Tak hanya soal pemahaman tentang pentingnya memberikan ASI eksklusif,
ibu juga harus tahu hal-hal bersifat teknis yang berkaitan dengan
pemberian ASI.
Pertama, soal IMD (Inisiasi Menyusui Dini). IMD
harus dilakukan dalam kurun 30-60 menit selepas melahirkan. "Setelah
lahir, bayi itu diam dulu karena dia butuh istirahat. Setelah istirahat
15 menit, itu dia baru mulai gerak-gerak tapi tidak mungkin langsung
merangkak mencari puting ibunya," terang Maria Ulfa, S.Keb.,Bd. dari RS
Universitas Airlangga.
Saat itulah bayi diarahkan untuk mendekati
dada ibunya dan memulai inisiasi. Namun Maria mengingatkan posisi ibu
dan si bayi juga harus nyaman.
Kemudian perlekatannya juga harus
benar. Maria menjelaskan, yang dimaksud dengan perlekatan adalah
masuknya payudara, utamanya sebagian besar areola ibu ke dalam mulut
bayi, tidak hanya putingnya saja. Ibu pun bisa merasakan putingnya
nyaris menyentuh tenggorokan bayi.
"Kalau perlekatannya benar,
mulut bayi terbuka keluar, ndoweh (memble, red) atas dan bawah, areola
sebagian besar masuk, dan dagunya nempel. Jika diliat dari atas pipinya
tampak menggembung," jelas Maria saat berbicara dalam Seminar Golden
Period Development: Menggendong Bayi dengan Standar Ahli di RS Penyakit
Tropis dan Infeksi Universitas Airlangga baru-baru ini.
Perlekatan
yang kurang benar, lanjut Maria, juga dapat dipastikan bila terdengar
suara seperti berkecap dari mulut bayi. "Yang benar itu kalau kita bisa
mendengar suara bayi menelan, glek glek glek," tuturnya.
Lagipula,
jika puting ibunya saja yang masuk ke dalam mulut, inilah yang
menyebabkan puting lecet karena 'bertabrakan' dengan tulang keras di
mulut bayi.
Baca juga: Masih Ragu Menyusui Buah Hati? Ini Daftar Kandungan Top di ASI
Pemberian
ASI juga dinyatakan sukses jika bayi aktif menghisap dan ibu sering
menyusu, sebab semakin sering payudara ibu kosong, maka ASI yang
dihasilkannya akan semakin banyak.
"Kalau menyusuinya kurang
tuntas atau payudaranya kurang kosong, itu akan mempengaruhi produksi
ASI selanjutnya jadi otak akan merasa ASI-nya nggak dipakai kok, yasudah
produksinya segini-segini aja, begitu juga sebaliknya," jelasnya.
Yang
tak kalah penting, bidan Maria mengingatkan untuk tidak memberi bayi
minuman selain ASI dan memberikan ASI perahan lewat dot selama masa
pemberian ASI eksklusif.
Menurutnya, bila bayi kadung mengenal
botol susu, ia akan malas untuk menyusu ke ibunya. Padahal kegiatan
menyusu berperan penting dalam merangsang kemampuan bicara si bayi
kelak.
"Perlu diingat bahwa tumbuh kembang pertama kali (bayi,
red) itu dari fase oralnya. ASI perah masih bisa diberikan dengan metode
lain kok, bisa pakai gelas, sendok atau pipet kalau masih kecil,"
katanya.(lll/vit)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar