Seorang bayi asal North Carolina, AS akhirnya bisa mendengar suara
ibunya untuk pertama kali setelah dipasangi implan koklea.
Pendengarannya hilang sejak lahir karena terinfeksi Cytomegalovirus
dalam kandungan.
Lantas bagaimana bisa bocah malang ini
terinfeksi Cytomegalovirus sejak dalam kandungan? Diungkapkan dr Ludhang
Pradipta Rizki, M.Biotech, SpMK, Cytomegalovirus atau biasa disebut CMV
merupakan virus yang memang dapat menginfeksi segala usia, bahkan janin
sekalipun.
Ironisnya, janin tertular virus yang biasa disebut
dengan CMV ini dari ibunya sendiri. "CMV ini asal kata kuncinya itu daya
tahan tubuh yang rendah. Jadi sebenernya kalau dalam kondisi yang
lemah, siapa saja bisa terkena," tandasnya saat berbincang dengan detikHealth beberapa waktu lalu.
Hanya
saja untuk ibu hamil, risikonya menjadi tinggi karena daya tahan
tubuhnya kerap berada dalam keadaan rendah. "Tapi yang positif HIV itu
juga bisa kena," imbuhnya.
Kendati demikian, menurut dr Ludhang
ibu hamil tidak selamanya memiliki risiko tinggi terinfeksi CMV. Ini
karena daya tahan tubuh seseorang bergantung pada dua hal: fisik dan
mental.
"Kalau ibu hamil punya daya tahan tubuh yang baik,
makanannya bagus, dianya happy, enjoy dengan keadaannya, mempersiapkan
kehamilannya dengan baik, dan yang terpenting support dari orang-orang
sekitar, maka daya tahan tubuhnya pun prima," paparnya.
Ditambahkan
pria yang juga staf pengajar Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada tersebut, ketika tidak hamil, CMV ini sebenarnya
tidak akan memberikan efek berarti. Lain halnya jika yang bersangkutan
berencana untuk hamil. Karena virus ini dapat menular dari ibu ke janin,
maka tindakan preventif perlu dilakukan.
"Sama seperti Zika, itu
kalau umpamanya traveller-nya fine-fine aja ya gak masalah, apalagi
yang laki kemudian istrinya gak ada rencana hamil ya nggak masalah. Yang
dikhawatirkan kan gangguan pada proses kehamilannya itu," katanya.
Bagaimana
CMV bisa menular? "Biasanya kalau dia udah ada infeksi di dalam tubuh,
itu akan bertahan lama dalam tubuh kita walaupun sifatnya dormant.
Artinya selama sistem kekebalan kita baik, dia tidak akan memberi efek
apapun," jelas dr Ludhang.
Berdasarkan laporan di lapangan, dr
Ludhang juga mengatakan tidak ada keluhan umum maupun khas yang terlihat
pada orang-orang yang terinfeksi CMV.
"Umumnya asymptomatic,
bisa tidak bergejala atau tidak mempunyai gejala yang khas. Ibu hamil
yang menderita CMV pun barangkali kalau tidak diskrining atau
diperiksakan, barangkali tidak menunjukkan keluhan yang khas," urainya.
Namun
pada kasus-kasus tertentu, ada pasien yang memperlihatkan gejala
tertentu, seperti demam, walaupun ini sangat jarang terjadi.
"Ya
kalau serem tidaknya lebih pada bagaimana kita menyikapinya. Kalau
umpamanya itu tidak bergejala tapi kita ngeh kalau kondisi kita sedang
tidak fit, maka tidak ada salahnya kita konsultasi ke dokter atau
skrining," pesannya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar