Perdarahan bisa terjadi dimana saja di sepanjang saluran pencernaan,
mulai dari mulut sampai anus. Bisa berupa ditemukannya darah dalam tinja
atau muntah darah,tetapi gejala bisa juga tersembunyi dan hanya bisa
diketahui melalui pemeriksaan tertentu.
Penyebab
Penyebab perdarahan pada saluran pencernaan :
1. Kerangkongan
a. Robekan jaringan
b. Kangker
2. Lambung
a. Luka kanker atau non-kanker
b. Iritasi (gastritis) karena aspirin atau Helicobacter pylori
3. Usus halus
a. Luka usus dua belas jari non-kanker
b. Tumor ganas atau jinak
4. Usus besar
a. Kanker
b. Polip non-kanker
c. Penyakit peradangan usus (penyakit Crohn atau kolitis ulserativa)
d. Penyakit divertikulum
e. Pembuluh darah abnormal di dinding usus (angiodisplasia)
5. Rektum
a. Kanker
b. Polip non-kanker
6. Anus
a. Hemoroid
b. Robekan di anus (fisura anus)
Gejala
Gejalanya bisa berupa:
1. muntah darah (hematemesis)
2. mengeluarkan tinja yang kehitaman (melena)
3. mengeluarkan darah dari rektum (hematoskezia)
Tinja
yang kehitaman biasanya merupakan akibat dari perdarahan di saluran
pencernaan bagian atas, misalnya lambung atau usus dua belas jari. Warna
hitam terjadi karena darah tercemar oleh asam lambung dan oleh
pencernaan kuman selama beberapa jam sebelum keluar dari tubuh. Sekitar
200 gram darah dapat menghasilkan tinja yang berwarna kehitaman.
Penderita
dengan perdarahan jangka panjang, bisa menunjukkan gejala-gejala
anemia, seperti mudah lelah, terlihat pucat, nyeri dada dan pusing. Jika
terdapat gejala-gejala tersebut, dokter bisa mengetahui adanya
penurunan abnormal tekanan darah, pada saat penderita berdiri setelah
sebelumnya berbaring.
Gejala yang menunjukan adanya kehilangan
darah yang serius adalah denyut nadi yang cepat, tekanan darah rendah
dan berkurangnya pembentukan air kemih. Tangan dan kaki penderita juga
akan teraba dingin dan basah. Berkurangnya aliran darah ke otak karena
kehilangan darah, bisa menyebabkan bingung, disorientasi, rasa mengantuk
dan bahkan syok.
Gejala kehilangan darah yang serius bisa
berbeda-beda, tergantung pada apakah penderita memiliki penyakit
tertentu lainnya. Penderita dengan penyakit arteri koroner bisa
tiba-tiba mengalami angina (nyeri dada) atau gejala-gejala dari suatu
serangan jantung. Pada penderita perdarahan saluran pencernaan yang
serius, gejala dari penyakit lainnya, seperti gagal jantung, tekanan
darah tinggi, penyakit paru-paru dan gagal ginjal, bisa bertmbah buruk.
Pada penderita penyakit hati, perdarahan ke dalam usus bisa menyebabkan
pembentukan racun yang akan menimbulkan gejala seperti perubahan
kepribadian, perubahan kesiagaan dan perubahan kemampuan mental
(ensefalopati hepatik).
Diagnosa
Adanya
kehilangan darah yang serius, menyebabkan hasil pemeriksaan hematokrit
menunjukkan konsentrasi sel darah merah yang rendah.
Penyebab
perdarahan bisa ditentukan dari gejala yang timbul. Nyeri perut karena
makanan atau obat antasid, disebabkan oleh tukak lambung (ulkus
gastrikum), dan perdarahan pada tukak sering tidak menimbulkan nyeri.
Obat-obatan yang bisa merusak dinding lambung, seperti aspirin, bisa
menyebabkan perdarahan lambung berupa ditemukannya darah dalam tinja.
Penderita
perdarahan saluran pencernaan yang sebabnya tidak diketahui, dengan
nafsu makan yang berkurang disertai penurunan berat badan, sebaiknya
menjalani pemeriksaan untuk kemungkinan adanya kanker. Bila terdapat
kesulitan menelan, diperiksa kemungkinan adanya kanker kerongkongan atau
penyempitan kerongkongan. Diduga adanya sobekan di kerongkongan bila
timbul muntah yang sangat kuat tepat sebelum terjadinya perdarahan.
Sembelit atau diare yang menyertai perdarahan atau perdarahan yang
tersembunyi dalam tinja, mungkin disebabkan oleh kanker atau polip pada
usus bagian bawah, terutama pada penderita yang berusia diatas 45 tahun.
Darah segar di permukaan tinja, bisa berasal dari wasir atau kanker
rektum.
Pemeriksaan ditujukan untuk menemukan sumber
perdarahannya. Pada permeriksaan rektum, dicari adanya wasir, robekaan
rektum (fisura) dan tumor. Kemudian pemeriksaan dipilih berdasarkan pada
apakah perdarahan ini dicurigai berasal dari saluran pencernaan bagian
atas (kerongkongan, lambung, dan usus duabelas jari) atau saluran
pencernaan bagian bawah (usus halus bagian bawah, usus besar, rektum dan
anus).
Pada awalnya, kelainan pada saluran pencernaan bagian
atas, biasanya diperiksa dengan memasukkan tabung melalui hidung, menuju
ke lambung dan mengeluarkan cairannya. Cairan lambung yang seperti kopi
disebabkan oleh pencernaan darah parsial, dan menunjukan bahwa
perdarahannya lambat dan telah berhenti. Darah yang berwarna merah
terang dan terus menerus, menunjukan perdarahan yang aktif dan berat.
Selanjutnya
endoskopi sering digunakan untuk memeriksa kerongkongan, lambung dan
usus dua belas jari, dan menemukan sumber perdarahannya.
Jika tidak
ditemukan gastritis atau tukak pada lambung maupun usus dua belas jari,
bisa dilakukan biopsi. Biopsi dapat menentukan apakah perdarahannya
berasal dari infeksi kuman Helicobacter pylori. Infeksi yang ditemukan
lalu diobati biasanya akan membaik bila diberikan antibiotik.
Rontgen
dengan barium enema atau endoskopi dilakukan untuk mencari polip dan
kanker pada saluran pencernaan bagian bawah. Bagian dalam dari bagian
bawah usus juga bisa diperiksa dengan anaskopi, sigmoidoskopi atau
kolonoskopi.
Bila pemeriksaan-pemeriksaan tersebut tidak berhasil
menunjukan sumber perdarahan, bisa dilakukan angiografi atau skening
setelah penyuntikan sel darah merah radioaktif. Cara ini terutama
berguna untuk menyembuhkan perdarahan yang disebabkan oleh kelainan pada
pembuluh darahnya.
Pengobatan
Pada
lebih dari 80% penderita, tubuh akan berusaha menghentikan perdarahan.
Penderita yang terus menerus mengalami perdarahan atau yang memiliki
gejala kehilangan darah yang jelas, seringkali harus dirawat di rumah
sakit dan biasanya dirawat di unit perawatan intensif.
Bila darah
hilang dalam jumlah besar, mungkin dibutuhkan transfusi. Untuk
menghindari kelebihan cairan dalam pembuluh darah, biasanya lebih sering
diberikan transfusi sel darah merah (PRC/Packed Red Cell) daripada
transfusi darah utuh (whole blood). Setelah volume darah kembali normal,
penderita dipantau secara ketat untuk mencari tanda-tanda perdarahan
yang berlanjut, seperti peningkatan denyut nadi, penurunan tekanan darah
atau kehilangan darah melalui mulut atau anus.
Perdarahan dari
vena varikosa pada kerongkongan bagian bawah dapat diobati dengan
beberapa cara. Diantaranya dengan memasukkan balon kateter melalui mulut
ke dalam kerongkongan dan mengembangkan balon tersebut untuk menekan
daerah yang berdarah. Cara lain ialah dengan menyuntikan bahan iritatif
ke dalam pembuluh yang mengalami perdarahan, sehingga terjadi peradangan
dan pembentukan jaringan parut pada pembuluh balik (vena) tersebut.
Perdarahan
pada lambung sering dapat dihentikan melalui endoskopi. Dilakukan
kauterisasi pembuluh yang mengalami perdarahan dengan arus listrik atau
penyuntikan bahan yang menyebabkan penggumpalan di dalam pembuluh darah.
Bila cara ini gagal, mungkin perlu dilakukan pembedahan.
Perdarahan
pada usus bagian bawah biasanya tidak memerlukan penanganan darurat.
Tetapi bila diperlukan, bisa dilakukan prosedur endoskopi atau
pembedahan perut. Kadang-kadang lokasi perdarahan tidak dapat ditentukan
dengan tepat, sehingga sebagian dari usus mungkin perlu diangkat.
pendarahan saluran cerna
Written By iqbal_editing on Sabtu, 12 November 2016 | 15.14
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar