Pada inspeksi pterygium terlihat sebagai
jaringan fibrovaskular pada permukaan konjuntiva. Pterygium dapat memberikan
gambaran yang vaskular dan tebal tetapi ada juga pterygium yang avaskuler dan flat. Perigium paling sering ditemukan
pada konjungtiva nasal dan berekstensi ke
kornea nasal, tetapi dapat
pula ditemukan pterygium pada daerah temporal. 6
Pemeriksaan
penunjang
Pemeriksaan tambahan yang dapat dilakukan
pada pterygium adalah topografi kornea untuk menilai seberapa besar komplikasi
berupa astigmtisme ireguler yang
disebabkan oleh pterygium.6
IX.
PENATALAKSANAAN
1.
Konservatif
Penanganan
pterygium pada tahap awal adalah berupa tindakann konservatif seperti
penyuluhan pada pasien untuk mengurangi iritasi maupun paparan sinar
ultraviolet dengan menggunakan kacamata anti UV dan pemberian air mata
buatan/topical lubricating drops.8
2 . Tindakan operatif
Adapun indikasi operasi menurut
Ziegler dan Guilermo Pico, yaitu:8
Menurut
Ziegler :
1. Mengganggu
visus
2. Mengganggu
pergerakan bola mata
3. Berkembang
progresif
4. Mendahului
suatu operasi intraokuler
5. Kosmetik
Menurut
Guilermo Pico :
1.
Progresif, resiko
rekurensi > luas
2.
Mengganggu visus
3.
Mengganggu pergerakan
bola mata
4.
Masalah kosmeti
5.
Di depan apeks pterygium
terdapat Grey Zone
6.
Pada pterygium dan
kornea sekitarnya ada nodul pungtat
7.
Terjadi kongesti (klinis)
secara periodik
Pada
prinsipnya, tatalaksana pterygium adalah dengan tindakan operasi. Ada
berbagai macam teknik operasi yang digunakan dalam penanganan pterygium di
antaranya adalah:8
1.
Bare
sclera : bertujuan untuk menyatukan kembali konjungtiva
dengan permukaan sklera.
Kerugian dari teknik ini adalah tingginya tingkat rekurensi pasca pembedahan
yang dapat mencapai 40-75%.
2.
Simple
closure : menyatukan langsung sisi konjungtiva
yang terbuka, diman teknik ini dilakukan bila luka pada konjuntiva relatif kecil.
3.
Sliding
flap : dibuat insisi berbentuk huruf L
disekitar luka bekas eksisi untuk memungkinkan dilakukannya penempatan flap.
4.
Rotational
flap : dibuat insisi berbentuk huruf U di
sekitar luka bekas eksisi untuk
membentuk seperti lidah pada konjungtiva yang kemudian diletakkan pada
bekas eksisi.
5.
Conjungtival
graft : menggunakan free graft yang biasanya diambil dari konjungtiva bulbi bagian
superior, dieksisi
sesuai dengan ukuran luka kemudian dipindahkan dan dijahit atau difiksasi
dengan bahan perekat jaringan (misalnya Tisseel
VH, Baxter Healthcare, Dearfield, Illionis).
0 komentar:
Posting Komentar