Gangguan irama jantung (aritmia) terkesan penyakit yang tidak berbahaya.
Namun pakar mengatakan jika didiamkan, gangguan irama jantung bisa
menyebabkan kematian.
dr Yoga Yuniadi, SpJP(K), FIHA, dari Divisi
Gangguan Irama Jantung, RS Harapan Kita, mengatakan ada dua jenis
gangguan irama jantung. Yakni gangguan irama jantung cepat atau gangguan
irama jantung lambat.
"Gangguan irama jantung menyebabkan denyut
jantung menjadi tidak normal atau tidak teratur. Dalam keadaan
istirahat, denyut jantung normal antara 50-100 kali per menit. Nah,
kalau di bawah 50 per menit tandanya gangguan irama melambat, kalau di
atas 100 tandanya gangguan irama cepat," tutur dr Yoga, dalam temu media
di RS Jantung Harapan Kita, Jl Letjen S. Parman, Grogol, Jakarta Barat.
Baca juga: Beragam Dampak Detak Jantung yang Tak Teratur Pada Tubuh
Dijelaskan
dr Yoga, kedua jenis gangguan irama jantung ini sama-sama berbahaya.
Pada orang yang mengalami denyut jantung cepat, di atas 100 kali per
menit, risiko kematian mendadak (sudden death) akibat penebalan otot
jantung termasuk tinggi.
Di sisi lain, denyut jantung yang
melambat di bawah 50 per menit berisiko menyebabkan kurangnya asupan
darah ke organ tubuh, termasuk otak. Akibatnya, risiko mengalami
kematian akibat stroke pun meningkat.
"Gangguan denyut jantung juga bisa menyebabkan penyakit jantung koroner, yang berujung pada serangan jantung," ungkapnya.
Penyebab
gangguan irama jantung sendiri bermacam-macam. Ada yang disebabkan
karena faktor bawaan lahir (congenital), proses degeneratif atau
bertambahnya usia, serta kebiasaan buruk seperti gaya hidup tidak sehat,
merokok, minum alkohol hingga tidak menjaga tekanan darah dan
kolesterol.
Obat-obatan menjadi jalan pengobatan pertama yang
biasa dilakukan. Namun jika gangguan irama jantung sudah memasuki
stadium lanjut, dokter biasanya menganjurkan pasien untuk memasang alat
pacu jantung untuk mengatur sistem kelistrikan agar denyut jantung
kembali normal.
"Gangguan irama terjadi karena ada masalah pada
sistem kelistrikan jantung. Dengan alat pacu jantung, nanti bisa kita
atur, yang terlalu cepat kita turunkan ritme dan yang terlalu lambat
dinaikkan," pungkasnya
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar