Anak underweight atau kekurangan berat badan masih menjadi masalah di
Indonesia. Padahal menurut pakar, banyak masalah kesehatan yang
mengintai anak dengan berat badan kurang.
Dr dr Ahmad Suryawan,
SpA(K) dari RS Dr Soetomo Surabaya mengatakan berdasarkan data Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) 1 dari 5 anak masih mengalami kekurangan
berat badan. Padahal kekurangan berat badan sangat memengaruhi kondisi
kesehatan anak.
"Penelitian mengungkap anak yang underweight
bitu berisiko meninggal 5 kali lebih besar karena diare, 4 kali karena
radang paru dan malaria dan 3 kali karena campak. Secara garis besar,
anak yang berat badannya kurang berisiko 4 kali mengalami kematian
akibat sebab-sebab tersebut," tutur pria yang akrab disapa dr Wawan ini,
dalam temu media Sarihusada di D.Lab by SMDV, Gondangdia, Jakarta
Pusat.
Bukan hanya masalah kesehatan fisik. Menurut dr Wawan,
anak yang kekurangan berat badan juga rentan mengalami masalah tumbuh
kembang lainnya. Salah satunya adalah gangguan perilaku dan emosi,
Performa sekolah yang menurun hingga prestasi akademik yang rendah.
"Pengaruhnya
juga ke kecerdasan dan IQ yang lebih rendah, sekitar 7 hingga 31 poin.
Dan ini tergantung negaranya, semakin maju negaranya maka selisih IQ-nya
lebih kecil," tambahnya lagi.
Bahkan menurut suatu penelitian,
anak yang lahir dengan berat badan rendah berisiko mengalami obesitas di
masa depan. Hal ini terjadi karena anak yang lahir dengan berat badan
rendah rentan mengalami gangguan hormonal yang membuatnya tidak bisa
mengolah dan mencerna makanan dengan baik.
Karena itu dr Wawan
menyebut pencegahan sangat penting. Salah satu caranya adalah dengan
memonitor berat badan anak secara teratur dan berkala.
"Kalau
dimonitor kan kita bisa tahu apakah anak kurvanya baik, lebih rendah
atau lebih tinggi dari normal. Sehingga sebelum terjadi kekurangan atau
kelebihan berat badan bisa dicegah," tutupnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar