Atresia Bilier, Waspadai Bila Bayi baru Lahir Kuning Berkepanjangan
Kamis, 17 Juni 2010 - 09:20:24
Sebagian
bayi lahir dengan kulit kekuningan menandakan fungsi hatinya belum
optimal dan kelainan itu tergolong ringan. Dengan terapi penyinaran
ultraviolet dilanjutkan pemaparan kulit bayi di bawah sinar matahari
selama beberapa hari, kelainan itu akan hilang. Namun jika kulit tetap
berwarna kekuningan setelah 2 minggu lebih tanpa adanya perubahan maka
orang tua wajib berhati-hati dan sgeralah memeriksakan kondisi bayi ke
dokter.Apakah Atresia Bilier itu ?
Atresia Bilier adalah penyakit yang timbul akibat rusaknya saluran empedu di luar hati sehingga tidak ada aliran empedu dari hati ke usus 12 jari yang normalnya terjadi. Salah satu komponen empedu, yaitu asam empedu, bila tertumpuk, dapat merusak hati dan bila tersebar ke dalam darah dan kulit, akan menyebabkan rasa gatal. Selain itu, dalam empedu juga terdapat bilirubin. Bilirubin yang tertahan dalam hati akan dikeluarkan ke dalam aliran darah dan dapat mewarnai kulit dan bagian putih bola mata sehingga berwarna kuning. Bila berlangsung lama, kerusakan hati dapat menyebabkan kerusakan hati lanjut yang disebut sirosis hati. Bila terus berlanjut, itu akan menyebabkan pendarahan di saluran cerna karena peningkatan tekanan darah yang masuk ke hati.
Kerusakan hati yang terjadi pada kasus atresia bilier bersifat progresif, terus merusak saluran empedu termasuk yang di dalam hati. Pada akhirnya hal itu menyebabkan gagal hati yang harus diatasi dengan transplantasi hati. Atresia bilier adalah penyebab transplantasi hati tersering pada bayi/anak.
Penyebab Atresia Bilier
Atresia bilier terjadi karena adanya perkembangan abnormal dari saluran empedu di dalam maupun di luar hati. Tetapi penyebab terjadinya gangguan saluran empedu ini tidak diketahui.
Gejala-Gejala Penderita Atresia Bilier
Gejala biasanya timbul dalam waktu 2 minggu setelah lahir, yaitu berupa :
- Air kemih bayi berwarna gelap
- Tinja berwarna pucat
- Berat badab tidak bertambah atau penambahan erat badan berlangsung lambat
- Hati membesar
- Gangguan pertumbuhan
- Gatal-gatal
- Rewel
- Tekanan darah tinggi pada vena porta (pembuluh darah yang mengangkut darah dari lambung, usus dan limpa ke hati)
- Pemeriksaan darah. Dilakukan pemeriksaan fungsi hati khususnya terdapat peningkatan kadar bilirubin, selain itu dilakukan pemeriksaan albumin, SGOT, SGPT, alkali fosfatase, GGT dan faktor pembekuan darah.
- USG sistem hati dan empedu
- Rontgen perut (tampak hati membesar)
- Scintigrafi
- Kolangiografi intraoperatif (kolangiogram) yaitu dengan memasukkan cairan tertentu ke jaringan empedu untuk mengetahui kondisi saluran empedu.
- Biopsi hati untuk melihat struktur organ hati apakah terdapat sirosis hati atau komplikasi lainnya.
- Laparotomi, biasanya dilakukan sebelum bayi berumur 2 bulan.
Pengobatan Atresia Bilier
Terapi untuk atresia bilier ini prinsipnya adalah mengganti saluran empedu yang mengalirkan empedu ke usus halus. Jika saluran empedu intrahepatik (dalam hati) tidak terganggu, maka operasi rekonstruksi jalur bilier ekstrahepatik (di luar jalur hati) bisa dilakukan. Operasi tersebut dinamakan prosedur Kasai (ditemukan oleh ahli bedah Jepang bernama dr. Morio Kasai) atau hepatoportoenterostomy. Pembedahan ini dilakukan untuk melompati atresia bilier dan menghubungkan langsung hati dengan usus halus. Biasanya pembedahan akan berhasil dilakukan jika bayi belum berusi 8 minggu. Tetapi berbagai penelitian menunjukkan bahwa usia pasien bukan faktor absolut yang mempengaruhi kemungkinan keberhasilan penanganan. Prosedur Kasai hanya merupakan penanganan sementara, bisa membuat sebagian pasien berumur panjang. Namun, fungsi hati pada sebagian pasien lainnya semakin memburuk setelah dilakukannya tindakan prosedur Kasai. Saat kondisi mulai memburuk inilah, maka dibutuhkan cangkok hati.
Jika atresia tersebut merupakan atresia yang komplit, dimana seluruh saluran empedu tidak terbentuk, maka satu-satunya pengobatan adalah transplantasi hati.
0 komentar:
Posting Komentar