Tinea
pedis adalah jamur yang terjadi pada kaki. Penyakit ini merupakan suatu
bentuk infeksi jamur jenis Epidermophyton, Trichophyton, Microsporum,
dan C. albicans di kaki. Dan ingat, infeksi jamur sangat bisa menular.
Kaki merupakan salah satu tempat yang lembab, apalagi kalau kita sering
memakai sepatu tertutup yang panas dalam jangka waktu lama. Mudah
sebenarnya mendiagnosis jamur di kaki.
Tinea pedis, dikenal secara awam sebagai kutu air atau kaki atlet (athlete’s foot),
adalah sebuah infeksi jamur pada kulit, biasanya di antara jari kaki
yang disebabkan oleh jamur parasit. Kutu air sering menyerang kita
dibagian-bagian tertentu. Rasa gatal yang ditimbulkan membuat kita
merasa tidak nyaman dan serasa ingin terus menggaruk. Kutu air timbul
akibat akibat jamur yang bernama trichophyton rubum. Jamur ini sering
menyerang di sela-sela kaki, tangan, kuku tangan maupun kuku jari, dan
kadang juga menyerang pada wajah maupun kulit kepala. Jamur trichophyton
akan semakin tersebar apabila rasa gatal yang dirasakan terus di garuk.
dermatofitosis harus dibedakan dengan
dermatomikosis. Dermatofitosis adalah penyakit pada jaringan yang
mengandung zat tanduk atau stratum korneum pada lapisan epidermis di
kulit, rambut dan kuku yang disebabkan oleh golongan jamur dermatofita.
Dermatomikosis merupakan arti umum, yaitu semua penyakit jamur yang
menyerang kulit.
Tinea pedis merupakan infeksi dermatofita
pada kaki terutama mengenai sela jari dan telapak kaki sedangkan yang
terdapat pada bagian dorsal pedis dianggap sebagai tinea korporis.
Keadaan lembab dan hangat pada sela jari kaki karena bersepatu dan
berkaos kaki disertai daerah tropis yang lembab mengakibatkan
pertumbuhan jamur makin subur. Efek ini lebih nyata pada sela jari kaki
keempat dan kelima, dan lokasi ini paling sering terkena. Kenyataaannya,
tinea pedis jarang ditemukan pada populasi yang tidak menggunakan
sepatu. Sinonim dari tinea pedis adalah foot ringworm, athlete foot, foot mycosis.
Tinea pedis terdapat di seluruh dunia sebagai dermatofitosis yang
paling sering terjadi. Meningkatnya insidensi tinea pedis mulai pada
akhir abad ke-19 sehubungan dengan penyebaran Trichophytonrubrum
ke Eropa dan Amerika. Hal ini dipengaruhi oleh perjalanan orang
keliling dunia, pendudukan koloni oleh Inggris dan Perancis pada abad
ke-19 dan awal abad ke-20 dan migrasi penduduk selama perang dunia
kedua. Beberapa penulis berspekulasi bahwa area endemik spesies ini
bermula di Asia Tenggara.
Tingkat prevalensi tinea pedis secara
nyata diketahui karena pasien tidak mencari nasihat medis kecuali
kualitas hidup mereka dipengaruhi, karena ini bukan penyakit yang
mengancam jiwa. Diperkirakan 10% dari jumlah penduduk di banyak negara
menderita penyakit ini. Frekuensi tinea pedis di Eropa dan Amerika Utara
berkisar 15-30% dan pada beberapa masyarakat tertentu lebih tinggi,
misalnya buruh tambang (sampai 70%) dan atlit. Tinea pedis lazim
ditemukan pada daerah beriklim tropis dan sedang.
Tinea pedis lebih sering terjadi pada
usia dewasa daripada anak remaja terutama pada laki-laki dan jarang pada
perempuan dan anak-anak. Kemungkinan infeksi berkaitan dengan paparan
ulangan dermatofita sehingga orang yang menggunakan fasilitas mandi umum
seperti pancuran, kolam renang, kamar mandi lebih cenderung terinfeksi.
Untuk menghindari terjadinya kutu air
pada daerah-daerah tertentu, sebaiknya terlebih dahulu menjaga
kebersihan pada diri kita, kemudian usahakan untuk tidak memakai sandal
atau sepatu yang lembab atau basah, karena biasanya kutu air sering
hinggap didaerah-daerah tempat seperti itu. Usahakan ketika mandi untuk
tidak bertukar pakai handuk, karena ini bisa mengakibatkan timbulnya
jamur pada kulit kita dan badan akan terasa gatal-gatal. Dan masih
banyak lagi yang bisa membuat kutu air menyerang kita.
Jika kutu air sudah menyerang kita atau
hinggap pada kulit kita, maka sebaiknya kita harus mengobatinya dengan
obat kutu air. Obat kutu air banyak didapat di apotek baik itu berupa
salep maupun berupa tablet. Anda tinggal mengolesnya pada daerah-daerah
yang terasa gatal atau yang terkena kutu air. Adapun yang berupa tablet
minumlah sesuai dengan aturan pakai. Jika rasa gatal-gatal belum hilang,
maka sebaiknya periksakan diri ke dokter spesialis kulit karena bisa
saja gatal-gatal yang dirasakan itu serius atau berbahaya dan perlu
pengobatan khusus.
Penyebab
Jamur penyebab tinea pedis yang paling umum ialah Trichophyton rubrum (paling sering), T. interdigitale, T. tonsurans (sering pada anak) dan Epidermophyton floccosum. T. rubrum lazimnya menyebabkan lesi yang hiperkeratotik, kering menyerupai bentuk sepatu sandal (mocassinlike) pada kaki; T. mentagrophyte seringkali menimbulkan lesi yang vesikular dan lebih meradang sedangkan E. floccosum bisa menyebabkan salah satu diantara dua pola lesi diatas.
Manifestasi klinis:- Gejala kutu air yaitu kaki gatal-gatal dan berbau.
- Kelainan kulit mulai dari kemerahan (eritema), erosi kulit dan skuama (kulit mengelupas),
- Hiperkeratotik (terjadi penebalan), sampai kadang bisa membentuk saluran (fissura) bahkan pada kasus yang lebih jarang vesikel atau pustula (bentol2 berisi cairan).
- Interdigitalis Bentuk ini adalah yang tersering terjadi pada pasien tinea pedis. Di antara jari IV dan V terlihat fisura yang dilingkari sisik halus dan tipis. Kelainan ini dapat meluas ke bawah jari (subdigital) dan juga ke sela jari yang lain. Oleh karena daerah ini lembab, maka sering terdapat maserasi. Aspek klinis maserasi berupa kulit putih dan rapuh. Bila bagian kulit yang mati ini dibersihkan, maka akan terlihat kulit baru, yang pada umumnya juga telah diserang oleh jamur. Jika perspirasi berlebihan (memakai sepatu karet/boot, mobil yang terlalu panas) maka inflamasi akut akan terjadi sehingga pasien terasa sangat gatal. Bentuk klinis ini dapat berlangsung bertahun-tahun dengan menimbulkan sedikit keluhan sama sekali. Kelainan ini dapat disertai infeksi sekunder oleh bakteri sehingga terjadi selulitis, limfangitis dan limfadenitis.
- Moccasin foot (plantar) Tinea pedis tipe moccasin atau Squamous-Hyperkeratotic Type umumnya bersifat hiperkeratosis yang bersisik dan biasanya asimetris yang disebut foci. Seluruh kaki, dari telapak, tepi sampai punggung kaki terlihat kulit menebal dan bersisik; eritema biasanya ringan dan terutama terlihat pada bagian tepi lesi. Di bagian tepi lesi dapat pula dilihat papul dan kadang-kadang vesikel. Tipe ini adalah bentuk kronik tinea yang biasanya resisten terhadap pengobatan.
- Lesi Vesikobulosa Bentuk ini adalah subakut yang terlihat vesikel, vesiko-pustul dan kadang-kadang bula yang terisi cairan jernih. Kelainan ini dapat mulai pada daerah sela jari, kemudian meluas ke punggung kaki atau telapak kaki. Setelah pecah, vesikel tersebut meninggalkan sisik yang berbentuk lingkaran yang disebut koleret. Keadaan tersebut menimbulkan gatal yang sangat hebat. Infeksi sekunder dapat terjadi juga pada bentuk selulitis, limfangitis dan kadang-kadang menyerupai erisipelas. Jamur juga didapati pada atap vesikel.
- Tipe Ulseratif Tipe ini merupakan penyebaran dari tipe interdigiti yang meluas ke dermis akibat maserasi dan infeksi sekunder (bakteri); ulkus dan erosi pada sela-sela jari; dapat dilihat pada pasien yang imunokompromais dan pasien diabetes.
- Salep anti jamur untuk dioleskan di tempat jamur tersebut.
- Banyak tersedia berbagai salep anti jamur dan dijual secara bebas
- Pengolesan salep sebaiknya setelah mandi, dan dalam kondisi kaki yang kering, sehingga salep dapat menempel dengan baik di kulit..
- Gunakan sepatu dan sandal yang nyaman, dan usahakan menggunakan kaos kaki yang menyerap keringat. Sehingga kaki anda tidak berkeringat.
- Sehabis mandi, keringkan daerah kaki secara seksama (seringkali karena buru2 daerah kaki tidak di keringkan
- Hati-hati dalam pinjam-meminjam kaos kaki dan sepatu. Ingat bahwa penyakit ini mudah menular dengan cepat.
- Hindari meminjam handuk dan peralatan pribadi dari orang lain.
- Jemur dan gantilah handuk dengan rutin untuk menjaga kebersihannya.
- Sebaiknya gunakan kaos kaki yang berbahan katun agar menyerap keringat. Gantilah setiap hari.
- Rajin gunting kuku tangan dan kaki. Jika ada bagian tubuh yang terinfeksi jamur dan tidak sengaja menggaruknya, jamur akan menempel di bawah kuku, dan mulai menginfeksi jaringan di bawah kuku. Bahkan bisa jua kita secara tidak sadar memindahkan jamur tersebut ke daerah lainnya.
- Rajin mencuci tangan dan mandi dengan air bersih.
- Usahakan mencuci kaos kaki setiap hari, atau bila hendak digunakan kembali, jemur di bawah sinar matahari agar kaos kaki berada dalam kondisi kering dan tidak lembab.
0 komentar:
Posting Komentar