Faktor genetik disebut-sebut sebagai penentu tinggi badan maksimal
seseorang. Padahal menurut pakar, pengaruh faktor genetik tidak terlalu
besar dalam hal tumbuh kembang anak.
dr Ahmad Suryawan, SpA(K),
pakar tumbuh kembang anak dari RSU Dr Soetomo Surabaya mengatakan
prinsip genetik adalah sebagai cetak biru seseorang berdasarkan potensi
yang dimiliki kedua orang tuanya. Meski begitu, faktor genetik bukan
segala-galanya.
"Ada anak yang 2,5 tahun belum bicara, namun
tidak ke dokter karena kata neneknya dulu ayahnya juga baru bicara usia 4
tahun. Lah kalau begini kan tidak benar namanya," papar pria yang akrab
disapa dr Wawan ini, dalam temu media Sarihusada, baru-baru ini.
Baca juga: Kurang Tidur Bisa Sebabkan Tumbuh Kembang Anak Tak Maksimal
"Jadi
ada juga faktor genetik yang jelek, badan pendek misalnya, harus
disetop oleh lingkungan. Misalnya ayahnya pendek lalu anaknya nanti
pendek juga, tidak boleh seperti itu," ujarnya lagi.
Dijelaskan
dr Wawan, potensi genetik tidak bekerja seperti matematika, di mana 1
tambah 1 sama dengan 2. Apalagi soal tumbuh kembang anak di mana faktor
lingkungan, pengasuhan, pendidikan dan asupan nutrisi juga memegang
peranan penting.
"Di Indonesia ini ada salah persepsi soal
genetik. Misalnya ayahnya dokter bedah, ibunya dokter anak, lalu nanti
anaknya ketika besar jadi dokter bedah anak, bukan seperti itu,"
tambahnya lagi.
Ia mencontohkan bangsa Jepang yang dulu terkenal
pendek, namun saat ini memiliki generasi muda yang berbadan tinggi. Hal
ini karena Jepang sudah mengimplementasikan penerapan nutrisi dan
pengasuhan yang baik sehingga tak hanya tinggi namun juga pintar.
Oleh
karena itu, dr Wawan menegaskan bahwa apa yang terjadi pada orang tua
tidak bisa diaplikasian semuanya kepada anak. Jangan sampai karena ada
alasan faktor genetik lalu anak terlambat mendapat pertolongan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar