Depresi bisa dialami oleh siapa saja tanpa mengenal usia maupun jenis
kelamin. Hanya saja kadang depresi yang dianggap ringan justru lebih
mengkhawatirkan. Seperti apa penjelasannya? Simak di sini.
Dikutip dari Times of India,
depresi ringan atau dysthymia bisa lebih akut dan parah dibanding
depresi mayor. WHO (World Health Organization) mendefinisikan dysthymia
sebagai bentuk depresi ringan yang persisten atau kronis, yang gejalanya
mirip dengan gangguan depresi mayor namun cenderung kurang intens dan
bertahan lebih lama.
Dysthymia
sulit untuk didiagnosis karena gejala dan karakteristiknya sangat
halus, sehingga sulit diketahui apakah sebenarnya ada masalah yang lebih
dalam atau tidak. Orang yang menderita gangguan semacam itu cenderung
pandai menyembunyikan gejalanya di depan orang lain yang membuatnya
menjadi tantangan untuk memahami dan mengenali hal semacam itu.
Dysthymia
bisa disertai dengan beberapa jenis gangguan lainnya, seperti masalah
fisik ataupun psikologis. Hal ini membuat semua semakin sulit ditangani
karena tingkat kerumitan dalam pikiran orang yang terkena dampak.
Menurut
psikiater, Dr dr Suzy Yusna Dewi, SpKJ, beberapa waktu lalu dysthymia
bisa ditangani dengan pemberian obat antidepresan. Hanya saja sebelumnya
jangan lupa untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
"Orang
yang depresi dysthmic itu depresinya ringan tapi berlangsung lama bisa
sampai dua tahun. Dia misalnya masih bisa sekolah tapi ya itu moodnya
kerasa enggak enak terus," kata dr Suzy.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar