Tidak hanya pada orang dewasa, anak-anak bisa terserang penyakit hati yang secara umum gejalanya berupa kuning. Penyakit kuning
terjadi karena pembentukan bilirubin di dalam darah, bilirubin
merupakan pigmen kuning yang terbentuk dari pemecahan sel-sel darah
merah yang sudah tua.
Bayi yang baru lahir sering mengalami penyakit kuning pada beberapa hari pertama karena enzim di hati yang bertugas mengolah bilirubin relatif belum matang. Namun bila bayi tetap kuning padahal sudah berusia dua minggu lebih dan feses
seperti dempul, sangat dianjurkan bagi para orang tua untuk
berhati-hati dan segera membawa bayi ke dokter untuk diperiksa apakah
ada kemungkian kelainan hati atau tidak.
Terkait : Tips Mencegah Sindrom Kematian Mendadak pada Bayi
Untuk menambah pengetahuan Anda, berikut ini beberapa jenis penyakit hati yang bisa dialami bayi:
1. Sindrom alagille
Sindrom alagille merupakan kelainan bawaan pada hati anak yang mirip dengan bentuk lain penyakit hati yang dialami anak. Anak dengan sindrom Alagille biasanya mengalami penurunan fungsi saluran empedu yang progresif di tahun pertamanya.
Seperti dikutip dari liverfoundation.org, penderita Sindrom alagille
juga mengalami penyempitan saluran empedu di luar hati. Kondisi ini
menyebabkan adanya penumpukan empedu di hati hingga berakibat pada
rusaknya sel-sel hati. Jaringan parut yang terbentuk karena kerusakan
sel hati bisa menyebabkan sirosi pada 30-50% anak dengan sindrom alagille.
Gejala sindrom alagille
yaitu kuning, kulit anak pucat, dan pertumbuhan yang buruk di bulan
pertama kehidupannya. Bisa disertai dengan gatal serta penumpukan lemak
di kulit. Sampai saat ini, dugaan paling sering terkait penyebab sindrom alagille adalah faktor genetik.
Terkait : Waspadai Gejala Leukemia pada Anak
2. Atresia Bilier
Atresia bilier terjadi
akibat tidak adanya pembentukan saluran empedu yang berfungsi membawa
cairan empedu dari hati ke saluran usus 12 jari. Akibatnya, saluran
empedu tidak terbentuk dan efeknya cairan empedu yang diproduksi tidak
bisa dikeluarkan dari hati dan akan terus menumpuk.
Jika didiamkan, hati bisa mengalami kerusakan karena adanya tekanan dari
produksi cairan empedu tersebut. Kerusakan hati ini berlanjut pada
kondisi-kondisi seperti kulit yang tampak menguning dan perut yang membesar.
3. Progressive Familial Intrahepatic Cholestasis (PFIC)
Penyakit hati ini merupakan kondisi di mana terjadi kolestasis atau
berkurangnya aliran empedu pada anak-anak ataupun remaja. Dikutip dari
childliverdisease.org, aliran empedu yang berkurang bisa disebakan hati
yang tidak dapat memproduksi empedu dengan baik.
Atau, bisa juga karena empedu tidak bisa keluar dari sel hati ke saluran
empedu. Saluran empedu yang tidak normal juga bisa mengurangi aliran
empedu.
4. Caroli disease
Caroli disease merupakan suatu kondisi di mana hati berisi
kista-kista, seperti ruang kosong berisi cairan. Meski belum diketahui
penyebab pastinya, pada pasien caroli disease umumnya ada ganguan di
pembentukan saluran bilier sehingga muncul kista yang jumlahnya lebih
dari satu.
Saluran empedu di dalam hati akan bemuara di satu tempat, yaitu porta
hepatis yang akan mengalirkan empedu ke usus. Pada pasien caroli
disease, saluran empedu di dalam hati tersebut membentuk suatu ruangan
yang berisi cairan. Penyakit caroli disease bisa ditandai dengan gejala
bayi kuning.
5. Gangguan fungsi hati akibat komplikasi infeksi CMV
Cytomegalovirus (CMV) merupakan
jenis dari familia Herpesviridae yang termasuk Epstein-Barr virus
(EBV). Selain pada orang dewasa, CMV bisa menginfeksi anak-anak. Infeksi CMV akut bisa mengakibatkan peningkatkan kadar transaminase hati dan kondisi ini sering diduga hepatitis akut.
Pada pasien infeksi CMV akut, kadar aspartat transminase dan alanine
transminase bisa juga meningkat menjadi lima kali lipat dari kadar
normal.
Infeksi CMV bisa menimbulkan komplikasi yang salah satunya menyebabkan fungsi hati tidak bisa berjalan dengan normal bahkan disertai demam
yang tidak diketahui penyebabnya. Kondisi fisik lain yang berkaitan
dengan infeksi CMV akut yaitu anemia dan trombositopenia (jumlah
trombosit yang beredar di dalam darah berada di bawah batas normal).
(health.detik.com)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar