Penyakit
demam reumatik dapat mengakibatkan gejala sisa (sequele) yang amat penting pada
jantung sebagai akibat berat ringannya karditis selama serangan akut demam
reumatik. Dari beberapa penelitian tentang insidens karditis dan PJR yang
menetap adalah akibat kekambuhan DR tanpa PJR sebelumnya adalah 6-14%.
Kekambuhan yang terbanyak dan terpenting adalah akibat perjalanan penyakit
demam reumatik itu sendiri. Cukup banyak dilaporkan insidens dari kekambuhan
demam reumatik yang berlanjut dan mengakibatkan PJR.
DR
dapat diatasi dengan antibiotika penisilin-V
atau benzatin penisilin parentral yang adekuat terhadap kuman
SGA hemolitikus. Pasien DR berisiko tinggi untuk terjadi kekambuhan kembali,
sehingga diperlukan pencegahan yang berkelanjutan dengan antibiotika sebagai
pencegahan sekunder terhadap kekambuhan tersebut. Tetapi yang sulit adalah
menetapkan berapa lama pencegahan sekunder ini dilakukan. Walaupun risiko kekambuhan
berkurang dengan bertambahnya umur dan juga interval kekambuhan makin panjang
tetapi kekambuhan ini bisa terjadi selama 5-10 tahun. Hanya akan berkurang atau
menghilang bila dilakukan pengobatan pencegahan sekunder secara teratur untuk
waktu yang cukup lama.
Program
pencegahan sekunder yang dapat mengurangi atau menghilangkan perjalanan
penyakit DR dan PJR, yang dapat dilakukan adalah :
1. Untuk
pasien <20 tahun, berikan suntikan Benzatin
Penisilin G 1,2 juta unit tiap 4 minggu sampai umur 25 tahun
2. Bila
umur pasien >20 tahun, berikan suntikan Benzatin
Penisilin G (long-acting) selama 5 tahun.
3. Bila
pasien telah selesai dengan protocol 1 dan 2 sedangkan terjadi kekambuhan lagi
maka aka mendapatkan kembali suntikan Benzatin
Penisilin G dengan dosis 1,2 juta unit tiap 4 minggu untuk selama 5 tahun
berikutnya. Bila kasus berat tiap 3 minggu.
2.13
PROGNOSIS
DEMAM REUMATIK DAN JANTUNG REUMATIK
Demam
reumatik tidak akan kambuh bila infeksi Streptokokus diatasi. Prognosis sangat
baik bila karditis sembuh pada saat permulaan serangan akut demam reumatik.
Selama 5 tahun pertama perjalanan penyakit demam reumatik dan penyakit jantung
reumatik tidak membaik bila bising organik katup tidak menghilang, (Feinstein
AR dkk, 1964). Prognosis memburuk bila gejala karditisnya lebih berat dan
ternyata demam reumatik akut dengan payah jantung akan sembuh 30% pada 5 tahun
pertama dan 40% setelah 10 tahun. Dari data penyembuhan ini akan bertambah bila
pengobatan pencegahan sekunder dilakukan secara baik. Ada penelitian melaporkan
bahwa stenosis mitralis sangat tergantung pada beratnya karditis, sehingga
kerusakkan katup mitral selama 5 tahun pertama sangat mempengaruhi angka
kematian demam reumatik ini. (Irvington House Group & U.K and U.S 1965).
Penelitian selama 10 tahun yang mereka lakukan menemukan adanya kelompok lain
terutama kelompok perempuan dengan kelainan mitral ringan yang menimbulkan
payah jantung yang berat tanpa diketahui adanya kekambuhan demam reumatik atau
infeksi streptokokus. (Stresser, 1978).
Adanya
atau tidak adanya kerusakan jantung permanen menentukan prognosis jantung
reumatik. Perkembangan dari penyakit jantung residual dipengaruhi oleh 3
faktor, yaitu :
1. Keadaan
jantung pada awal terapi. Semakin berat keterlibatan jantung pada saat pertama
kali pasien diperiksa, semakin besar resiko timbulnya kelainan jantung
residual.
2. Kekambuhan
demam reumatik. Semakin berat keterlibatan katup, maka angka kekambuhannya
semakin tinggi.
3. Regresi
dari gangguan jantung. Bukti adanya keterlibatan jantung pada serangan awal
mungkin tidak terlihat pada 10 – 25 % pasien, dan baru nampak kurang lebih 10
tahun setelah serangan awal.
Prognosis demam rematik juga
tergantung pada stadium saat diagnosis ditegakkan, umur, ada tidaknya dan
luasnya kelainan jantung, pengobatan yang diberikan, serta jumlah serangan
sebelumnya. Prognosis pada umumnya buruk pada penderita dengan karditis pada
masa kanak-kanak. Serangan ulang dalam waktu 5 tahun pertama dapat dialami oleh
sekitar 20% penderita dan kekambuhan semakin jarang terjadi setelah usia 21
tahun.
0 komentar:
Posting Komentar