Wanita juga bisa mengalami hipertensi, terlebih pada kondisi hamil dan
wanita yang menopause, tekanan darah mereka cenderung meningkat. Hmm,
apa ya sebabnya?
Menurut dr Arieska Ann Soenarta, SpJP, FIHA
dari RS Harapan Kita, peningkatan tekanan darah juga dapat terjadi pada
saat kehamilan. Nah, hormon estrogen memegang peranan penting terhadap
naiknya tekanan darah pada fase menopause di mana ketika kadar hormon
estrogen menurun, risiko hipertensi pun meningkat.
"Ketika
seorang perempuan berhenti menstruasi, hormon estrogennya akan menurun
secara signifikan. Hal ini dapat merusak sel endotel yang memicu plak di
pembuluh darah. Plak di pembuluh darah dapat memicu tekanan darah
tinggi yang menyebabkan penyakit kardiovaskular (Cardio Vascular
Disease- CVD) dan bahkan stroke," kata dr Ann dalam keterangan tertulis
yang dikirimkan Philips Indonesia.
Ia menambahkan, kondisi ini
tidak menjadi masalah bagi pria. Pasalnya, penurunan hormon testosteron
tidak terlalu berdampak pada risiko hipertensi, kecuali bila disertai
gaya hidup tidak sehat, merokok maupun obesitas. Selain CVD dan dan
stroke, hipertensi juga merupakan faktor risiko utama Cardio Cerebro
Vascular Disease (CCVD).
Dikatakan dr Ann, kebanyakan kematian
di dunia disebabkan oleh CCVD, baik pada pria maupun perempuan.
Diperkirakan akan terjadi peningkatan prevalensi CCVD di antara tahun
2000-2025 dengan jumlah mencapai 9 persen pada pria dan 13 persen pada
perempuan.
"Bagi yang sudah menderita hipertensi, pengobatan menjadi penting untuk
mengendalikan penyakit ini. Sedangkan untuk pencegahan, pada intinya,
kembali lagi pada gaya hidup sehat, seperti kebiasaan makan yang sehat,
berolahraga teratur, menjaga berat badan tetap sehat dan tidak merokok,
didukung oleh pemeriksaan rutin untuk memantau tekanan darah, kadar
kolesterol dan glukosa," tambah dr Ann.
"Kami terus berusaha
mengedukasi perempuan mengenai risiko penyakit kardiovaskular, serta
mengadvokasi kesehatan jantung sejak dini. Kami terus berusaha
meningkatkan kesadaran pada perempuan di Indonesia bahwa penyakit
kardiovaskular adalah pembunuh nomor satu. Komplikasi akibat hipertensi
memerlukan waktu lama untuk berkembang, jadi dengan meningkatkan
kesadaran akan risiko sedini mungkin, kami berharap lebih banyak
perempuan dan keluarga mereka akan melakukan perbaikan gaya hidup sejak
dini. Hal ini akan sangat mengurangi risiko penyakit jantung mereka di
masa depan," kata Presiden Direktur Philips Indonesia Suryo Suwignjo.
Suryo mengungkapkan, menjaga kesehatan bisa dimulai dari cara
sederhana. Selain mengadopsi gaya hidup sehat, lakukan pemeriksaan rutin
dan jangan menunggu sampai Anda merasa ada yang tidak beres dengan
tubuh.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar