Setiap anak tentu memiliki masalah yang berbeda-beda,
termasuk anak berkebutuhan khusus (ABK). Nah, salah satu cara mengatasi
masalah pada ABK adalah terapi.
Psikolog Rosdiana Setyaningrum
MPsi, MPHEd mengatakan terapi merupakan perawatan standar yang diberikan
pada anak berkebutuhan khusus guna mengoptimalkan kemampuannya.
Terapinya pun bermacam-macam sesuai kebutuhan si kecil.
"Misalnya
terapi untuk sensorik atau wicara itu beda-beda tergantung kebutuhan
anaknya," kata wanita yang akrab disapa Diana ini kepada detikHealth di
sela-sela konferensi pers peluncuran App Spokle di Mercure Hotel, Jalan
Raya Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (18/3/2017).
Lebih
lanjut, Diana mengatakan terapi sebaiknya dilakukan sedini mungkin
ketika orang tua mengetahui anak memiliki gangguan. Sebab, otak anak
memiliki perkembangan yang pesat hingga usia lima tahun.
Diana
juga menjelaskan, terapi tidak bisa dilakukan tanpa berkelanjutan
misalnya berhenti di tengah-tengah terapi. Sebab hal tersebut dapat
menurunkan kemampuan sang anak.
Lantas, kapan anak dapat
berhenti melakukan terapi? Menurut Diana, terapi bisa dihentikan jika
anak sudah memiliki kemampuan sensoris yang baik, misalnya dalam hal
keseimbangan.
"Sebelum berhenti orang tua juga perlu maintenance
beberapa saat biar yakin anak sudah bisa. Tapi sebaiknya tanyakan ke
ahlinya juga sebelum berhenti," pungkas Diana.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar