Bayi yang baru dilahirkan aktris Joanna Alexandra beberapa waktu lalu
dikabarkan memiliki kondisi clubfoot. Ada banyak teori penyebab kasus
ini, misalnya jika janin yang dikandung terlalu besar sementara ibunya
kecil, bisa jadi ketika lahir bayi mengalami clubfoot.
Clubfoot
dikenal juga sebagai congenital talipes equinovarus (CTEV). Ini
merupakan kelainan bentuk kaki dan pergelangan kaki, di mana posisi kaki
bayi membengkok ke bawah dan memutar ke dalam.
"Misalnya bayinya
3.500 gram lebih sementara ibunya kecil, sehingga di dalam kandungan
jadi ada desakan yang membuat kakinya tertekuk. Nah, saat lahi bisa saja
bayinya mengalami clubfoot," terang dr Fathurachman, SpOT, MKes dari
Rumah Sakit Dokter Hasan Sadikin Bandung.
Pada saat lahir, ada
bayi yang mengalami clubfoot sebagai imbas posisi di dalam kandungan.
Kondisi ini disebut clubfoot postural. Umumnya kondisi ini lebih mudah
mudah untuk dikoreksi tanpa pembedahan.
Teori
lainnya, lanjut dr Fathur, pernikahan dengan seseorang yang masih
kerabat dekat juga ditengarai bisa menjadi penyebab bayi dengan
clubfoot. Di China yang penduduknya demikian banyak dan menyebar luar,
kasus clubfoot jarang ditemukan. Namun di daerah Polinesia, kasus
clubfoot lebih tinggi, ditengarai karena lebih banyak pernikahan dengan
orang yang kekerabatannya dekat.
Dijelaskan dr Fathur, teori lain
menyebut, seorang ibu hamil yang pernah menjalani amniocentesis yakni
prosedur prenatal untuk mengetahui kelainan genetik pada janin dengan
memeriksa cairan ketuban atau cairan amnion, juga disebut lebih berisiko
membuat bayi lahir dengan clubfoot. Pun dengan ibu hamil yang memiliki
masalah oligohydramnio sehingga jumlah cairan ketuban di bawah level
normal, bayi yang dilahirkan pun berisiko clubfoot.
"Sebabnya masih teori semua. Lingkungan, genetik, mekanik. Semua masih teori," lanjut dr Fathur.
Teori
lainnya, kelainan saraf, otot, pembuluh darah juga bisa menyumbang
sebab clubfoot. Akan tetapi hal ini belum bisa menjawab penyebab
clubfoot secara pasti.
"Secara insidensi, beda-beda dari tempat
ke tempat. Tapi laki-laki memang sedikit lebih sering mengalami hal ini.
Sedangkan dalam kasus kelainan panggul bawaan, 2-3 perempuan lebih
sering mengalaminya ketimbang laki-laki," sambung dr Fathur.
Pada
bayi yang lahir dengan clubfoot struktural, dibedakan menjadi tiga
yakni idiopatik, neurogenik dan sindromik. Meski tidak mematikan, namun
kondisi ini bisa mengganggu tumbuh kembang anak, khususnya ketika anak
belajar berjalan. Karena itu, ketika mendapati kasus bayi dengan
clubfoot, maka penanganan akan disesuaikan dengan klasifikasinya.
"Angka keberhasilan penanganan 80-90 persen tanpa operasi," tambah dr Fathur.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar