Para ahli
paru anak sangat menganjurkan inhalasi sebagai pengobatan yang
berhubungan dengan paru. Mulai dari flu ringan yang baru saja terjadi,
batuk berdahak, paru-paru basah, batuk berdahak berat dan lama, batuk
kronis atau batuk yang berulang-ulang.
Inhalasi merupakan satu rangkaian dari proses fisioterapi berupa pengobatan dengan cara memberikan obat dalam bentuk uap kepada anak langsung melalui alat pernapasannya (hidung ke paru-paru).
Hal ini termasuk aman dilakukan untuk segala usia, mulai dari bayi yang masih berusia beberapa bulan hingga ibu hamil (bumil) sekalipun.
Inhalasi merupakan satu rangkaian dari proses fisioterapi berupa pengobatan dengan cara memberikan obat dalam bentuk uap kepada anak langsung melalui alat pernapasannya (hidung ke paru-paru).
Hal ini termasuk aman dilakukan untuk segala usia, mulai dari bayi yang masih berusia beberapa bulan hingga ibu hamil (bumil) sekalipun.
Menurut
dokter spesialis anak, dr Melisa Anggraeni, MBiomed, SPA. Menjelaskan
batuk dan pilek yang terjadi pada bayi biasanya terjadi karena virus.
Saat didera penyakit ini, akan ada lendir yang banyak dan kental
menumpuk dan menyumbat saluran pernapasan bayi, yang mana umumnya bayi
belum mempunyai refleks yang sempurna, salah satunya refleks batuk,
sehingga perlu dibantu dengan uap atau penguapan untuk mengobatinya.
"Metode
uap membantu mengencerkan lendir tersebut pada saluran pernapasan bayi.
Efeknya, bayi akan muntah. Muntahan ini berupa lendir yang telah
diencerkan melalui penguapan tadi," sambungnya.
Lantas apa kandungan yang digunakan untuk penguapan?
"Penguapan ini biasanya tergantung pada lendir yang menumpuk, apakah
banyak atau sedikit. Jika sudah diketahui banyak dikitnya lendir maka
kandungan dan dosis obat yang digunakan dalam penguapan baru bisa
ditentukan. Untuk metode penguapan ini pada umumnya boleh diterapkan
atau dicoba pada bayi dalam usia berapapun.
Menurut dr HM Nana Karnaen SpA dari Brawijaya Women and Children Hospital, menjelaskan tidak
ada efek negatifnya menggunkan alat penguapan, boleh dilakukan sekali
pun orang tersebut mempunyai alergi terhadap sesuatu. Pasalnya, obat
bekerja langsung pada sumber pernapasan yaitu paru-paru. Berbeda dengan
obat oral atau suntik yang akan diserap dulu ke lambung, ginjal, dan
jantung sebelum sampai ke paru-paru.
Penguapan Tradisional
Menghirup uap air hangat yang telah ditetesi minyak penghangat (misalnya minyak kayu putih) sebagai pengobatan alami untuk flu dan pilek bagi si kecil memang bisa dilakukan sendiri di rumah. Namun, ternyata hal itu tidak banyak membantu.
"Penguapan secara tradisional itu hanya berfungsi untuk melonggarkan saluran napas, bukan untuk mengeluarkan lendir," terang dr Nana.
Ya, pasalnya bahan-bahan dalam minyak kayu putih yang terhirup melalui uap air panas itu tidak mengandung zat penghancur lendir. Selain itu, Moms harus berhati-hati saat si kecil menghirup uap air panas. Tempatkanlah dalam wadah yang aman, jangan sampai si kecil ketumpahan air panas.
Inhalasi di Rumah Sakit
Beda halnya bila melakukan inhalasi di rumah sakit. Selain faktor keamanan lebih terjamin, inhalasi dilakukan dengan menggunakan alat khusus dan obat-obatan sehingga hasilnya lebih efektif.
"Pada teknik inhalasi, pengobatan dilakukan dengan menggunakan obat cair melalui wadah yang sudah tersedia dalam alat nebulizer. Selama 15 hingga 20 menit, masker akan dikenakan di seputar area hidung dan mulut bayi," jelas dr Nana.
Ia lalu melanjutkan, "Nantinya, obat cair yang dimasukkan ke dalam nebulizer itu akan keluar berupa partikel uap yang akan dihirup bayi dan masuk ke dalam saluran napas. Tujuan utamanya adalah agar saluran napasnya melebar, dahak akan encer sehingga mudah keluar melalui mulut atau feses bayi."
Menghirup uap air hangat yang telah ditetesi minyak penghangat (misalnya minyak kayu putih) sebagai pengobatan alami untuk flu dan pilek bagi si kecil memang bisa dilakukan sendiri di rumah. Namun, ternyata hal itu tidak banyak membantu.
"Penguapan secara tradisional itu hanya berfungsi untuk melonggarkan saluran napas, bukan untuk mengeluarkan lendir," terang dr Nana.
Ya, pasalnya bahan-bahan dalam minyak kayu putih yang terhirup melalui uap air panas itu tidak mengandung zat penghancur lendir. Selain itu, Moms harus berhati-hati saat si kecil menghirup uap air panas. Tempatkanlah dalam wadah yang aman, jangan sampai si kecil ketumpahan air panas.
Inhalasi di Rumah Sakit
Beda halnya bila melakukan inhalasi di rumah sakit. Selain faktor keamanan lebih terjamin, inhalasi dilakukan dengan menggunakan alat khusus dan obat-obatan sehingga hasilnya lebih efektif.
"Pada teknik inhalasi, pengobatan dilakukan dengan menggunakan obat cair melalui wadah yang sudah tersedia dalam alat nebulizer. Selama 15 hingga 20 menit, masker akan dikenakan di seputar area hidung dan mulut bayi," jelas dr Nana.
Ia lalu melanjutkan, "Nantinya, obat cair yang dimasukkan ke dalam nebulizer itu akan keluar berupa partikel uap yang akan dihirup bayi dan masuk ke dalam saluran napas. Tujuan utamanya adalah agar saluran napasnya melebar, dahak akan encer sehingga mudah keluar melalui mulut atau feses bayi."
Bagi
sebagian orang tua, melakukan terapi inhalasi di rumah sakit tentu tidak
murah. Tarifnya sekitar Rp 120-150 ribu sekali terapi. Padahal untuk
mengencerkan lendir tak cukup satu-dua kali. Karena itu, untuk anak usia
5 tahun ke atas, orang tua dapat melakukan terapi sendiri. Alat
nebulizer bisa dibeli dengan harga termurah sekitar Rp 500 ribu.
Beda Usia, Beda Pula Alatnya
- Pada bayi, pipa dari tangki nebulizer perlu disambung dengan pipa berukuran yang lebih kecil diameternya, sesuai dengan mulut dan hidung bayi.
- Pada batita, pipa dari nebulizer bisa disambungkan dengan pipa lebih kecil dan memiliki klep di ujungnya (baby haler). Sehingga, ketika sang anak melepaskan pipa udara sebelum terapi selesai, obat tak akan hilang ke mana-mana.
- Pada usia di atas lima tahun hingga orang dewasa, bisa digunakan alat berupa masker yang menutup mulut dan hidung (micromized) atau pipa biasa yang dihirup melalui mulut. Bisa juga disambung dengan selang yang langsung menuju ke arah kedua lubang hidung.
- Alat semprot (inhaler) yang dapat mengeluarkan uap dengan cara dihirup sebaiknya tidak dilakukan karena bayi belum bisa menghirup sendiri dengan benar.
Dapatkanlah Alat Inhalasi disini
Setelah
penguapan, punggung anak dapat ditepuk-tepuk secara perlahan selama
lima menit. Teknik pemukulan ritmik dilakukan dengan telapak tangan yang
melekuk pada dinding dada atau punggung. Tujuannya melepaskan lendir
atau sekret-sekret yang menempel pada dinding pernapasan dan
memudahkannya mengalir ke tenggorok. Hal ini akan lebih mempermudah anak
mengeluarkan lendirnya.
Menurut dokter spesialis anak Carlina A. Latif "fisioterapi di rumah harus dijadikan satu paket dengan kunjungan ke dokter. Sebab, tujuan fisioterapi adalah memperingan gejala, sementara pengobatan tetap harus dilakukan berdasarkan pemeriksaan dokter," Carlina tegaskan.
Menurut dokter spesialis anak Carlina A. Latif "fisioterapi di rumah harus dijadikan satu paket dengan kunjungan ke dokter. Sebab, tujuan fisioterapi adalah memperingan gejala, sementara pengobatan tetap harus dilakukan berdasarkan pemeriksaan dokter," Carlina tegaskan.
Kapan Boleh Fisioterapi?
- Dokter menyarankan anak menjalani fisioterapi.
- Batuk-pilek ringan (tidak disertai demam dan lamanya belum lebih dari 3 hari).
Hindari Fisioterapi
- Kondisi batuk-pilek yang dialami anak tergolong berat atau disertai demam.
- Anak mengalami sesak yang parah karena dengan fisioterapi malah bisa menambah sesaknya.
- Anak baru saja menghabiskan makanannya karena dapat mengakibatkan muntah.
Syarat Fisioterapi
- Sebelumnya, anak sudah banyak minum air putih.
- Pakaian yang dikenakan harus longgar.
- Ruangan yang dipakai tidak banyak debu, tidak lembap, dan ventilasi udara baik.
- Tersedia perlengkapan yang dibutuhkan: bantal, tempat tidur, dan kursi serta alat nebulizer.
0 komentar:
Posting Komentar