Blue Whale Challenge merupakan sebuah permainan online yang berasal
dari media sosial. Permainan ini sangat kontoversial dan berbahaya
karena mengajak pesertanya untuk melukai diri sendiri hingga bunuh diri.
Permainan
ini menghebohkan publik dunia setelah sebuah laporan menyebut 130
remaja di Rusia bunuh diri karena mengikuti permainan ini. Pakar
kesehatan jiwa dari Klinik Psikosomatik RS Omni Alam Sutera, dr Andri,
SpKJ, FAPM pun mengingatkan para remaja untuk tidak ikut-ikutan
permainan ini.
"Memang tidak semua remaja bisa dan melakukan hal
ini, karena kan tugasnya melukai diri sendiri. Namun mereka yang
memiliki gangguan depresi atau gangguan kepribadian ambang (borderline
personality disorder -red) sangat rentan, bukan hanya menyakiti diri
sendiri namun juga bunuh diri," tutur dr Andri kepada detikHealth.
Secara
ringkas, Blue Whale Challenge merupakan permainan yang menuntut
pesertanya melakukan 50 tugas. 50 Tugas tersebut terdiri dari menggambar
ikan paus di pergelangan tangan atau kaki menggunakan benda tajam
seperti silet, menonton film horor sepanjang hari, dan selanjutnya di
hari ke-50, mereka dituntut untuk mengakhiri hidup.
Bagi pengidap
gangguan kepribadian ambang, menyakiti diri sendiri merupakan cara
untuk mengurangi sakit hati akibat banyaknya penolakan yang terjadi.
Tanpa ditantang pun menurut dr Andri, pasien gangguan kepribadian ambang
bisa menyakiti dirinya sendiri.
Dikatakan dr Andri, Blue Whale
Challenge sejatinya adalah ajakan bunuh diri yang dibalut permainan.
Dilihat dari tugas-tugas yang diberikan, peserta akan melukai diri
sendiri dan perlahan-lahan membuat dirinya menjadi depresif sehingga di
hari terakhir mau melakukan bunuh diri.
"Ini kan tidak benar
karena yang dianggap menang adalah mereka yang berhasil bunuh diri.
Padahal Hari Kesehatan Sedunia tahun ini mengambil tema Depression:
Let's Talk," tambah dokter yang aktif di twitter lewat akun @mbahndi
ini.
Ia pun menekankan kepada para remaja yang memiliki gejala
depresif untuk tidak ragu mencari pertolongan profesional dengan pergi
ke psikiater atau psikolog. Dengan begitu, gejala depresi yang muncul
bisa ditangani sebelum terlambat.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar