Berat badan ideal memang menjadi dambaan setiap wanita. Namun sejatinya
ini memang diperlukan karena berdampak bagi kesehatan jantung mereka.
Sebuah
studi mengungkap, wanita dengan perawakan tinggi dan besar berisiko
tinggi untuk mengalami gangguan pada detak jantungnya, walaupun mungkin
tubuhnya tidak begitu gemuk.
Gangguan detak jantung yang dimaksud
adalah atrial fibrillation. Lazimnya, kondisi ini ditemukan pada mereka
yang berusia di atas 60 tahun, dan bila dibiarkan akan memicu
peningkatan risiko stroke dan gagal jantung.
Tetapi nyatanya dari
hasil pada pengamatan yang dilakukan terhadap 1,5 juta responden wanita
selama 33 tahun, wanita berusia 20-an tahun juga bisa mengalami kondisi
ini.
"Ukuran tubuh yang besar di usia 20 dan penambahan berat
badan dalam rentang usia 20 hingga paruh baya sebelumnya diketahui
meningkatkan risiko atrial fibrillation pada pria, namun kami menemukan
ini juga berlaku untuk wanita," kata peneliti Prof Annika Rosengren
seperti dilaporkan Science Daily.
Untuk
penelitian tersebut, peneliti mengamati berbagai faktor yang ada pada
partisipan seperti berat badan, usia, riwayat diabetes, hipertensi dan
kebiasaan merokok.
Kemudian partisipan dibagi menjadi 4 kelompok
berdasarkan 'body surface area' atau permukaan tubuh mereka, yang
dihitung dari ukuran berat dan tinggi badan.
Menurut peneliti
dari Gothenburg University, Swedia tersebut, partisipan dengan BSA
tertinggi tercatat 9 cm lebih tinggi, 28 kg lebih berat dan memiliki BMI
atau indeks massa tubuh lebih tinggi daripada yang BSA-nya paling
rendah.
"Padahal kelompok yang permukaan tubuhnya paling tinggi
memiliki risiko tiga kali lipat daripada risiko yang permukaan tubuhnya
paling rendah," simpul Rosengren.
Pertama, atrial fibrillation
memang umumnya ditemukan pada mereka yang mengalami obesitas karena
terjadi perubahan metabolisme. Kedua, seperti halnya yang ditemukan
dalam penelitian ini, mereka yang bertubuh besar juga rata-rata memiliki
atrium atau serambi jantung yang lebih besar sehingga risiko gangguan
detak jantungnya juga meningkat.
"Begitu juga dengan orang
tinggi, karena tinggi badan merubah struktur jantung yang kemudian
membuatnya kondusif untuk terserang atrial fibrillation," lanjut
Rosengren.
Meski demikian, Rosengren menegaskan bahwa risiko
atrial fibrillation untuk wanita muda sangatlah kecil, yaitu kurang dari
0,5 persen saja.
Ia lebih mengingatkan kepada pria atau wanita
berusia minimal paruh baya dan berbadan besar. "Apalagi jika Anda
bertubuh tinggi, baiknya tidak dikombinasikan dengan kenaikan berat
badan karena ini jelas meningkatkan risiko atrial fibrillation Anda,"
imbuhnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar