Viralnya video wanita nyaris bugil yang belanja di apotek dan
berjalan-jalan di daerah Mangga Besar menarik perhatian dokter jiwa.
Jika benar wanita yang ada di video tersebut mengidap gangguan jiwa,
maka merekamnya dan mengunggah video ke internet malah akan memperburuk
stigma terhadap orang dengan ganggguan jiwa (ODGJ).
"Memang
masalahnya di zaman sekarang ini ya, orang selalu ingin mengabadikan
peristiwa di dekat mereka dengan smartphone, lalu menyebarkannya dengan
segera, supaya dianggap orang pertama yang tahu, apalagi jika
kejadiannya heboh, kontroversial dan menarik seperti wanita setangah
telanjang di Mangga Besar itu," tutur dr Andri, SpKJ, dari Klinik
Psikosomatik RS Omni Alam Sutera.
ODGJ yang telanjang dikatakan
dr Andri berbeda dengan pengidap eksibisionisme. Meskipun keduanya
sama-sama dikategorikan sebagai gangguan jiwa, alasan telanjang di
tempat umumnya sangat berbeda.
Misalnya
pada pengidap skizofrenia, pergi ke luar rumah tanpa busana dilakukan
karena penilaian tentang realitanya yang sudah terganggu. Sehingga
mereka tidak sadar jika ke luar rumah dalam keadaan bugil atau tanpa
busana.
Berbeda dengan pengidap eksibisionisme di mana mereka
sengaja melespaskan pakaian atau berjalan bugil di jalanan karena
dorongan fantasi seksual. Pengidap eksibisionisme melakukannya untuk
mencari kepuasan.
Itulah
mengapa biasanya pada kasus tertentu, ada pelaku eksibisionisme yang
sampai bermasturbasi di hadapan 'korbannya'. Selain itu, pada dasarnya
pelau eksibisionisme tidak sampai melakukan kontak seksual secara
langsung dengan si 'korban'.
"Jadi biasa saja sikapnya ketika
bertemu eksibisionis. Kalau kita biasa saja, malah membuat dia akan
lebih tidak nyaman karena tujuannya tidak berhasil," sarannya saat
berbincang dengan detikHealth.
Lain halnya jika
di jalanan bertemu dengan ODGJ yang bugil namun tidak menyadari keadaan
di sekitarnya. Jika bertemu dengan ODGJ seperti ini, dr Andri mengatakan
lebih baik kita membantu dengan memberikan pakaian untuk menutupi
tubuhnya.
"Lebih baik diberikan pakaian. Jangan divideokan. Kita
berikan pakaian atau penutuplah minimal untuk menutup alat vitalnya.
Baru hubungi pihak berwajib untuk cari pertolongan. Fokus utamanya
adalah membuat mereka merasa lebih baik dulu, bukan langsung videokan
dengan alasan ini seru lalu diviralkan," tegasnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar