eses merupakan Sisa hasil pencernaan dan absorbsi dari makanan yang kita makan, dikeluarkan lewat anus dari saluran cerna.
Dalam
keadaan normal dua pertiga tinja terdiri dari air dan sisa makanan, zat
hasil sekresi saluran pencernaan, epitel usus, bakteri apatogen, asam
lemak, urobilin, debris, celulosa gas indol, skatol,sterkobilinogen dan bahan patologis. Normal : 100 – 200 gram / hari. Frekuensi defekasi : 3x / hari – 3x / minggu.
Pada
keadaan patologik seperti diare didapatkan peningkatan sisa makanan
dalam tinja, karena makanan melewati saluran pencernaan dengan cepat dan
tidak dapat diabsorpsi secara sempurna.
Bahan
pemeriksaan tinja sebaiknya berasal dari defekasi spontan, jika
pemeriksaan sangat diperlukan contoh tinja dapat diambil dengan jari
bersarung dari rektum.
Pemeriksaan Feses merupakan cara yang dilakukan untuk mengambil feces sebagai
bahan pemeriksaan , yaitu pemeriksan lengkap dan pemeriksaan kultur :
Jenis makanan serta gerak peristaltik mempengaruhi bentuk, jumlah maupun konsistensinya.
INDIKASI PEMERIKSAAN:
· Adanya diare dan konstipasi
· Adanya ikterus
· Adanya gangguan pencernaan
· Adanya lendir dalam tinja
· Kecurigaan penyakit gastrointestinal
· Adanya darah dalam tinja
SYARAT PENGUMPULAN FECES :
· Tempat
harus bersih, kedap, bebas dari urine, diperiksa 30 – 40 menit sejak
dikeluarkan. Bila pemeriksaan ditunda simpan pada almari es.
· Pasien dilarang menelan Barium, Bismuth, dan Minyak dalam 5 hari sebelum pemeriksaan.
· Diambil dari bagian yang paling mungkin memberi kelainan.
· Paling baik dari defekasi spontan atau Rectal Toucher à pemeriksaan tinja sewaktu
· Pasien konstipasi à Saline Cathartic
· Kasus Oxyuris à Schoth Tape & object glass
· Alur pemeriksaan :
Pengumpulan bahan Pemeriksaan, Pengiriman dan Pengawetan bahan tinja, Pemeriksaan tinja, serta Pelaporan hasil pemeriksaan.
Jika
akan memeriksa tinja, pilihlah selalu sebagian dari tinja itu yang
memberi kemungkinan sebesar-besarnya untuk menemui kelainan umpamanya
bagian yang tercampur darah atau lendir dan sebagainya. Oleh Karen
unsure-unsur patologik biasanya tidak terdapat merata, maka hasil
pemeriksaan mikroskopis tidak dapat dinilai derajat kepositifannya
dengan tepat, cukup diberi tanda – (negative), +, ++ atau +++ saja.
1.Pemeriksaan
feces lengkap merupakan pemeriksaan feces yang terdiri atas :
– Pemeriksaan makroskopik (dapat dilihat dengan mata telanjang:
konsistensi, warna, darah, lendir). Adanya darah dan lendir menandakan
infeksi yang harus segera diobati, yaitu infeksi karena amuba atau
bakteri shigella.
– Pemeriksaan mikroskopik (hanya dapat dilihat melalui mikroskop:
leukosit, eritrosit, epitel, amilum, telur cacing dan amuba). Adanya
amuba menandakan adanya infeksi saluran cerna terhadap amuba tersebut,
dan adanya telur cacing menandakan harus diobatinya pasien dari infeksi
parasit tersebut.
- Pemeriksaan kimia : untuk mengetahui adanya Darah Samar, Urobilin, Urobilinogen, Bilirubin dalam feses / tinja
Pemeriksaan kimia tinja yang terpenting adalah pemeriksaan terhadap darah samar. Tes
terhadap darah samar untuk mengetahui adanya perdarahan kecil yang
tidak dapat dinyatakan secara makroskopik atau mikroskopik. Adanya
darah dalam tinja selalu abnormal. Pemeriksaan darah samar dalam tinja
dapat dilakukan dengan menggunakan tablet reagens. Tablet Reagens banyak
dipengaruhi beberapa faktor terutama pengaruh makanan yang mempunyai
aktifitas sebagai peroksidase sering menimbulkan reaksi positif palsu
seperti daging, ikan sarden dan lain lain. Menurut kepustakaan, pisang
dan preparat besi seperti Ferrofumarat dan Ferro Carbonat dapat
menimbulkan reaksi positif palsu dengan tablet reagens. Maka dianjurkan
untuk menghindari makanan tersebut diatas selama 3-4 hari sebelum
dilakukan pemeriksaan darah samar. Prinsip
pemeriksaan ini hemoglobin yang bersifat sebagai peroksidase akan
menceraikan hidrogen peroksida menjadi air dan 0 nascens (On). On akan mengoksidasi zat warna tertentu yang menimbulkan perubahan warna
CARA KERJA (Metode Benzidine Basa)
• Buat emulsi tinja dengan air atau dengan larutan garam kurang lebih 10 ml kemudian panaskan hingga mendidih.
• Saring emulsi dan biarkan filtrat smpai dingin kembali.
• Masukkan benzidine basa 1 g.
• Tambah 3 ml asam asetat ,kocok hingga larut.
• Tambahkan 2ml filtrat emulsi tinja kemudian campur.
• Tambahkan 1 ml larutan Hydrogen Peroksida 3% campur, kemudian hasil dibaca dalam waktu 5 menit .
Pemeriksaan bilirubin akan
beraksi negatif pada tinja normal, karena bilirubin dalam usus akan
berubah menjadi urobilinogen dan kemudian oleh udara akan teroksidasi
menjadi urobilin. Reaksi mungkin menjadi positif pada diare dan pada
keadaan yang menghalangi perubahan bilirubin menjadi urobilinogen,
seperti pengobatan jangka panjang dengan antibiotik yang diberikan peroral, mungkin memusnakan flora usus yang menyelenggarakan perubahan tadi. Dalam tinja normal selalu ada urobilin. Jumlah urobilin akan berkurang pada ikterus obstruktif, jika obstruktif total hasil tes menjadi
negatif, tinja berwarna kelabu disebut akholik. Penetapan kuantitatif
urobilinogen dalam tinja memberikan hasil yang lebih baik jika
dibandingkan terhadap tes urobilin, karena dapat menjelaskan dengan
angka mutlak jumlah Urobilinogen yang diekskresilkan per 24 jam sehingga bermakna dalam keadaan seperti Anemia Hemolitik dan Ikterus Obstruktif.
Cara kerja pemeriksaan Urobilin :
1. Taruh beberapa gram tinja dalam sebuah mortil dan campur dan larutkan HgCl2 10% yang volumenya sama banyaknya.
2. Campurlah baik-baik dengan memakai alunya.
3. Tuanglah bahan itu ke dalam cawan datar agar lebih mudah menguap dan biarkan selama 6-24 jam.
4. Adanya Urobilin nyata oleh timbul warna merah.
.Catatan :
Dalam
tinja normal selalu ada urobilin, hasil test ini yang merah berarti
positif. Jumlah urobilin berkurang pada ikterus obstruktif, jika
obstruksif itu total, hasil test menjadi berarti negatif.
Test terhadap urobilin ini sangat
inferiur jika dibandingkan dengan penetepan kuantitatif urobilinogen
dalam tinja. Penetapan kuantitatif itu dapat mnejelaskan dengan angka
mutlak jumlah urobilinogen yang diekskresikan/24jam sehingga bermakna
dalam keadaan seperti anemia hemolitik, ikterus obstruktif, dan ikterus hepatoseluler.
Tetapi
pelaksanaan untuk tes tersebut sangat rumit dan sulit, karena itu
jarang dilakukan di laboratorium. Bila masih diinginkan penilaian
ekskresi urobilin dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan urobilin
urin.
Jenis-jenis pemeriksaan di atas adalah
gambaran singkat mengenai pemeriksaan MCU. Kesimpulan mengenai kondisi
kesehatan pasien secara holistik harus dilihat dari anamnesis
(wawancara) dan pemeriksaan fisik oleh dokter, serta pemeriksaan
penunjang yang saling menunjang dan tidak dapat dipisahkan satu per
satu.
Yang perlu diingat, batas normal
pemeriksaan laboratorium dapat berbeda, tergantung dari standar
laboratorium Anda. Biasanya, dokter akan melihat apakah masih dalam
batas normal, apakah kurang atau lebih dari batas normal, dan berapa
banyak kekurangan atau kelebihannya tersebut. Bila kadar pemeriksaan
Anda tidak berada dalam batasan normal, dokter MCU akan memberikan
pengarahan seputar kelainan tersebut dan akan menunjuk dokter spesialis
untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Untuk
pemeriksaan rutin dipakai tinja sewaktu dan sebaiknya tinja diperiksa
dalam keadaan segar karena bila dibiarkan mungkin sekali unsur unsur
dalam tinja menjadi rusak.
2. Pemeriksaan feces kultur merupakan pemeriksaan feces melalui biakan
Pengambilan sampel feses
Tujuan : mendapatkan spesimen tinja/feses yang memenuhi persyaratan untuk pemeriksaan feses rutine
Waktu : pengambilan dilakukan setiap saat, terutama pada gejala awal dan sebaiknya sebelum pemberian anti biotik.
Alat-alat : -lidi kapas steril
-pot tinja
Cara kerja :
1. Penderita diharuskan buang air kecil terlebih dahulu karena tinja tidak boleh boleh tercemar urine
2. inntruksikan pada penderita untuk buang air besar langsung kedalam pot tinja ( kira kira 5gram )
3. tutup pot dengan rapat
4. Berikan label berisi tanggal pemeriksaan,nama pasien dan jenis spesimen
Waktu yang dibutuhkan untuk pemeriksaan feses :
Umumnya dilakukan di rumah/laboratorium (Bila di rumah, feses sebaiknya dibawa ke laboratorium, kurang dari 1 jam)
Home
»Unlabelled
» Tindakan Mengatasi Masalah Eliminasi Alvi (Buang Air Besar)
Posted by Ilmu Kebidanan
Menyiapkan Feses untuk Bahan Pemeriksaan
Menyiapkan feses untuk bahan pemeriksaan merupakan tindakan yang
dilakukan untuk mengambil feses sebagai bahan pemeriksaan. Pemeriksaan
tersebut yaitu pemeriksaan lengkap dan pemeriksaan kultur (pembiakan)
- Pemeriksaan feses lengkap merupakan pemeriksaan feses yang terdiri
atas pemeriksaan warna, bau, konsistensi, lendir, darah dan lain-lain
- Pemeriksaan feses kultur merupakan pemeriksaan feses melalui biakan dengan cara toucher (lihat prosedur pengambilan feses melalui tangan)
Persiapan Alat danBahan :
- Tempat penampung atau botol penampung beserta tutup
- Etiket khusus
- Dua batang lidi kapas sebagai alat untuk mengambil feses
Prosedur Kerja :
- Cuci tangan
- Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
- Anjurkan untuk buang air besar lalu ambil fases melalui lidi kapas
yang telah dikeluarkan. Setelah selesai, anjurkan untuk membersihkan
daerah sekitar anus.
- Asupan bahan pemerikasaan kedalam botol yang telah disediakan
- Catat nama pasien dan tanggal pengambilan bahan pemeriksaan
- Cuci tangan
Membantu Pasien Buang Air Besar dengan Pispot
Membantu pasien buang air besar dengan pispot di tempat tidur merupakan
tindakan pada pasien yang tidak mempu buang air besar secara sendiri di
kamar kecil. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan eliminasi alvi.
Persiapan Alat dan Bahan :
- Alas/ perlak
- Pispot
- Air bersih
- Tisu
- Sampiran apabila tempat pasien di bangsal umum
- Sarung tangan
Prosedur Kerja :
- Cuci tangan
- Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
- Pasang sampiran kalau di bangsal umum
- Gunakan sarung tangan
- Pasang pengalas di bawah glutea
- Tempatkan pispot di antara pengalas tepat dibawah glutea dengan posisi bagian lubang pispot tepat dibawah rektum
- Setelah pispot tepat dibawah glutea, tanyakan pada pasien apakan
sudah nyaman atau belum. Kalau belum, atur sesuai dengan kebutuhan
- Anjurkan pasien untuk buang air besar pada pispot yang telah disediakan
- Setelah selesai, siram dengan air bersih, kemudian keringkan dengan tisu
- Catat tanggal, jam defekasi, dan karakteristiknya
- Cuci tangan
Memberikan Huknah Rendah
Memberikan huknah rendah merupakan tindakan memasukkan cairan hangat
kedalam kolon desenden dengan kanula rekti mealui anus. Tindakan
tersebut bertujuan untuk mengosongkan usus pada proses pra bedah agar
dapat mencegah terjadinya obstruksi makanan sebagai dampak dari
pascaoperasi dan merangsang buang air besar bagi pasien yang mengalami
kesulitan buang air besar.
Persiapan Alat dan Bahan :
- Pengalas
- Irigator lengkap dengan kanula rekti
- Cairan hangat ± 700-1000 ml dengan suhu 40,5-43º C pada orang dewasa
- Bengkok
- Jelly
- Pispot
- Sampiran
- Sarung tangan
- Tisu
Prosedur Kerja :
- Cuci tangan
- Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
- Atur ruangan dengan meletakakn sampiran apabila di bangsal umum atau menutup pinti apabila di ruang sendiri
- Atur posisi sim miring ke kiri pada pasien
- Pasang pengalas di bawah glutea
- Irigator diisi cairan hangat sesuai dengan suhu badan (40,5-43º C)
dan hubungakan dengan kanula rekti. Kemudian cek aliran dengan membuka
kanula dan keluarkan air ke bengkok serta berikan jelly pada ujung
kanula.
- Gunakan sarung tangan dan asupan kanula kira-kita 15 cm ke dalam
rektum kea rah kolon desenden sambil pasien diminta untuk bernapas
panjang dan memegang irigator setinggi 50 cm dari tempat tidur. Buka
klemnya dan air dialirkan sampai pasien menunjukkan keinginan untuk
buang air besar.
- Anjurkan pasien untuk menahan sebentar bila mau buang air besar dan
pasang pispot atau anjurkan ke toile. Jika pasien tidak mampu mobilisasi
jalan, bersihkan daerah di sekitar rektum hingga bersih.
- Cuci tangan
- Catat jumlah feses yang keluar, warna, konsistenti, dan respon pasien
Memberikan Huknah yang Tinggi
Memberikan huknah tinggi merupakan tindakan memasukkan cairan
hangatkedalam kolon asenden dengan kanula usus. Hal tersebut dilakukan
untuk pengosongan usus pada pasien pra bedah atau untuk prosedur
diagnosik
Persiapan Alat dan Bahan :
- Pengalas
- Irigator lengkap dengan kanula usus
- Cairan hangat
- Bengkok
- Jelly
- Pispot
- Sampiran
- Sarung tangan
- Tisu
Prosedur Kerja :
- Cuci tangan
- Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
- Atur ruangan dengan meletakakn sampiran apabila di bangsal umum atau menutup pinti apabila di ruang sendiri
- Atur posisi sim miring ke kanan pada pasien
- Gunakan sarung tangan
- Irigator diisi cairan hangat sesuai dengan suhu badan (40,5-43º C)
dan hubungkan dengan kanula usus. Kemudian cek aliran dengan membuka
kanula dan keluarkan air ke bengkok serta berikan jelly pada ujung
kanula.
- Masukkan kanula kedalam rektum kea rah kolon asenden kira-kita
15-20 cm sambil pasien diminta untuk bernapas panjang dan memegang
irigator setinggi 30 cm dari tempat tidur. Buka klem sehingga air
mengalir pada rektum sampai pasien menunjukkan keinginan untuk buang
air besar.
- Anjurkan pasien untuk menahan sebentar bila mau buang air besar dan
pasang pispot atau anjurkan ke toilet. Jika pasien tidak mampu
mobilisasi jalan, bersihkan daerah di sekitar rektum hingga bersih.
- Buka sarung tangan, catat jumlah feses yang keluar, warna, konsistenti, dan respon pasien
- Cuci tangan
Memberikan Gliserin
Memberikan gliserin merupakan tindakan memasukkan cairan gliserin
kedalam poros usus dengan spuit gliserin. Hal ini dilakukan untuk
merangsang peristaltik usu, sehingga pasien dapat buang air besar
(khususnya pada orang yang mengalami sembelit). Selain itu, tindakan ini
juga dapat digunakan untuk persiapan operasi.
Persiapan Alat dan Bahan :
- Spuit gliserin
- Gliserin dalam tempatnya
- Bengkok
- Pengalas
- Sampiran
- Sarung tangan
- Tisu
Prosedur Kerja :
- Cuci tangan
- Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
- Atur ruangan. Apabila pasien sendiri, maka tutup pinti, dan bila pasien di ruang bangsal, maka gunakan sampiran.
- Atur posisi pasien (miringkan ke kiri), dan berikan pengalas di bawah glutea serta buka pakaian bagian bawah pasien
- Gunakan sarung tangan, kemudian spuit diisi gliserin ± 10-20 cc dan cek kehangatan cairan gliserin.
- Masukkan gliserin perlahan-lahan ke dalam anus dengan tangan kiri
mendorong peregangan daerah rektum, sedngkan tangan kanan memasukkan
spuit ke dalam anus sampai pangkal kanula dengan ujung spuit diarahkan
ke depan. Anjurkan pasien napas dalam.
- Setelah selesai, cabut dan masukkan ke dalambengkok. Anjurkan oasien
untuk menahan sebentar rasa ingin defekasi dan pasang pispot. Apabila
pasien tidak mampu ke toilet, bersihkan dengan air hingga bersih lalu
keringkan dengan tisu.
- Pasang pispot atau anjurkan ke toilet
- Buka sarung tangan, catat jumlah feses yang keluar, warna, konsistenti, dan respon pasien
- Cuci tangan
- See more at: http://materikebidananumum.blogspot.co.id/2014/10/tindakan-mengatasi-masalah-eliminasi.html#sthash.1YfRHCGv.dpuf
Home
»Unlabelled
» Tindakan Mengatasi Masalah Eliminasi Alvi (Buang Air Besar)
Posted by Ilmu Kebidanan
Menyiapkan Feses untuk Bahan Pemeriksaan
Menyiapkan feses untuk bahan pemeriksaan merupakan tindakan yang
dilakukan untuk mengambil feses sebagai bahan pemeriksaan. Pemeriksaan
tersebut yaitu pemeriksaan lengkap dan pemeriksaan kultur (pembiakan)
- Pemeriksaan feses lengkap merupakan pemeriksaan feses yang terdiri
atas pemeriksaan warna, bau, konsistensi, lendir, darah dan lain-lain
- Pemeriksaan feses kultur merupakan pemeriksaan feses melalui biakan dengan cara toucher (lihat prosedur pengambilan feses melalui tangan)
Persiapan Alat danBahan :
- Tempat penampung atau botol penampung beserta tutup
- Etiket khusus
- Dua batang lidi kapas sebagai alat untuk mengambil feses
Prosedur Kerja :
- Cuci tangan
- Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
- Anjurkan untuk buang air besar lalu ambil fases melalui lidi kapas
yang telah dikeluarkan. Setelah selesai, anjurkan untuk membersihkan
daerah sekitar anus.
- Asupan bahan pemerikasaan kedalam botol yang telah disediakan
- Catat nama pasien dan tanggal pengambilan bahan pemeriksaan
- Cuci tangan
Membantu Pasien Buang Air Besar dengan Pispot
Membantu pasien buang air besar dengan pispot di tempat tidur merupakan
tindakan pada pasien yang tidak mempu buang air besar secara sendiri di
kamar kecil. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan eliminasi alvi.
Persiapan Alat dan Bahan :
- Alas/ perlak
- Pispot
- Air bersih
- Tisu
- Sampiran apabila tempat pasien di bangsal umum
- Sarung tangan
Prosedur Kerja :
- Cuci tangan
- Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
- Pasang sampiran kalau di bangsal umum
- Gunakan sarung tangan
- Pasang pengalas di bawah glutea
- Tempatkan pispot di antara pengalas tepat dibawah glutea dengan posisi bagian lubang pispot tepat dibawah rektum
- Setelah pispot tepat dibawah glutea, tanyakan pada pasien apakan
sudah nyaman atau belum. Kalau belum, atur sesuai dengan kebutuhan
- Anjurkan pasien untuk buang air besar pada pispot yang telah disediakan
- Setelah selesai, siram dengan air bersih, kemudian keringkan dengan tisu
- Catat tanggal, jam defekasi, dan karakteristiknya
- Cuci tangan
Memberikan Huknah Rendah
Memberikan huknah rendah merupakan tindakan memasukkan cairan hangat
kedalam kolon desenden dengan kanula rekti mealui anus. Tindakan
tersebut bertujuan untuk mengosongkan usus pada proses pra bedah agar
dapat mencegah terjadinya obstruksi makanan sebagai dampak dari
pascaoperasi dan merangsang buang air besar bagi pasien yang mengalami
kesulitan buang air besar.
Persiapan Alat dan Bahan :
- Pengalas
- Irigator lengkap dengan kanula rekti
- Cairan hangat ± 700-1000 ml dengan suhu 40,5-43º C pada orang dewasa
- Bengkok
- Jelly
- Pispot
- Sampiran
- Sarung tangan
- Tisu
Prosedur Kerja :
- Cuci tangan
- Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
- Atur ruangan dengan meletakakn sampiran apabila di bangsal umum atau menutup pinti apabila di ruang sendiri
- Atur posisi sim miring ke kiri pada pasien
- Pasang pengalas di bawah glutea
- Irigator diisi cairan hangat sesuai dengan suhu badan (40,5-43º C)
dan hubungakan dengan kanula rekti. Kemudian cek aliran dengan membuka
kanula dan keluarkan air ke bengkok serta berikan jelly pada ujung
kanula.
- Gunakan sarung tangan dan asupan kanula kira-kita 15 cm ke dalam
rektum kea rah kolon desenden sambil pasien diminta untuk bernapas
panjang dan memegang irigator setinggi 50 cm dari tempat tidur. Buka
klemnya dan air dialirkan sampai pasien menunjukkan keinginan untuk
buang air besar.
- Anjurkan pasien untuk menahan sebentar bila mau buang air besar dan
pasang pispot atau anjurkan ke toile. Jika pasien tidak mampu mobilisasi
jalan, bersihkan daerah di sekitar rektum hingga bersih.
- Cuci tangan
- Catat jumlah feses yang keluar, warna, konsistenti, dan respon pasien
Memberikan Huknah yang Tinggi
Memberikan huknah tinggi merupakan tindakan memasukkan cairan
hangatkedalam kolon asenden dengan kanula usus. Hal tersebut dilakukan
untuk pengosongan usus pada pasien pra bedah atau untuk prosedur
diagnosik
Persiapan Alat dan Bahan :
- Pengalas
- Irigator lengkap dengan kanula usus
- Cairan hangat
- Bengkok
- Jelly
- Pispot
- Sampiran
- Sarung tangan
- Tisu
Prosedur Kerja :
- Cuci tangan
- Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
- Atur ruangan dengan meletakakn sampiran apabila di bangsal umum atau menutup pinti apabila di ruang sendiri
- Atur posisi sim miring ke kanan pada pasien
- Gunakan sarung tangan
- Irigator diisi cairan hangat sesuai dengan suhu badan (40,5-43º C)
dan hubungkan dengan kanula usus. Kemudian cek aliran dengan membuka
kanula dan keluarkan air ke bengkok serta berikan jelly pada ujung
kanula.
- Masukkan kanula kedalam rektum kea rah kolon asenden kira-kita
15-20 cm sambil pasien diminta untuk bernapas panjang dan memegang
irigator setinggi 30 cm dari tempat tidur. Buka klem sehingga air
mengalir pada rektum sampai pasien menunjukkan keinginan untuk buang
air besar.
- Anjurkan pasien untuk menahan sebentar bila mau buang air besar dan
pasang pispot atau anjurkan ke toilet. Jika pasien tidak mampu
mobilisasi jalan, bersihkan daerah di sekitar rektum hingga bersih.
- Buka sarung tangan, catat jumlah feses yang keluar, warna, konsistenti, dan respon pasien
- Cuci tangan
Memberikan Gliserin
Memberikan gliserin merupakan tindakan memasukkan cairan gliserin
kedalam poros usus dengan spuit gliserin. Hal ini dilakukan untuk
merangsang peristaltik usu, sehingga pasien dapat buang air besar
(khususnya pada orang yang mengalami sembelit). Selain itu, tindakan ini
juga dapat digunakan untuk persiapan operasi.
Persiapan Alat dan Bahan :
- Spuit gliserin
- Gliserin dalam tempatnya
- Bengkok
- Pengalas
- Sampiran
- Sarung tangan
- Tisu
Prosedur Kerja :
- Cuci tangan
- Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
- Atur ruangan. Apabila pasien sendiri, maka tutup pinti, dan bila pasien di ruang bangsal, maka gunakan sampiran.
- Atur posisi pasien (miringkan ke kiri), dan berikan pengalas di bawah glutea serta buka pakaian bagian bawah pasien
- Gunakan sarung tangan, kemudian spuit diisi gliserin ± 10-20 cc dan cek kehangatan cairan gliserin.
- Masukkan gliserin perlahan-lahan ke dalam anus dengan tangan kiri
mendorong peregangan daerah rektum, sedngkan tangan kanan memasukkan
spuit ke dalam anus sampai pangkal kanula dengan ujung spuit diarahkan
ke depan. Anjurkan pasien napas dalam.
- Setelah selesai, cabut dan masukkan ke dalambengkok. Anjurkan oasien
untuk menahan sebentar rasa ingin defekasi dan pasang pispot. Apabila
pasien tidak mampu ke toilet, bersihkan dengan air hingga bersih lalu
keringkan dengan tisu.
- Pasang pispot atau anjurkan ke toilet
- Buka sarung tangan, catat jumlah feses yang keluar, warna, konsistenti, dan respon pasien
- Cuci tangan
- See more at: http://materikebidananumum.blogspot.co.id/2014/10/tindakan-mengatasi-masalah-eliminasi.html#sthash.1YfRHCGv.dpuf
0 komentar:
Posting Komentar