Secara harfiah, osteoporosis berarti lubang di dalam tulang. Menurut WHO (1994), osteoporosis adalah penyakit tulang
sistemik yang ditandai dengan penurunan kualitas dan kepadatan massa
tulang, sehingga menyebabkan tulang menjadi rapuh dan risiko patah
tulang.
Massa tulang normal dan osteoporosis. (Gambar: utar.edu.my). |
Pada osteoporosis, kualitas dan kepadatan jaringan tulang di dalam
tulang akan memburuk, disertai mikro arsitektur tulang, sehingga
terdapat lebih banyak ruang kosong di dalamnya dan menjadikan tulang
lebih rapuh. Hal ini terjadi pada tulang kortikal (bagian luar) maupun
trabekular (bagian dalam), sehingga kedua lapisan tersebut menjadi tipis
dan rapuh.
Sebagai akibat osteoporosis, tulang lebih mudah untuk patah (fraktur).
Tulang akan mudah patah meskipun hanya disebabkan oleh kecelakaan atau
jatuh ringan. Bahkan pada kondisi osteoporosis yang parah, batuk yang
keras pun dapat menyebabkan patah tulang belakang.
Gejala Osteoporosis
Gejala osteoporosis tidak akan terlihat oleh kasat mata. Kecuali dengan
pemeriksaan rontgen, orang-orang baru mengetahui mereka menderita
osteoporosis ketika tulang mereka patah. Tulang yang paling berisiko
patah pada osteoporosis adalah tulang pergelangan tangan, tulang
panggul, dan tulang punggung (tulang belakang).
Penyebab Osteoporosis
Banyak faktor yang mempengaruhi kekuatan tulang seseorang. Di bawah ini
beberapa hal yang bisa menyebabkan penurunan kekuatan atau massa tulang,
yaitu:
- Usia. Faktanya, di atas usia 35 tahun, kepadatan tulang akan menurun.
- Menopause (berhenti haid). Saat kadar hormon estrogen menurun setelah menopause, kepadatan tulang juga menurun.
- Kadar testosteron rendah. Pada pria, hormon testosteron memperlambat resorpsi (proses asimilasi atau pemecahan) tulang yang cara kerjanya sama seperti hormon estrogen pada wanita. Kadar testosteron yang rendah akan menyebabkan penurunan kepadatan tulang dan menyebabkan osteoporosis.
- Genetik. Riwayat keluarga dan kelompok etnik dapat meningkatkan risiko terjadinya osteoporosis. Orang dari ras Kaukasia dan Asia lebih berisiko mengalami osteoporosis.
- Penyakit lain. Beberapa penyakit dapat mempengaruhi regenerasi tulang normal sehingga meningkatkan risiko osteoporosis (misalnya gagal ginjal, penyakit hati).
- Obat-obatan. Beberapa obat yang digunakan untuk mengobati penyakit lain juga dapat mempengaruhi regenerasi tulang sehingga menyebabkan osteoporosis.
- Berat badan rendah.
- Pola makan buruk. Kurang mengonsumsi makanan yang kaya kalsium dan vitamin D berperan dalam osteoporosis.
- Merokok/mengonsumsi alkohol. Kedua faktor ini mengurangi kekuatan tulang dan berpotensi menyebabkan osteoporosis.
- Kurang berolahraga. Untuk memperoleh kekuatan tulang, tulang harus diberi tekanan dengan memberikan latihan beban, terutama saat tulang tumbuh.
- Kehamilan dan menyusui. Walaupun jarang terjadi, seorang wanita dapat mengalami osteoporosis selama hamil, walaupun alasan untuk hal ini belum jelas. Biasanya tulang pulih kembali setelah wanita tersebut berhenti menyusui.
Kapan harus ke dokter
Bila Anda merasa khawatir bahwa Anda mungkin berisiko mengalami
osteoporosis, segeralah kunjungi dokter dan mintalah nasihatnya.
Khususnya untuk kasus di bawah ini:
- Sebelumnya Anda pernah mengalami patah tulang (utamanya karena kecelakaan ringan).
- Anda mengalami nyeri punggung hebat.
- Anda sudah menopause dan ayah atau ibu Anda pernah mengalami patah tulang panggul sebelum usia 75 tahun.
0 komentar:
Posting Komentar