Hati-hati dengan penularan hepatitis B, sebab penyakit ini
bisa dengan mudah menular, terutama kepada orang-orang yang beresiko
tertular. Beberapa diantara orang yang beresiko tertular penyakit
hepatitis B adalah pekerja seks komersial, perawat, dokter dan bayi yang
lahir dari ibu penderita penyakit hepatitis B.
Tidak
banyak orang yang menyadari bila hatinya sedang bermasalah. Ini wajar
saja, karena hepatitis B memang tidak menunjukkan gejala penyakit kasat
mata. Lazim penyakit pada umumnya, membuat penderita tidak merasa kalau
ia sesungguhnya mengidap penyakit mematikan. Bahkan, ketika sudah
mencapai kondisi fatal (kronis) pun, hepatitis B sulit teridentifikasi
dengan cara konvensional.
Menyeramkan bukan? Tapi tenang saja. Bagi individu yang punya
kebiasaan melakukan medical chek-up minimal setahun sekali, maka akan
memperkecil risiko tersebut. Dengan medical check-up, gejala hepatisis B
dapat diketahui dan segera mendapatkan treatment (pengobatan) agar
tidak berkembang menjadi parah.
Apa saja gejala dari penyakit hepatitis B? Gejala dari penyakit hati
ini cenderung terlihat ‘biasa’. Terjadi selama enam pekan hingga enam
bulan (paling sering tiga bulan). Seperti gejala sakit flu, demam
ringan, mual, muntah, mudah lelah, diare, nyeri sendi, penurunan nafsu
makan, perubahan warna urin dan feses, mata dan warna kulit yang tampak
menguning (jaundice). Gejala jaundice (mata dan warna kulit menguning)
biasanya jadi patokan secara fisik untuk mencurigai seseorang mengidap
hepatitis B. Dari gejala ini pula, hepatitis B punya nama lain yakni
penyakit kuning.
Tetapi, penting untuk diingat bahwa gejala hepatitis B tersebut tidak
menjamin seratus persen seseorang terkena hepatitis B. Hanya dengan
hasil pemeriksan darah di laboratorium, yang merupakan bagian dari
medical check-up, kepastian dari penyakit hepatitis B bisa ditentukan.
Karenanya, wajar bila ada yang menyebut penyakit hepatitis B ini
sebagai The Silent Killer. Penyakit yang membunuh secara diam-diam dan
tidak disadari oleh penderitanya. Gejala-gejalanya sering tumpang tindih
dengan penyakit lainnya. Sehingga sering membingungkan orang awam dalam
mengenali bahwa penyakit tersebut adalah hepatitis B.
Ganasnya Virus Hepatitis B
Ada satu fakta yang boleh dibilang mengejutkan. Dari tujuh jenis
infeksi virus hepatitis, mulai dari hepatitis A hingga hepatitis G,
hepatitis B merupakan jenis yang paling ditakuti. Karena hepatitis B
yang disebabkan oleh virus (HBV), punya daya rusak melebihi virus HIV
penyebab penyakit AIDS. HBV seratus kali lebih ganas daya kerjanya dan
sepuluh kali lebih banyak menularkan penyakit tersebut daripada virus
HIV.
Jadi, amat disarankan agar peka terhadap gejala-gejala yang
berpotensi atau dicurigai sebagai penyakit hepatitis B. Harus paham dan
benar-benar mengerti gejala hepatitis B agar tak mengacuhkannya.
Menganggap sebagai penyakit biasa tapi dikemudian hari berakibat fatal.
Membiasakan disiplin dalam melakukan medical chek-up minimal setahun
sekali, juga termasuk langkah preventif (pencegahan) yang tepat.
Selain itu, yang tak kalah penting adalah memahami dan mewaspadai penularan hepatitis B
ini. Hepatitis B sebagai penyakit yang punya kemampuan menularkan
melebihi AIDS, harus jadi catatan penting untuk tidak meremehkan
penyebaran dari penyakit tersebut. Apa saja aktivitas yang berpotensi
menyebabkan penularan hepatitis B? Berikut penjabarannya.
Penularan Hepatitis B Melalui Transfusi Darah
Jika seseorang mengidap hepatitis B, maka jangan pernah berniat
apalagi sampai mendonorkan darah. Karena, virus hepatitis B hidup dalam
aliran darahnya. Ketika donor darah dilakukan, maka virus mengerikan itu
pun ikut terbawa bersama darah penderita hepatitis B. Jika darah yag
sudah terinfeksi ditranfusikan kepada orang lain, maka otomatis virus
akan masuk dan menginfeksi orang tersebut.
Untuk mencegah penularan secara massal virus hepatitis B, Palang
Merah Indonesia (PMI) punya proses standar dalam mengecek dan ricek
darah yang layak pakai. Melalui proses screening hepatitis B, darah yang
terinfeksi dapat segera dimusnahkan.
Penularan Hepatitis B Melalui Penggunaan Barang Bersama
Sejak kecil, di dalam keluarga biasanya sudah ditanamkan kebiasaan
tidak menggunakan barang-barang pribadi orang lain secara sembarangan.
Baik itu baju dalam, handuk, peralatan makan, alat cukur atau sikat
gigi. Kebiasaan tersebut ternyata positif dalam menangkal penularan dari
hepatitis B.
Khusus barang pribadi seperti alat cukur atau sikat gigi, jadi media
bagi virus hepatitis B untuk menular ke orang lain. Alat cukur atau
sikat gigi biasanya rentan dengan noda darah yang tertinggal tanpa
sengaja. Nah, jika alat cukur atau sikat gigi penderita hepatisi B yang
ada noda darahnya digunakan oleh orang lain, tentu saja orang tersebut
jadi tertular.
Ini juga berlaku bagi para pengguna narkoba yang menggunakan jarum
suntik. Mereka termasuk kelompok yang rentan terinfeksi. Umumnya para
pecandu menggunakan satu jarum suntik yang kemudian dipakai
bersama-sama. Jika ada satu saja penderita di dalam kelompok tersebut,
maka anggota kelompok yang lain jadi berpeluang sangat besar terinfeksi.
Lagi-lagi, darah sebagai media paling efektif dalam menularkan virus
hepatitis B dapat leluasa menginfeksi para pecandu itu.
Penularan Hepatitis B Melalui Hubungan Seksual
Selain darah, virus hepatitis B juga mengunakan media cairan yang ada
dalam organ reproduksi manusia. Ketika hubungan seksual dilakukan
dengan penderita hepatitis B, maka virus pun berpindah ke tubuh pasangan
seksual tersebut. Untuk itu, disarankan agar tidak sembarangan dalam
berhubungan seksual. Apalagi dengan pasangan yang tidak jelas
kesehatannya, seperti melakukan hubungan seksual dengan pelacur.
Aktivitas ini harus segera dihentikan karena rentan dengan penularan
penyakit hepatitis B.
Berhubungan seksual dengan pasangan yang sah (menikah) pun tidak
membuat kemungkinan terjangkit hepatitis B menjadi nol. Kedua pasangan
yang hendak menikah dianjurkan terlebih dahulu melakukan medical
check-up. Ini untuk mengetahui apakah pasangan tersebut sehat dan bebas
dari virus hepatitis B. Jika salah satu pasangan mengidap hepatitis B,
maka bisa segara dilakukan pengobatan sebelum pernikahan dilangsungkan.
Penularan Hepatitis B Melalui Jarum Suntik
Jarum suntik merupakan salah satu alat yang dapat menularkan penyakit
hepatitis B. Itulah mengapa ditempat-tempat kesehatan seperti rumah
sakit atau puskesmas, jarum suntik haruslah steril dari berbagai macan
virus. Hal ini dilakukan agar pasien yang hendak menggunakan jarum
tersebut tidak tertular virus lainnya.
Penanganan Lebih Awal
Untung saja walaupun penyakit hepatitis B merupakan salah satu
penyakit yang ganas, mematikan dan punya daya tular yang amat cepat,
jika ditemukan lebih awal maka kemungkinan untuk sembuhnya sangat besar.
Bisa mencapai 90 persen penderita dapat hidup normal kembali.
Sisa yang 10 persen, menjadi hepatitis akut. Ini merupakan awal dari
terjadinya kanker hati. Karena itu, berhati-hatilah terhadap hepatitis
B. Penyakit yang merusak sel-sel hati ini harus diantisipasi sejak dini.
Demikian artikel tentang penularan hepatitis B, diharapkan dengan mengetahui cara penularannya, penyakit ini bisa dihindari.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar