Pemeriksaan tanda vital seperti tekanan darah,frekuensi pernapasan,denyut
nadi,berat badan,tinggi badan. Pemeriksaan tanda vital pada pasien ini
berfungsi untuk mengetahui kondisi umum dari pasien. Pada penderita demam
jantung rematik dengan komplikasi yang parah seperti insufisiensi mitral akan
didapatkan tanda-tanda gagal jantung yaitu dispnea dan mungkin juga terjadi denyut nadi yang
cepat untuk mengkompesasi kekurangan aliran darah yang masuk ke aorta. Beberapa
kelainan dari tanda vital juga akan diketemukan pada penyakit jantung rematik
dengan komplikasi yang lain. Berat badan dan tinggi badan juga merupakan suatu
pertanda penting untuk membedakan suatu penyakit jantung bawaan maupun didapat.
Sebagian besar penyakit jantung bawaan akan menunjukkan keterlambatan tumbuh
kembang dari anak terserbut.
2. inspeksi
- Memperhatikan gerakan-gerakan lain pada dindingdada
Pada pemeriksaan inspeksi perlu diperhatikan adanya sesak napas,pernapasan
cuping hidung,sianosis,pembengkakan pada
sendi,melihat apakah denyut jantung terlihat di permukaan kulit atau tidak.
Adanya pernapasan cuping hidung,sianosis merupakan pertanada adanya gejala dari
gagal jantung ataupun kelainan dari pada jantung. Pembengkakan sendi merupakan
salah satu kriteria major jones sehingga patut menjadi perhatian utama untuk
mendiagnosis penyakit jantung rematik. Denyut jantung yang terlihat juga dapat terjadi
karena beberapa sebab, mungkin terjadi karena terjadi kardiomegali yang cukup
besar atau anak tersebut sangat kurus.
3. Palpasi
-Meraba denyut jantung
Palpasi berguna untuk menekan sendi, dimana pada arthritis yang disebabkan
oleh demam rematik akan terjadi sakit. Palpasi juga penting untuk
memeriksa nodul subkutan, nodul subkutan pada demam jantung rematik dapat digerakan dan tidak sakit.
Pemeriksaan palpasi yang tidak kalah penting adalah menentukan ukuran dari
hati. Ukuran dari hati akan membesar apabila terjadi gagal jantung kanan yang
merupakan salah satu komplikasi lanjut dari penyakit jantung rematik.
4. Perkusi
- Mengetahui batas-batas jantung
Perkusi berguna untuk memeriksa apakah adanya perbesaran dari jantung. Pada
penderita kronis akan terjadi perbesaran jantung karena efek kompensasi.
5. auskultasi
-Mendengarkan bunyi-bunyi jantung
Pada pemerikssaan auskultasi berguna untuk mencari suara patologis dari
jantung. Pada penderita jantung rematik biasanya ditemukan murmur holosistolik
yang merupakan akibat dari insufisiensi katup mitral dan mungkin pada penderita
yang lebih lanjut disebabkan oleh insufisiensi katup trikuspidalis. Pada
pemeriksaan auskultasi juga mungkin ditemukan suara jantung ketiga yang
disebabkan keterlambatan penutupan atau percepatan penutupan dari katup-katup
jantung. Yang paling sering adalah kecepatan penutupan dari katup aorta yang
disebabkan oleh insufisiensi dari katup mitral.
2.9.2 DIAGNOSIS DEMAM REMATIK DAN PENYAKIT
JANTUNG REMATIK
Diagnosis demam rematik lazim didasarkan pada suatu
kriteria yang untuk pertama kali diajukan oleh T. Duchett
Jones dan, oleh karena itu kemudian dikenalsebagai kriteria Jones.
Kriteria Jones memuat kelompok kriteria mayor dan minor yang padadasarnya merupakan manifestasi klinik dan laboratorik demam rematik.
Pada perkembangan selanjutnya, kriteria ini kemudian diperbaiki oleh American Heart Association
dengan menambahkan bukti adanya infeksi
streptokokus sebelumnya. Apabila
ditemukan 2 kriteria mayor, atau 1 kriteria mayor dan 2 kriteria minor, ditambah dengan bukti adanya infeksi
streptokokus sebelumnya, kemungkinan besar menandakan adanya demam rematik. Tanpa didukung bukti adanya infeksi streptokokus, maka diagnosis demam rematik harus selalu diragukan,
kecuali pada kasus demam rematik dengan manifestasi mayor tunggal berupa korea
Syndenham atau karditis derajat ringan, yang biasanya terjadi jika demam
rernatik baru muncul setelah masa laten yang lama dan infeksi
strepthkokus. Perlu diingat bahwa kriteria Jones tidak bersifat mutlak, tetapi
hanya sebagaisuatu pedoman dalam menentukan diagnosis demam rematik.
Kriteria ini bermanfaat untuk memperkecil kemungkinan
terjadinya kesalahan diagnosis,baik berupa overdiagnosis maupun
underdiagnosis.
Kriteria
Mayor
1)
Karditis
merupakan manifestasi klinik demam rematik yang paling
berat karenamerupakan satu-satunya manifestasi yang dapat mengakibatkan
kematian penderita pada fase akut
dan dapat menyebabkan kelainan katup sehingga terjadipenyakit jantung rematik.
Diagnosis karditis rematik dapat ditegakkan secara klinik berdasarkan adanya salah satu tanda berikut:
(a) bising baru atau perubahan sifat bising organik,
(b) kardiomegali,
(c) perikarditis, dan gagal jantung
kongestif. Bising jantung merupakan manifestasi karditis rematik yang
seringkali muncul pertama kali,
sementara tanda dan gejala perikarditis serta gagal
jantung kongestif biasanya baru timbul
pada keadaan yang lebih berat. Bising pada karditis rematik dapat berupa bising pansistol di daerah apeks (regurgitasi
mitral), bising awal diastol di daerah basal (regurgitasi aorta), dan
bising mid-diastol pada apeks (bising Carey-Coombs)yang timbul akibat adanya dilatasi ventrikel kiri.
2)
Poliartritis
ditandai oleh
adanya nyeri, pembengkakan, kemerahan, teraba panas, dan keterbatasan gerak aktif pada dua sendi atau lebih. Artritis pada demam
rematik paling sering mengenai
sendi-sendi besar anggota gerak bawah. Kelainan ini hanya berlangsung beberapa hari sampai seminggu pada satu sendi dan kemudian berpindah, sehingga dapat ditemukan artritis yang
saling tumpang tindih pada beberapa sendi pada waktu yang sama; sementara tanda-tanda radang
mereda pada satu sendi, sendi yang lain mulai terlibat. Perlu diingat bahwa
artritis yang hanya mengenai satu sendi (monoartritis)
tidak dapat dijadikan sebagai suatu kriteria mayor. Selain itu,
agar dapat digunakan sebagai suatu kriterium mayor, poliartritisharus disertai
sekurang-kurangnya dua kriteria minor, seperti demam dan kenaikan laju endap darah, serta harus didukung oleh adanya titer ASTO atau antibodiantistreptokokus
lainnya yang tinggi.
3)
Korea
secara khas ditandai oleh adanya gerakan tidak disadari dan tidak bertujuanyang berlangsung cepat
dan umumnya bersifat bilateral, meskipun dapat
juga hanya mengenai satu sisi tubuh. Manifestasi demam rematik ini lazim
disertai kelemahan otot dan ketidak-stabilan emosi. Korea jarang
dijumpai pada penderita di bawah usia3 tahun atau setelah masa pubertas dan lazim terjadi pada perempuan.
KoreaSyndenham merupakan satu-satunya tanda
mayor yang sedemikian penting sehinggadapat
dianggap sebagai pertanda adanya demam rematik meskipun tidak ditemukankriteria
yang lain. Korea merupakan manifestasi demam rematik yang muncul secaralambat,
sehingga tanda dan gej ala lain kemungkinan sudah tidak ditemukan lagi padasaat
korea mulai timbul.
4)
Eritema marginatum
merupakan
wujud kelainan kulit yang khas pada demamrematik
dan tampak sebagai makula yang berwarna merah, pucat di bagian tengah, tidak terasa gatal, berbentuk bulat atau
dengan tepi yang bergelombang dan meluassecara sentrifugal. Eritema marginatum juga dikenal sebagai eritema anularerematikum dan terutama timbul di daerah badan, pantat, anggota gerak bagian proksimal,
tetapi tidak pernah ditemukan di daerah wajah. Kelainan ini dapat bersifat sementara atau menetap, berpindah-pindah dari satu
bagian tubuh ke bagian tubuh yang lain, dapat dicetuskan oleh pemberian
panas, dan memucat jika ditekan. Tanda mayor demam
rematik ini hanya ditemukan pada kasus yang berat.
5)
Nodulus subkutan
pada umumnya hanya dijumpai pada kasus yang berat dan terdapat di daerah ekstensor persendian, pada kulit kepala serta kolumna
vertebralis. Nodul ini berupa massa yang padat, tidak terasa nyeri, mudah
digerakkan dari kulit diatasnya, dengan
diameter dan beberapa milimeter sampai sekitar 2 cm. Tanda ini pada
umumnya tidak akan ditemukan jika tidak terdapat karditis.
Kriteria
Minor
1)
Riwayar demam rematik sebelumnya
dapat digunakan sebagai salah satu kriteriaminor
apabila tercatat dengan baik sebagai suatu diagnosis yang didasarkan padakriteria obyektif yang sama.
Akan tetapi, riwayat demam rematik atau penyakit jantung rematik inaktif yang pernah diidap seorang penderita
seringkali tidak tercatatsecara baik sehingga sulit dipastikan kebenarannya,
atau bahkan tidak terdiagnosis
2)
Artralgia
Artralgia adalah rasa nyeri pada satu sendi atau lebih tanpa
disertai peradanganatau keterbatasan gerak sendi. Gejala minor ini harus
dibedakan dengan nyeri padaotot atau jaringan periartikular lainnya, atau
dengan nyeri sendi malam hari yanglazim terjadi pada
anak-anak normal. Artralgia tidak dapat digunakan sebagai kriteriaminor apabila
poliartritis sudah dipakai sebagai kriteria mayor.
3)
Demam
pada demam
rematik biasanya ringan,meskipun adakalanya mencapai39°C, terutama jika terdapat karditis. Manifestasi ini lazim berlangsung
sebagai suatudemam derajat ringan selama beberapa minggu. Demam merupakan
pertanda infeksiyang tidak spesifik, dan
karena dapat dijumpai pada begitu banyak penyakit lain,kriteria minor
ini tidak memiliki arti diagnosis banding yang bermakna.
4)
Peningkatan kadar reaktan fase akut
berupa kenaikan laju endap darah, kadar protein C reaktif, serta leukositosis merupakan indikator nonspesifik
dan peradanganatau infeksi. Ketiga tanda
reaksi fase akut ini hampir selalu ditemukan pada demam rematik, kecuali jika
korea merupakan satu-satunya manifestasi mayor yangditemukan.
Perlu diingat bahwa laju endap darah juga meningkat pada kasus anemiadan
gagal jantung kongestif. Adapun protein C reaktif tidak meningkat pada anemia,akan tetapi mengalami kenaikan pada gagal
jantung kongestif. Laju endap darah dankadar protein C reaktif dapat
meningkat pada semua kasus infeksi, namun apabila protein C reaktif tidak
bertambah, maka kemungkinan adanya infeksi streptokokusakut dapat
dipertanyakan.
5)
Interval P-R yang memanjang
biasanya menunjukkan adanya keterlambatanabnormal
sistem konduksi pada nodus atrioventrikel dan meskipun sering dijumpai pada demam rematik, perubahan gambaran EKG ini
tidak spesifik untuk demamrematik. Selain itu,
interval P-R yang memanjang juga bukan merupakan pertandayang memadai akan adanya karditis rematik.
0 komentar:
Posting Komentar