Cemas yang dialami seseorang bukan tak mungkin membuat konsentrasi
buyar. Nah, untuk meredakan cemas yang dirasakan, ada strategi yang bisa
dilakukan.
Diungkapkan salah satu pendiri Anxiety and OCD
Treatment Center of Ann Arbor di Michigan, Laura Lokers, dalam mengatasi
kecemasan, proses ironis yang bisa terjadi adalah semakin seseorang
mencoba mengendalikan kecemasannya, rasa cemas itu justru makin terasa.
Lokers,
yang juga pekerja sosial berlisensi kerap meminta pasiennya tidak
melakukan teknik relaksasi dan justru memintanya mengamati situasi. Ia
mengatakan, strategi ini bisa dilakukan seperti Anda tengah melakukan
eksperimen sains. Caranya, lihatlah sekitar Anda dan tanyakan pada diri
sendiri bagaimana kecemasan yang dirasakan, seberapa cepat detak jantung
Anda, kemudian tulis jawaban dengan skala 1-10. Kemudian, cek kembali
apa yang Anda rasakan tiap menit ke depan dan lihat apakah ada perubahan
pada skor tersebut.
"Cara
ini bisa terlihat simpel tapi sebenarnya ini teknik yang luar biasa.
Sebab, dengan fokus pada jawaban, sebenarnya Anda sedang melibatkan
korteks prefrontal atau pusat logika di otak, yang mengalihkan energi
dari amygdala yang merupakan pusat emosi di otak," tutur Lokers kepada
Today.
Ketika seseorang panik atau cemas, amygdala akan lebih
banyak mengambil kontrol. Inilah yang menyebabkan orang sering tidak
bisa berpikir jernih ketika mereka cemas. Lokers menambahkan, secara
logika orang bisa sadar jika mereka tidak dalam kondisi bahaya. Namun,
mereka sulit mewujudkan pemikiran logis itu ketika berada dalam situasi
yang mencemaskan.
"Dengan mengajukan pertanyaan sederhana seperti
tadi, otak bisa memperlambat dan mengalihkan energi dari kepanikan yang
dirasakan. Seperti saat Anda meeting dan cemas, tanyakan apa buktinya
jika Anda sekarang dalam kondisi yang membahayakan? Apakah Anda akan
diserang secara fisik jika melakukan kesalahan, atau mungkin dipecat?
Sebetulnya, bisa saja yang dirasakan hanyalah malu dan tidak nyaman,"
tambah Lokers.
Ketika cemas mulai dirasa, Lokers menekankan
pentingnya melakukan trik yang dapat 'menipu' otak dari situasi panik
dengan mengajukan pertanyaan sederhana dan melibatkan korteks
prefrontal. Sebab, kata Lokers, otak dirancang untuk bertahan hidup,
bukan untuk kualitas hidup.
Sehingga, penting melawan naluri
alami dengan berbagai cara demi menyeimbangkan kegelisahan yang dirasa,
terutama bagi mereka yang cenderung bersikap waspada berlebihan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar