Sumber stress pasien dengan terminal illness (Hinton, dalam Sarafino, 2002):
- Cara mengatasi kondisi fisiknya akibat penurunan kesehatan, seperti sakit, nyeri, sulit bernapas, sulit tidur, atau kondisi perut yang tidak enak.
- Kondisi tubuh yang membuat terjadinya perubahan drastis pada pola hidup seseorang, sehingga membatasi aktivitas, dan membuat mereka bergantung pada orang lain
- Saat pasien menyadari bahwa kematian semakin dekat dengan mereka, meski tidak ada yang mengutarakan hal tersebut
Kelima tahap tersebut yaitu:
1. Denial
– Penyangkalan dari pasien mengenai diagnosa penyakit kronis
– Pasien menolak untuk mempercayai diagnosa penyakitnya
– Muncul karena merasa sangat cemas akan penyakitnya
– Berusaha keras mencegah kenyataan itu masuk ke kesadaran
– Bagi pasien yang mengetahui dan memahami kenyataan tersebut, mereka memilih untuk tidak memikirkannya
– Tetap berusaha memperbaiki dan memperbesar kesempatan hidup dengan melakukan tindakan yang dianggap positif
– Selama tahap denial, pasien mencari-cari cara coping sesuai dengan dirinya
– Denial kemudian akan menghilang setelah beberapa waktu dan berganti menjadi anger
2. Anger
– Setelah denial, muncul anger atau kemarahan karena kecemasan yang belum hilang
– Pasien biasanya merasa marah dengan
diagnosa yang diberikan dokter, sehingga memutuskan untuk mencari
pendapat dari dokter lain
– Kemarahan muncul karena adanya keinginan seseorang untuk tetap hidup
– Perlu diperhatikan bahwa ekspresi marah
dapat menjauhkan pasien dari orang-orang terdekatnya, seperti keluarga
dan para perawat
3. Bargaining
– Beberapa pasien akhirnya menunjukkan
usaha yang rasional untuk bertahan hidup sehingga dapat memperbesar
kesempatan untuk hidup
– Ada juga yang melakukan usaha namun usaha tersebut tidak memiliki efek langsung terhadap penyakitnya
– Contohnya: pasien yang religius bisa
saja mengucap janji kepada Tuhan untuk berubah menjadi orang yang lebih
baik dan akan menjalani hidup dengan sungguh-sungguh jika diberikan
kesempatan hidup lebih lama olehNya
– Usaha seperti itu membuat pasien merasa
lebih baik dari sisi emosional, namun menghalangi usaha-usaha untuk
meningkatkan kesempatan hidup
4. Depression
– Depresi bisa terjadi seketika ataupun beberapa lama setelah bargaining
– Pasien yang gagal dalam berusaha menjadi depresi karena usahanya tidak membuat mereka sembuh
– Depresi muncul ketika pasien merasa waktu hidupnya akan segera habis
– Merasa tidak memiliki harapan
– Muncul penyesalan akan apa yang terjadi di masa lalu dan akan hal-hal yang akan mereka lewati di masa mendatang
– Depresi dapat berlangsung cukup lama dan rentang waktunya berbeda-beda di setiap pasien
– Depresi merupakan reaksi awal dari seorang pasien yang telah menyerah tanpa berusaha terlebih dahulu
– Pasien yang depresi tidak lagi berusaha bertahan hidup dan melewatkan kesempatan untuk menjalani hidup sebaik mungkin
5. Acceptance
– Setelah depresi, pasien biasanya menerima kondisinya (acceptance) yang akan berakhir pada kematian
– Dalam tahap ini mereka sudah paham bahwa kematian tidak dapat dihindari
– Pasien berusaha menghadapi kematian dengan tenang
– Pasien cenderung berusaha sebaik mungkin untuk memahami arti hidup yang telah dijalani
– Ada kalanya ketika pasien sudah
mengalami rasa sakit berkepanjangan dan kelelahan akibat usaha-usaha
yang dilakukan untuk hidup, mereka menilai bahwa kematian merupakan
suatu kelegaan / pembebasan dari terminal illness
0 komentar:
Posting Komentar