Ketentuan
dasar pengobatan anemia pada lansia adalah bahwa diagnosis harus ditegakkan secara
persis. Hanya anemia dengan Hb di bawah 12gr% (11,5gr% pada wanita diatas 75
th) yang harus diobati. Kebanyakan anemia pada lansia bersifat sekunder,
misalnya hipotiroidisme atau kekurangan vitamin C dan walau kadang berat,
anemia demikian tidak akan teratasi sampai penyebabnya ditemukan dan diobati. Tidak
ada alasan untuk menggunakan vitamin B12 sebagai ‘tonikum’ (obat kuat) atau
untuk mengobati keuzuran dan obat ini juga tidak berguna untuk neuralgia
pascaherpes atau neuropati perifer (kecuali bila neuropati disebabkan oleh
degenerasi subakut medulla spinalis). Bahkan indikasi vitamin B12 hanyalah
anemia megaloblastik ; vitamin ini juga berguna pada ambliopia akibat tembakau.
Indikasi
dan aturan peresepan
Tidak
semua sediaan zat besi dapat diterima oleh lansia, tetapi selalu ada sediaan
yang dapat diberikan. Zat besi dapat diberikan secara infuse intravena dalam
dosis total yang dihitung berdasarkan parahnya kekurangan Hb.Cara ini cocok
untuk pasien rawat jalan atau pasien rawat inap di rumah sakit maupun di unit
rawat semalam, cara ini tidak menimbulkan masalah kepatuhan sama sekali.
Asam
folat harus diresepkan terpisah, kecuali pada wanita hamil atau kadang pada
keadaan yang memungkinkan pemantauan kadar vitamin B12. Kombinasi asam folat
dan zat besi tidak dianjurkan.
Kelompok
Obat
Zat
Besi
Tersedia
banyak macam sediaan zat besi (umumnya berupa garam ferrous sulfat, fumarat,
atau glukonat). Dosis 100mg unsur Fe per hari selama 3 bulan cukup untuk
mengisi kembali cadangan zat besi pada defisiensi yang paling berat, dan tidak
penting garam mana yang dipakai asal sediaannya diserap dengan baik dan dapat diterima
oleh pasien. Beberapa sediaan yang paling murah dan paling sederhana justru
yang terbaik.
Zat
besi untuk penggunaan intravena,umumnya sebagai kompleks besi sorbitol dalam
larutan garam, diberikan dalam infus beberapa jam; sediaan oral harus
dihentikan sebelumnya. Suntikan intramuskuler harus dihindari sebab menyebabkan
pewarnaan kulit dan mungkin bersifat karsiogenik setempet.
Asam
Folat
Vitamin
ini diberikan mula-mula dengan dosis 5mg per hari dan 0,1mg sebagai dosis
pemeliharaan. Dosis besar tidak ada gunanya.
Vitamin
B12
Untuk
anemia pernisiosa, vitamin ini harus diberikan secara intramuskuler sebesar
250mg (0,25gr) sebagai hidroksikobalamin. Dosis ini mula-mula diberikan 2 kali
seminggu, kemudian dilanjutkan setiap 3 bulan ; degan cara ini tunjangan
perawat dari puskesmas, misalnya; dapat dimanfaatkan untuk mengawasi para
lansia dirumah-rumah jompo. Dosis besar tidak memberikan manfaat
tambahan,sedangkan dosis yang sangat kecil dapat digunakan untuk tujuan
diagnosis.
0 komentar:
Posting Komentar