Pasca mengalami atau melihat suatu peristiwa misalnya
bencana alam atau kejadian teror bom pekan lalu, anak bisa merasa
ketakutan bahkan trauma. Menjadi hal yang wajar jika anak merasakan hal
itu. Namun, bukan berarti orang dewasa di sekitarnya tidak bisa membantu
anak agar cepat pulih dari ketakutan dan trauma yang dialami.
Dosen
Psikologi Universitas Indonesia Nathanael EJ Sumampouw, MPsi mengatakan
langkah tepat untuk membantu anak tidak lagi merasa takut atau trauma
yakni segera setelah terjadi pengalaman sulit, kembalikan anak pada
aktivitasnya seperti biasa.
"Kalau biasanya anak sekolah ya
kembali sekolah. Dulu pas tsunami misalnya, ada sekolah darurat, school
of the box atau lainnya. Anak biasa bermain bola tiap sore misanya, ya
kembali aja mereka melakukan permainan itu," tutur pria yang akrab
disapa Nael ini dalam temu media di Nutrifood Inspiring Centre, Menteng
Square Apartment, Matraman, Jakarta, Selasa (19/1/2016).
Baca juga: Cara Tepat Menjelaskan Soal Teror Bom pada Anak Usia Sekolah Dasar
Menurut
Nael, mengembalikan anak pada kegiatan rutin dan aktivitas
sehari-harinya bisa mengembangkan pemikiran anak bahwa akan ada hari
esok. Sebab, dengan tahu ada kegiatan rutin yang akan dilakukan, hal itu
bisa membuat anak merasa segala sesuatunya bisa kembali normal.
Namun,
tetap penting bagi orang tua untuk meminta anak menjaga dirinya
misalkan segera menghindar jika terdapat keramaian dan ketika merasa
takut segera hubungi orang tua atau keluarga terdekat melalui telepon.
Peristiwa
teror bom di Jakarta beberapa waktu lalu menurut Nael tak bisa lepas
dari perhatian anak. Ketika anak mengetahui hal itu, ada rumus ABCDEF
yang diungkapkan Nael yang bisa dilakukan orang tua yaitu:
- Awali
dengan ajukan pertanyaan. Orang tua bisa menempatkan anak menjadi
narasumber dengan demikian orang tua tahu apa yang anak pahami, dia
mendapat info tersebut dari mana.
- Batasi paparan yang bermuatan kekerasan lebih lanjut pada anak.
-
Ceritakan dengan sederhana apa yang terjadi. Misalnya anak dipulangkan
cepat dari sekolahnya, tanyakan kenapa, lalu bagaimana ia dan temannya?
Jika menangis, itu adalah hal yang normal tapi saat ini anak sudah ada
di rumah dan dia aman.
- Dengarkan perasaan dan pikiran anak
- Ekstra perhatian dan kasih sayang yang diberikan pada anak.
- Fokus pada aktivitas dan rutinitas anak.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar