Salah satu mainan yang akrab dengan anak-anak adalah puzzle. Tak
sekadar bermain, permainan yang satu ini punya sederet manfaat bagi si
kecil lho. Apa saja manfaatnya?
Studi yang dilakukan University
of Chicago menemukan anak-anak usia 2 hingga 4 tahun yang rutin bermain
puzzle mengembangkan keterampilan spasial yang lebih baik. Nah, menurut
psikolog perkembangan Howard Gardner, keterampilan spasial merupakan
salah satu bentuk kecerdasan.
Ini merupakan kemampuan untuk
melihat dan mengamati dunia visual (gambar) dan spasial (ruang dan
tempat) dengan cermat. Kesadaran akan warna, garis, bentuk, maupun
ukuran yang menjadi kesinambungan elemen terlibat dalam kecerdasan
spasial.
"Anak-anak yang bermain puzzle memiliki kemampuan yang
lebih baik terkait tugas yang berhubungan dengan kemampuan memutar dan
menerjemahkan bentuk," ujar psikolog Susan Levine. Susan merupakan pakar
di bidang perkembangan matematika pada anak. Demikian dikutip dari
situs University of Chicago.
Kemampuan ini merupakan prediktor
penting terkait kursus maupun karier di bidang sains, teknologi,
engineering/teknik, serta matematika (STEM) yang akan diambil anak
kelak. Puzzle sederhana yang diberikan pada anak sejak dini namun sesuai
usia, bisa memberikan dasar perkembangan keterampilan spasial.
Kesimpulan
tersebut diambil peneliti setelah mengamati 53 pasangan orang tua dan
anak dari beragam latar belakang sosial ekonomi. Pasangan orang tua dan
anak usia dua tahunan selama 90 menit dibiarkan berinteraksi secara
natural seperti biasa. Kegiatan yang selalu direkam ini diulang setiap
empat bulan sekali, sampai anak berusia 46 bulan.
Dari studi
diketahui anak dengan orang tua yang memiliki penghasilan lebih tinggi
cenderung lebih sering memberikan puzzle pada anaknya. Temuan lainnya,
anak laki-laki maupun perempuan yang sama-sama bermain puzzle memiliki
keterampilan spasial yang lebih baik. Akan tetapi anak laki-laki
cenderung bermain puzzle yang lebih rumit ketimbang anak perempuan.
Orang tua juga cenderung lebih terlibat saat anak laki-laki bermain
puzzle ketimbang saat anak perempuan bermain puzzle.
"Temuan kami
menunjukkan bahwa keterlibatan orang tua dengan anak laki-laki maupun
perempuan saat bermain puzzle dapat mendukung pengembangan aspek kognisi
terkait STEM," kata Susan.
Menurut
Susan diperlukan studi lanjutan untuk mengetahui mengapa ada perbedaan
tingkat kesulitan memainkan puzzle antara anak laki-laki dan perempuan.
Lalu perlu juga diketahui mengapa orang tua lebih terlibat saat anak
laki-lakinya bermain puzzle ketimbang anak perempuannya.
Sementara itu, dikutip dari Huffington Post, manfaat lain bermain puzzle bagi anak adalah:
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar