Meski usianya terbilang masih belia, ada beberapa anak yang sudah
memiliki mata minus (rabun jauh) dan mata plus (rabun dekat). Apa yang
menyebabkan kondisi ini?
Menurut dr Gitalisa Andayani, SpM(K)
dari RS Cipto Mangunkusumo, ada dua hal yang dapat memengaruhi kondisi
mata pada anak yaitu panjang sumbu bola mata dan bentuk lensa.
"Kalau
anak yang memiliki panjang sumbu bola mata yang lebih dari rata-rata
maka kemungkinan bisa memiliki miopia atau rabun jauh. Karena
penglihatan jatuh di depan retina," ucap dr Gita saat berbincang dengan
detikHealth baru-baru ini.
Nah, untuk mengatasi gangguan rabun
jauh, dr Gita menyarankan untuk menggunakan lensa minus. Hal tersebut
dilakukan untuk memundurkan cahaya yang masuk sehingga cahaya bisa jatuh
tepat di retina.
"Selain itu, kornea yang terlalu melengkung
lebih cembung juga menyebabkan miopia. Sedangkan mata plus itu
sebaliknya. Hal itu dikarenakan sumbu bola mata pendek dan lengkungan
lensa lebih landai" sambung dr Gita.
Lebih
lanjut, dr Gita mengatakan bahwa 40 persen panjang sumbu bola mata dan
lengkungan lensa dipengaruhi oleh faktor genetik. Nah, rabun dekat pada
anak umumnya disebabkan karena faktor genetik. Sementara, faktor
eksternal seperti kebiasaan dikatakan dr Gita hanya berpengaruh sedikit.
"Biasanya
kebiasaan bisa berpengaruh di masa perkembangan. Misalnya banyak
kegiatan membaca dalam posisi yang dekat atau dengan font yang kecil,"
imbuh dr Gita.
Lantas, untuk mencegah dampak dari kebiasaan yang
dilakukan anak, dr Gita menyarankan orang tua untuk sering mengajak si
kecil bermain di luar ruangan. Sebab, berdasarkan penelitian prevalensi
kelainan mata berkurang ketika anak bermain di luar ruangan.
"Makanya
anak harus seimbangkan kegiatan di dalam dan di luar ruangan, misalnya
kadang ke taman. Lalu konsumsi vitamin, nggak perlu selalu wortel
walaupun bagus karena mengandung beta-karoten," pungkas dr Gita.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar