Di samping tokso dan rubella, infeksi TORCH lain yang tak boleh
dikesampingkan adalah cytomegalovirus (CMV) dan herpes. Penyakit yang
sama-sama tergolong dalam kelas virus herpes atau identik dengan
penyakit kelamin ini ternyata juga bisa menular ke janin dan menimbulkan
kecacatan.
Selama ini CMV sudah menyandang 'gelar' sebagai
penyebab infeksi kongenital (bawaan lahir) yang paling sering terjadi di
seluruh dunia. Secara umum, penularannya bisa melalui berbagai cara,
seperti kontak langsung lewat urine, ludah, feses atau tinja, air mata,
transfusi darah atau cangkok organ.
"Namun yang paling sering
ditemukan adalah kontak langsung saat persalinan. Masalahnya gejalanya
sering tidak kelihatan. Hanya saja terkadang ibu hamil yang terserang
CMV biasanya mengeluh sering tengeng (pegal-pegal) dan meriang," papar
Prof dr Sunartini Hapsara, Sp.A (K), Ph.D., dalam Seminar Sehari 'Yuk
Kenali Ciri-ciri Gangguan TORCH pada Anak' di RS Akademik UGM Yogyakarta
dan ditulis pada Rabu (2/4/2014).
Sedangkan untuk Herpes, Prof
Sunartini mengatakan penularan biasanya terjadi pada ibu hamil yang
mengidap herpes. "Dari vagina yang luka atau terinfeksi, virusnya naik
dan masuk ke tubuh si janin. Bisa juga dengan kontak yang dilakukan si
ibu dengan bayinya pasca persalinan. Gejalanya juga sering tak tampak,"
terangnya.
Untuk kelainan bawaan, CMV paling banyak menyebabkan
gangguan pendengaran, di samping rubella (campak jerman). Kendati begitu
secara umum kelainan bawaan dari CMV dan Herpes hampir sama dengan
infeksi TORCH lainnya seperti katarak, kelainan jantung, kelainan
neurologis, mikrosefali dan keterbelakangan mental.
Seorang pakar dari Prancis pun sepakat besarnya risiko kelainan bawaan akibat CMV ini bisa mencapai 80-90 persen.
Ngeri
ya? Untuk itu agar tak terserang CMV dan herpes, apalagi sampai menular
ke janin, para ibu disarankan untuk menghindari kontak langsung,
terutama yang lewat cairan tubuh seperti air mata, ludah, urin dan ASI
dan membiasakan cuci tangan.
"Salah satu yang terpenting, hindari
kebiasaan menciumi bayi. Ibu-ibu mungkin menyelepekan hal ini karena
gemes dengan anaknya tapi kebiasaan ini perlu diubah," tegas dokter
spesialis saraf anak dari RSUP Dr Sardjito dan RS Akademik UGM
Yogyakarta tersebut.
Wanita penderita herpes yang tengah
mengandung juga perlu mendapat pengawasan lebih dari dokter. Mereka juga
dilarang memakai alat makan, alat mandi dan handuk atau sapu tangan
yang sama dengan bayi atau seluruh anggota keluarganya.
"Dan bila
terdapat herpes genitalis pada saat persalinan dan ketuban belum pecah,
persalinan sebaiknya dilakukan dengan cara operasi," sambung Prof
Sunartini.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar