, Umumnya, ada jeda waktu kelahiran bayi kembar. Nah,
sebenarnya, adakah jeda waktu ideal kelahiran bayi kembar pertama dan
kedua, misalnya?
Menurut dr Khanisyah Erza Gumilar SpOG dari RSUD
Dr Soetomo Surabaya, pada dasarnya tidak ada jeda waktu ideal kelahiran
bayi kembar. Hanya saja, menurut dr Erza ada beberapa faktor yang perlu
dipastikan adalah letaknya janin, utuh tidaknya selaput ketuban, dan
kondisi detak jantung janin.
"Misalnya bayi pertama letak
kepalanya di bawah, itu bisa lahir pervaginam. Ternyata, bayi kedua
letaknya melintang (bukan kepala yang di posisi bawah), perlu dilakukan
tindakan operasi untuk mengeluarkan si bayi kedua," tutur dr Erza saat
berbincang dengan detikHealth.
Bagaimana jika
dilakukan ekstraksi kaki atau memutar bayi di dalam (internal version)
pada bayi kedua? "Bisa saja, tapi kan berisiko juga," ujar dr Erza.
Kemudian,
pada bayi kembar dengan satu selaput ketuban atau dengan kata lain satu
ketuban berisi dua bayi. Ketika ketuban sudah pecah dan bayi pertama
lahir, maka otomatis bayi kedua ikut turun dan lahir. Tapi, ini juga
bergantung pada posisi si bayi seperti apa.
Contoh lain misalnya,
meski jarang terjadi tapi ada kondisi di mana bayi berada di ketuban
yang berbeda. Satu bayi meninggal dan satu bayi masih bertahan dalam
usia kehamilan prematur.
"Bayi yang satu dilahirkan sedangkan
bayi kedua terus di dalam sampai nanti memang sudah tiba waktunya dia
bisa dilahirkan. Itu kan artinya jeda juga," tambah dr Erza.
Berdasarkan
pengalamannya, dr Erza mengatakan ada bayi kembar yang lahir dengan
jeda waktu sampai 3 jam. Ya, ketika bayi pertama lahir melalui prosedur
pervaginam dan bayi kedua melalui operasi caesar.
"Selama tidak
didapatkan gawat janin, jeda waktu kelahiran yang agak lama relatif
aman. Meski, jeda yang lama tentunya berdampak pada kondisi ibu dan
janin yang masih di dalam. Untuk itu observasi dan evaluasi detak
jantung janin, bagian terendah janinm, dan keadaan ketuban menjadi
perhatian penting. Ingat ya, persalinan kembar wajib ditangani di Rumah
Sakit karena masuk dalam persalinan risiko tunggi," tegas dr Erza.
Dihubungi terpisah, dr Eric
Kasmara SpOG dari RS Pondok Indah Puri Indah persalinan pada bayi
kembar dapat dilakukan melalui metode persalinan per-vaginam hanyalah
jika bayi pertama posisi kepalanya di bawah (presentasi kepala).
"Jadi,
jika ingin melahirkan bayi kembar per-vaginam, posisi kepala bayi
pertama haruslah di bawah, tidak boleh pantat di bawah (presentasi
bokong) atau bayi pertama melintang (letak lintang), serta tidak ada
kontraindikasi persalinan per-vaginam, seperti misalnya ari-ari di bawah
(plasenta previa). Jika syarat persalinan per-vaginam tidak terpenuhi,
ya sudah pasti persalinan harus dilakukan per-abdominam," kata dr Eric
saat berbincang dengan detikHealth.
Pada metode persalinan
per-vaginam, biasanya setelah bayi pertama keluar, dokter akan melakukan
pemeriksaan dari luar dan pemeriksaan dalam untuk memastikan posisi
bayi kedua. Jika posisi bayi kedua kepala di bawah (presentasi kepala),
maka bayi kedua dapat dilahirkan secara normal dengan menunggu kontraksi
rahim ibu (seperti persalinan bayi pertama). Namun ada kalanya
kontraksi hilang atau berkurang, sehingga dokter akan memberikan obat
perangsang mulas hingga bayi kedua-pun dapat dilahirkan secara
per-vaginam.
"Biasanya dalam persalinan per-vaginam, bila mulas
baik, maka rentang waktunya tidak terlalu lama, mungkin dapat berbeda
antara 1 sampai 10 menit, maksimal 30 menit. Nah, kalau presentasi bayi
kedua adalah bokong atau letak bayi kedua melintang, maka dokter akan
memasukkan tangannya ke dalam rahim, mencari kaki bayi kedua dan
mengeluarkannya dengan menarik kakinya terlebih dahulu. Biasanya hal ini
dilakukan segera setelah bayi pertama dilahirkan, karena jika terlalu
lama, ditakutkan serviks akan menguncup lagi. Bila serviks menguncup,
akan lebih sulit mengeluarkan si bayi kedua.", tambah dr Eric.
Dari
kepustakaan disebutkan bahwa sekitar 40 persen kehamilan kembar dua
dapat dilahirkan melalui metoda persalinan per-vaginam. "Jadi,
persalinan bayi kembar dua tidak identik dengan 'harus operasi sesar'.
Persalinan per-vaginam dapat dilakukan bila syarat-syaratnya terpenuhi,
seperti yang telah saya terangkan di atas.", imbuh dr Eric.
Bila
ibu melahirkan melalui operasi sesar, jeda lahir antara kedua bayi
kembar biasanya lebih cepat, mengingat prosedur operasi sesar mesti
diselesaikan secepat mungkin karena risiko operasi meningkat dengan
semakin lamanya operasi.
"Kalau perut ibu terbuka makin lama,
risiko infeksi dapat meningkat. Biasanya setelah anak pertama
dikeluarkan, dokter langsung akan mengeluarkan si anak kedua. Setelah
lahir bayi pertama, dokter kemudian memecahkan kantong ketuban bayi
kedua (jika terdapat dua kantong ketuban), dan bayi kedua segera
dikeluarkan. Jeda waktunya paling hanya beberapa detik sampai 1 menit.
Paling lama 1 menit sudah lahir bayi keduanya," pungkas dr Eric.
(rdn/up)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar