan api seperti kompor, korek api, dan panas alat catok.
Tips memilih kutek yang aman
Cat kuku juga dapat meracuni tubuh melalui udara. Acetone, toulene,
formaldehyde (formalin) dan Dibutyl Phtalate (DBP) dapat berubah bentuk
dari zat cair menjadi gas. Buktinya, saat memakai cat kuku, Anda pasti
mencium aroma khas yang menusuk. Aroma tersebut dapat masuk ke paru-paru
yang meracuni tubuh. Bagi sebagian orang yang peka, aroma yang mirip
dengan bensin tersebut dapat membuat pusing, sedangkan sebagian yang
lain tidak merasakannya. Meski tidak merasakannya, zat-zat kimia
tersebut tetap membahayakan jika digunakan dalam jangka panjang.
Untuk anda yang sedang mengandung bila ingin memakai cat kuku, sangat disarankan untuk
memakai jasa petugas salon untuk membantu mewarnai kuku. Carilah
ruangan berventilasi baik sehigga udara yang segar mengalir untuk
menghilangkan aroma cat kuku yang kuat. Dengan demikian, anda yang
sedang hamil pun tidak perlu menghirup zat-zat berbahaya tersebut.
Tapi
tenang saja yang suka menggunakan kutek tak perlu khawatir, karena tak
semua kutek menggunakan bahan zat kimia seperti diatas.
Disini saya akan membagikan tips memilih kutek yang aman.
- Saat ingin membeli kutek atau cat kuku perhatikan bahan bahan yang terkandung di dalam kutek. Pilihlah kutek dengan bahan dasar air dan biasanya kutek yang aman adalah kutek yang tidak berbau menyengat, dan jika kalian menemukan kutek yang baunya sangat tajam, kalian musti waspada. Dan yang jangan lupa juga, kutek atau cat kuku yang baik mencantumkan tanggal kadaluarsanya. Dan yang terakhir adalah untuk harganya, karena biasanya kutek harganya tidak murah murah amat, memang harga tidak bisa menjadi patokan untuk memilih, tapi setidaknya kita tahu ada kualitas juga ada harga yang mahal.
- Cara kedua ini adalah cara yang paling aman karena menggunakan bahan alami. Langsung saja deh kalian bisa coba buat di rumah sendiri, berikut cara membuatnya.
Bahan
1. Daun pacar kuku dan gambir atau kapur
2. Wadah
3. Tali
Langkah pertama dengan membersihkan daun pacar yang sudah anda siapkan. Kemudian, tumbuklah daun pacar dalam wadah sampai halus. Usahakan agar tumbukan tidak terlalu berair tapi padat. Ini bisa anda siasati dengan menumbuk daun pacar dalam jumlah yang cukup banyak.
Langkah Kedua dengan memasukkan sedikit kapur atau gambir kedalam tumbukkan daun pacar. Ini berguna untuk memaksimalkan hasil dari kuteks yang anda buat. Jika anda tidak mempunyai gambir atau kapur, anda bisa menggunakan jeruk nipis untuk menggantikannya. Jika anda menggunakan jeruk nipis, usahakan anda menggunakan sedikit air saja. Kadar air yang cukup banyak akan membuat kuteks lama kering dan hasilnya pun tidak maksimal.
Setelah tumbukkan daun pacar halus dan tercampur merata, taruhlah sedikit diatas kuku. Usahakan untuk menaruhnya sesuai dengan lebar kuku anda sehingga daun pacar tidak mewarnai kulit sekitar kuku anda. Untuk menghindari kuteks mewarnai kulit anda, gunakanlah sarung tangan.
Tutuplah dengan plastik atau daun. Sebaiknya tutuplah kuku hingga ¼ dari jari anda. ini akan menghindari daun pacar yang jatuh dan berserakan.
Ikatlah jari anda dengan tali. Usahakan mengikatnya dengan erat untuk menghindari daun pacar terlepas atau bergeser
0 komentar:
Posting Komentar