Psikologi atlet saat cedera
Tangapan orang (atlet) pada saat cidera
menunjukan emosi negatif, namun mereka tidak kesulitan dalam menghadapinya.
Berikut tanda emosional atlet pada saat cidera. Aspek-aspek Psikologis yang
Berperan dalam Olahraga
Pengaruh faktor psikologis pada atlet akan terlihat dengan jelas pada
saat atlet tersebut bertanding. Berikut ini akan diuraikan beberapa masalah
psikologis yang paling sering timbul di kalangan olahraga, khususnya dalam
kaitannya dengan pertandingan dan masa latihan.
a. Berpikir Positif
Berpikir positif dimaksudkan sebagai cara berpikir yang mengarahkan
sesuatu ke arah positif, melihat segi baiknya. Hal ini perlu dibiasakan bukan
saja oleh atlet, tetapi terlebih-lebih bagi pelatih yang melatihnya. Dengan
membiasakan diri berpikir positif, maka akan berpengaruh sangat baik untuk
menumbuhkan rasa percaya diri, meningkatkan motivasi, dan menjalin kerja sama
dengan berbagai pihak. Berpikir positif merupakan modal utama untuk dapat
memiliki ketrampilan psikologis atau mental yang tangguh.
b. Penetapan Sasaran
Penetapan sasaran (goal setting) merupakan dasar dan latihan mental.
Pelatih perlu membantu setiap atletnya untuk menetapkan sasaran, baik sasaran
dalam latihan maupun dalam pertandingan. Sasaran tersebut mulai dan sasaran
jangka panjang, menengah, sampai sasaran jangka pendek yang lebih spesifik.
c. Motivasi
Motivasi dapat dilihat sebagai suatu proses dalam diri seseorang untuk
melakukan sesuatu sebagai usaha dalam mencapai tujuan tertentu. Motivasi yang
kuat menunjukkan bahwa dalam diri orang tersebut tertanam dorongan kuat untuk
dapat melakukan sesuatu.
Ditinjau dari fungsi diri seseorang, motivasi dapat dibedakan antara
motivasi yang berasal dan luar (ekstrinsik) dan motivasi yang berasal dari
dalam diri sendiri (intrinsik). Dengan pendekatan psikologis diharapkan atlet
dalam setiap penampilannya dapat memperlihatkan motivasi yang kuat untuk
bermain sebaik-baiknya, sehingga dapat memenangkan pertandingan.
d. Emosi
Faktor-faktor emosi dalam diri atlet menyangkut sikap dan perasaan atlet
secara pribadi terhadap diri sendiri, pelatih maupun hal-hal lain di
sekelilingnya. Bentuk-bentuk emosi dikenal sebagai perasaan seperti senang,
sedih, marah, cemas, takut, dan sebagainya. Bentuk-bentuk emosi tersebut
terdapat pada setiap orang. Akan tetapi yang perlu diperhatikan di sini adalah
bagaimana kita mengendalikan emosi tersebut agar tidak merugikan diri sendiri.
e. Kecemasan dan Ketegangan
Kecemasan biasanya berhubungan dengan perasaan takut akan kehilangan
sesuatu, kegagalan, rasa salah, takut mengecewakan orang lain, dan perasaan
tidak enak lainnya. Kecemasan-kecemasan tersebut membuat atlet menjadi tegang,
sehingga bila ia terjun ke dalam pertandingan maka dapat dipastikan
penampilannya tidak akan optimal. Untuk itu, telah banyak diketahui berbagai
teknik untuk mengatasi kecemasan dan ketegangan yang penggunaannya tergantung
dari macam kecemasannya.
f. Kepercayaan Diri
Dalam olahraga, kepercayaan diri sudah pasti menjadi salah satu faktor
penentu suksesnya seorang atlet. Masalah kurang atau hilangnya rasa percaya
diri terhadap kemampuan diri sendiri akan mengakibatkan atlet tampil di bawah
kemampuannya. Karena itu sesungguhnya atlet tidak perlu merasa ragu akan
kemampuannya, sepanjang ia telah berlatih secara sungguh-sungguh dan memiliki
pengalaman bertanding yang memadai.
g. Komunikasi
Komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi dua arah, khususnya antara
atlet dengan pelatih. Masalah yang sering timbul dalam hal kurang terjalinnya
komunikasi yang baik antara pelatih dengan atletnya adalah timbulnya salah
pengertian yang menyebabkan atlet merasa diperlakukan tidak adil, sehingga
tidak mau bersikap terbuka terhadap pelatih. Akibat lebih jauh adalah berkurangnya
kepercayaan atlet terhadap pelatih.
h. Konsentrasi
Konsentrasi merupakan suatu keadaan di mana kesadaran seseorang tertuju
kepada suatu obyek tententu dalam waktu tertentu. Makin baik konsentrasi
seseorang, maka makin lama ia dapat melakukan konsentrasi. Dalam olahraga,
konsentrasi sangat penting peranannya. Dengan berkurangnya atau terganggunya
konsentrasi atlet pada saat latihan, apalagi pertandingan, maka akan timbul
berbagai masalah.
i. evaluasi diri
Evaluasi diri dimaksudkan sebagai usaha atlet untuk mengenali keadaan
yang terjadi pada dirinya sendiri. Hal ini perlu dilakukan agar atlet dapat
mengetahui kelemahan dan kelebihan dirinya pada saat yang lalu maupun saat ini.
Dengan bekal pengetahuan akan keadaan dirinya ini maka pemain dapat memasang
target latihan maupun target pertandingan dan cara mengukurnya. Kegunaan
lainnya adalah untuk mengevaluasi hal-hal yang telah dilakukannya, sehingga
memungkinkan untuk mengulangi penampilan terbaik dan mencegah terulangnya
penampilan buruk.
0 komentar:
Posting Komentar