Infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus) dapat terjadi pada siapa
saja. Namun, proses terjadinya infeksi HIV pada anak dan orang dewasa
berbeda lho.
Menurut dr Abraham Simatupang dari Universitas
Kristen Indonesia (UKI) periode HIV pada anak dan orang dewasa berbeda.
Sebab anak cenderung tertular saat berada di dalam kandungan.
"Kalau
orang dewasa tertular biasanya melalui hubungan seks dan transfusi yang
nggak aman ya," kata dr Bram di sela-sela acara Pameran Foto HIV: One
Child One Life Project di Kunstkring Art Galery, Jl Teuku Umar, Jakarta
Pusat, baru-baru ini.
Baca juga: Ini Pentingnya Tambahan Gizi untuk Anak dengam HIV
Nah,
karena hal itu periode HIV pada anak tidak dapat diketahui sebelum
melakukan tes. dr Bram menjelaskan tes yang dimaksud adalah tes langsung
terhadap virusnya.
"Masalah di Indonesia itu tes yang dilakukan
cd4 yaitu sistem imun. Padahal kalau anak baru lahir dites dan positif
belum tentu antibodinya dia, karena bisa jadi antibodi ibunya yang HIV,"
sambung dokter yang juga relawan di Lentera Anak Pelangi (LAP).
"Makanya kalau mau lebih akurat ya tes langsung virusnya. Tapi ya memang tidak murah," imbuh dr Bram.
Namun
jika seseorang tetap ingin melakukan tes dengan cd4, dr Bram
menyarankan harus menunggu anak hingga berusia 18 bulan. Di usia itu
dapat dipastikan antibodi dalam tubuh anak merupakan antibodinya
sendiri.
Sementara, periode HIV pada orang dewasa disebut dengan
window period. Di mana tahap awal seseorang terkena virus melalui
hubungan seksual atau pemakaian jarum suntik bergantian.
Nah,
ketika virus masuk ke dalam tubuh, virus akan berkembang. Sehingga tubuh
merespons dan akhirnya sistem daya tahan tubuh menurun. Lantas, ketika
virus tidak dikendalikan dan berkembang, sistem daya tahan tubuh akan
menurun drastis. Hal tersebut biasanya terjadi dalam kurun waktu 6
bulan.
"Saat itu cd4 rendah dan virus meningkat. Dan sampai titik
paling rendah itu datanglah banyak penyakit dan saat itu (seseorang
bisa terkena) AIDS (Acquirrd Immunideficienct Syndrome)," ucap dr Bram.
Oleh
karena itu ia mengingatkan kepada seseorang untuk tetap mempertahankan
'statusnya'. Misalkan status HIV negatif maka dipertahankan tetap
negatif.
"Kalau HIV positif maka pertahankan tetap positif dengan menggunakan obat. Jangan sampai AIDS," pungkas dr Bram.
perbedaan proses penularan HIv ke anak dan dewassa berbeda
Written By iqbal_editing on Minggu, 05 Maret 2017 | 21.04
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar