Menurut data yang dikumpulkan oleh peneliti di Royal College of
Surgeons di Inggris, terjadi peningkatan kasus anak yang alami
pembusukkan gigi sehingga perlu dicabut. Para peneliti mengaitkan
fenomena ini dengan konsumsi diet yang tinggi gula.
Pemimpin
studi Profesor Nigel Hunt menjelaskan 10 tahun yang lalu ada sekitar
7.400 kasus pencabutan gigi anak usia empat tahun ke bawah. Nah pada
tahun 2015-2016, angka tersebut meningkat sekitar 24 persen jadi 9.206
kasus.
"Ketika
Anda melihat angkanya meningkat seperti ini, terlihat jelas bahwa
kebiasaan mengonsumsi makanan manis anak-anak kita membawa dampak buruk
untuk kesehatan giginya," kata Prof Nigel seperti dikutip dari BBC,
Selasa (21/3/2017).
"Sangat mengejutkan untuk tahu anak kecil umur satu atau dua tahun sudah perlu dicabut giginya," lanjut Prof Nigel.
Menurut
laporan hampir 90 persen kasus pencabutan gigi pada anak tersebut
sebetulnya bisa dicegah. Orang tua hanya perlu lebih berhati-hati
terhadap konsumsi makanan serta minuman tinggi gula anaknya, memastikan
anak rutin menyikat gigi dengan pasta gigi mengandung fluoride dan juga
mengunjungi dokter gigi.
Meski memang pada anak-anak giginya akan tanggal sendiri karena bukan gigi permanen, bukan berarti orang tua bisa lengah.
Ketua
Ikatan Dokter Gigi Anak Indonesia (IDGAI) drg Udijanto Tedjosasongko,
SpKGA (K), PhD, mengatakan bila gigi anak dibiarkan begitu saja dan
kemudian rusak akan menimbulkan rasa sakit. Nafsu makan jadi terpengaruh
sehingga konsumsi nutrisinya bisa tak terpenuhi secara optimal.
Dampak
dalam jangka pendek performa akademis anak bisa berkurang sementara
untuk jangka panjangnya ada risiko untuk terjadi stunting.
"Sangat
tidak betul bahwa tidak perlu dilakukan sesuatu pada gigi sulung...
Pemikiran yang seperti itu mungkin muncul karena dari masyarakat secara
umum belum menempatkan perawatan gigi sebagai prioritas," kata drg
Udijanto beberapa waktu lalu.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar