Hypnodontia merupakan salah satu cabang
ilmu kedokteran gigi yang mengutamakan pengontrolan sugesti dan juga
komunikasi terapeutik hipnotik di dalam praktik kedokteran gigi.
Hypnodontia juga dapat diartikan sebagai gabungan antara ilmu kedokteran
gigi dengan hipnosis. Terminologi hypnodontia pertama kali tercatat
pada tahun 1948. Pada sejarah perkembangannya, aplikasi hipnosis di
bidang kedokteran gigi kurang begitu pesat bila dibandingkan dengan
perkembangan hipnosis pada kedokteran umum dan psikologi.
Metode hypnodontia ini bisa dijadikan
solusi yang tepat bagi orang yang takut pergi ke dokter gigi. Karena
bentuk ketakutan tiap orang tentang pergi ke dokter gigi berbeda-beda,
mulai dari takut dengan peralatan kedokteran gigi, adanya trauma karena
memiliki pengalaman tidak menyenangkan dengan dokter gigi, dan juga rasa
cemas serta kekhawatiran yang berlebihan.
Hypnodontia dapat digunakan untuk
membuat pasien tenang dan merasa nyaman pada saat pemeriksaan dan juga
pengobatan pada gigi dilakukan. Sehingga proses pemeriksaan dan
pengobatan dapat berjalan lebih lancar. Hypnodontia juga dapat digunakan
untuk menghilangkan kebiasaan buruk yang dapat berakibat pada rusaknya
gigi, seperti mengerat gigi pada saat tidur (bruxism). Ini berarti
hypnodontia juga efektif digunakan untuk menjadi salah satu metode
terapi mental yang berhubungan dengan kesehatan gigi dan mulut.
Dalam hypnodontia, komunikasi terapeutik
yang dikenal efektif dalam membantu proses pengobatan dan penyembuhan
dikombinasikan dengan pola bahasa hipnotik yang dikenal dapat menjadi
suatu nilai permanen bagi pikiran bawah sadar manusia, oleh karenanya
hypnodontia dapat meningkatkan pola komunikasi yang “menyembuhkan” bagi
para dokter gigi yang mempelajarinya.
Salah satu teknik yang dapat digunakan
dalam hypnodontia adalah mental anesthesi atau yang biasa dikenal dengan
hypnoanesthesi. Teknik ini digunakan untuk menghilangkan sensasi
sakit/nyeri pada pasien ketika sedang dilakukan pemeriksaan ataupun
pengobatan pada mulut dan gigi.
Hypnodontia selain diaplikasikan untuk
pasien dewasa, juga dapat diaplikasikan pada anak-anak yang akan periksa
dan juga berobat pada dokter gigi. Karena kebanyakan anak juga
mengalami ketakutan dan juga ketegangan bila akan berkunjung ke dokter
gigi.
003/DH
0 komentar:
Posting Komentar