Risiko Psikologis
Sekurangnya terdapat lima faktor risiko psikologis yang mendorong
seseorang menggunakan miras, bahkan menyalahgunakannya. Faktor risiko
tersebut antara lain berupa faktor-faktor individu, keluarga, sekolah,
kelompok teman sebaya, serta lingkungan sosial.
Karena itu, penanggulangan miras oplosan harus melibatkan lima faktor risiko tersebut.
(1) Faktor individu
Fakor individu dapat dipandang sejak awal perkembangan seorang anak,
bahkan mulai masa prenatal, pengalaman lahir, serta perilaku awal masa
bayi dan kanak-kanak. Misalnya ibu hamil yang suka minum alkohol, bayi
dengan komplikasi lahir, nak hiperaktif, minum alkohol pada masa dewasa
dan sebagainya.
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa profil karakteristik remaja yang
cenderung menggunakan miras, bahkan narkoba, antara lain perokok, kurang
tertarik pada sekolah, kurang peduli prestasi akademis, memiliki sifat
pemberontak,serta kurang peduli soal agama.
Profil karakteristik lain, adanya jarak antara anak dengan orangtua,
memiliki teman sebaya peminum miras, serta adanya tekanan kelompok
sebaya.
(2) Faktor keluarga
Faktor keluarga berperan sangat penting sebagai faktor risiko. Hal yang
penting adalah modelling atau mencontoh orang serumah, misalnya orangtua
atau kakak yang juga menggunakan. Pengawasan yang kurang, sistem
penghukuman yang kurang konsisten, otoriter, orangtua yang tidak
responsif, tidak hangat, serta keluarga sarat konflik, juga merupakan
faktor risiko yang penting.
(3) Faktor sekolah
Sukses dalam prestasi sekolah dapat menjadi pencegah seseorang menjadi
pengguna miras, bahkan narkoba. Hubungan yang baik dengan guru dapat
menjadi pengganti kekecewaan hubungan dengan orangtua. Meskipun demikian
perlu diakui, bahwa ciri-ciri sekolah biasanya tidak mampu menampung
kebutuhan anak didik secara pribadi, sehingga mereka lebih bersandar
pada kelompok sebayanya.
Mestinya, sekolah bukan hanya mengejar tercapainya program, melainkan
juga dapat dijadikan referensi bagi jawaban masalah realitas kehidupan.
(4) Faktor kelompok teman sebaya
Jarang disadari, bahwa prediktor yang paling kuat bagi penggunaan miras,
penyalahgunaannya, bahkan penggunaan narkoba pada remaja, adalah
kelompok teman sebaya. Teman sebaya yang merokok, menggunakan miras,
bahkan narkoba, cenderung akan diikuti oleh kelompoknya. Demikian pula
penyalahgunaan miras dengan mengoplos, lebih sering diperoleh dari teman
sebaya.
(5) Faktor lingkungan sosial
Lingkungan sosial yang lebih luas yaitu masyarakat, juga berpengaruh.
Pengaruh tersebut antara lain berupa pola penggunaan miras, misalnya
jenis miras, kadar alkohol, bahkan pada pola-pola penyalahgunaan seperti
mengoplos.
Deprivasi ekonomi dapat meningkatkan perilaku antisosial yang menjadi
prediktor penggunaan miras pada masa dewasa. Sedangkan anak-anak yang
dibesarkan dalam lingkungan sosial yang kurang menguntungkan seperti
kumuh, kepadatan penduduk tinggi, mobilitas penduduk tinggi, rasa
kebersamaan yang rendah, dapat meningkatkan kecendrungan menjadi
pengguna miras.
Sedangkan faktor-faktor yang positif berikut dapat mencegah meskipun
berada pada lngkungan yang berisiko tinggi, antara lain: memiliki
karakter yang tangguh, teguh, mempunyai orientasi sosial yang positif,
intelegensi tinggi, serta memiliki keterampilan tertentu.(13)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar