Semakin
tahun gangguan ginjal baik yang bersifat akut maupun yang kronik kejadiannya
semakin meningkat. Walaupun perkembangan tekonologi kedokteran, penelitian
obat-obatan terbaru dan ilmu terapi makin meningkat tahun ke tahun, tetapi
kasus gangguan ginjal selalu saja ada bahkan meningkat. Pada kasus penyakit
ginjal kronik, banyak penyebab terjadinya kekronikan pada penyakit ginjal tersebut.
Karena gula darah yang tidak terkontrol, tekanan darah yang tinggi, batu
ginjal, infeksi ginjal dan lainnya. Sebagai seorang dokter, menanyakan riwayat
penyakit kepada pasien adalah suatu keharusan untuk memberikan terapi yang
tepat. Kadang pada penderita penyakit ginjal kronik dengan usia yang masih
muda, seringkali ditanyakan riwayat mengonsumsi minuman berenergi. Pertanyaan
tersebut bertujuan untuk menggali informasi apakah penyebab penyakit ginjal
kronik tersebut karena dari pengaruh minuman berenergi tersebut. Tapi pernahkah
terpikir dari jalur manakan penyebab kerusakan ginjal? Apakah kandungan dari
minuman berenergi tersebut langsung merusak ginjal? Ataukah efek secara tidak
langsung? Kalau memang berbahaya, kenapa lolos penapisan dari Balai Pengawas
Obat dan Makanan? Memang hal tersebut masih terjadi perdebatan. Bukan hanya di
masyarakat, tetapi juga dari kalangan medis. Tulisan ini tidak bertujuan untuk
mencari pembenaran, hanya untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang
minuman berenergi dan apakah terdapat gangguan secara langsung kepada ginjal
yang berujung pada kerusakan ginjal permanen. Salah kaprah sebutan minuman
berenergi Dalam banyak tulisan seringkali kita menuliskan kata minuman
berenergi merujuk kepada minuman kesehatan yang beredar di Indonesia dengan
tujuan meningkatkan energi, vitalitas dan kewaspadaan dari yang meminumnya.
Sebenarnya istilah minuman berenergi tersebut kurang tepat karena jika
diartikan adalah minuman yang mengandung energi yang akan meningkatkan energi
yang meminum. Istilah yang tepat adalah cukup menyebutkan minuman energi karena
arti sebetulnya, minuman ini mengandung zat-zat yang diharapkan dapat
menimbulkan energi bagi peminumnya. Zat utama yang harus terkandung pada
minuman energi adalah air, gula atau penggantinya dan Kafein. Sedangkan
tambahannya dengan dosis yang bervariasi antara lain taurin, ginseng,
ginkobiloba, guarana, vitamin dan mineral. Dalam jurnal ilmiah menuliskan bahwa
kafein merupakan sebuah antagonis reseptor adenosin, yang bekerja sebagai stimulan/perangsang
sistem saraf pusat. Penggunaan terapeutik dalam dunia medis adalah sebagai
kafein sitrat pada kasus bayi prematur untuk mencegah apneu (henti nafas) dan
displasia bronkopulmuner. Efek yang diakui pada minuman energi adalah
meningkatkan daya tahan tubuh terhadap latihan, meningkatkan kognisi (proses
berfikir), mengurangi efek kelelahandan kurang tidur. Sedangkan efek samping
(terkait reaksi idiosinkrasi dan efek jika dosis berlebih) adalah kegugupan,
mudah tersinggung, cemas, insomnia, denyut jantung meningkat, berdebar-debar,
sakit perut, muntah, kekakuan, kadar kalium darah rendah, gangguan mental
status, kelumpuhan, halusinasi, peningkatan tekanan otak, bengkak otak, kejang,
kerusakan serabut otot dan gangguan irama jantung. Dua zat tambahan yang hampir
selalu ada pada minuman energi adalah Taurin serta Guarana. Efek Guarana pada
minuman energi mirip seperti Kafein yaitu sebagai stimulan dan menurunkan berat
badan. Taurin sendiri dipasarkan dengan tujuan untuk kesehatan mata dan sistem bilier
(empedu) serta meningkatkan kontraktilitas jantung. Kedua zat ini secara umum
dinyatakan aman oleh Food and Drug Administration (FDA) yaitu BPOM-nya Amerika
Serikat. Artinya jika minuman energi ini digunakan secara benar dan tepat,
secara umum tidak akan merusak kesehatan. Benar dalam hal ini adalah
mengonsumsinya tidak berlebihan. Tepat sendiri artinya diminum pada kondisi
pada saat memang dibutuhkan. Misalnya saat memerlukan stimulasi karena harus
bekerja ekstra, menjaga agar tidak mengantuk karena sedang menyetir,
mengerjakan tugas lembur dan lainnya. Benarkah menyebabkan gangguan ginjal?
Seperti yang dijelaskan di awal tulisan tadi bahwa kerusakan ginjal memiliki
banyak penyebab. Dari karena kelainan anatomi karena aliran darah ke ginjal
menurun, penyempitan pembuluh darah ke ginjal dan penyakit multikista di
ginjal. Juga disebabkan karena faktor sistemik akibat kencing manis, darah
tinggi, akibat zat dan obat-obatan yang merusak ginjal, Atau akibat gangguan
pengeluaran karena batu ginjal/saluran kemih, pembesaran prostat dan keganasan.
Bagaimana dengan minuman energi? Kalau melihat dari penjelasan tentang
kandungan di atas tadi, tidak ada secara spesifik yang mengatakan bahwa
kandungan tersebut dapat merusak ginjal. Sehingga sulit secara ilmiah membuktikan
bahwa minuman berenergi merusak ginjal. Namun jika melihat data empiris dan
berdasarkan penuturan pasien penyakit ginjal kronik bahwa riwayat sering
mengonsumsi minuman energi, sulit sekali menafikan bahwa ini merupakan salah
satu penyebab terjadinya kerusakan ginjal. Dalam sebuah jurnal dilaporkan
sebuah studi terhadap 15 orang dewasa muda yang sehat, dilakukan percobaan
dengan memberikan minuman energi 500 ml per hari dengan kandungan kafein 160 mg
kafein dan taurin 2000 mg. Dilaporkan terjadi peningkatan rerata tekanan darah
sistolik 9-10 mmHg dan peningkatan rerata denyut jantung 5-7 denyut per menit
setelah 4 jam mengonsumsi. Jurnal tersebut tidak melaporkan efek minuman
berenergi tersebut terhadap ginjal. Terdapat laporan penelitian oleh Alfiah Kurnia
pada tahun 2002, laporan tersebut merupakan sebuah percobaan pemberian minuman
energi merk tertentu pada tikus putih dengan dosis yang telah disesuaikan. Dari
percobaan yang dilakukan dengan dosis yang berbeda-beda, dilaporkan bahwa
pemberian minuman energi merk tertentu dosis 0.05 mg/kg/hari tampak tikus
tersebut menjadi lebih hiperaktif dibandingkan dengan tikus kontrol (tidak
diberikan minuman energi). Pada pengamatan selanjutnya, pada kelompok perlakuan
(tikus yang diberikan minuman energi) dengan dosis yang diberikan 0.05
mg/kg/hari selama 35 hari menyebabkan kerusakan glomerulus dan kapsula bowman
di ginjal tikus. Glomerulus berfungsi untuk menyaring zat-zat racun dan sampah
yang harus dibuang bersama urin. Kerusakan ini menyebabkan racun ginjal
meningkat dan tentunya menyebabkan penyakit ginjal. Kalau dianggap bahwa
percobaan pada tikus ini terjadi juga pada manusia, maka kejadian kerusakan
ginjal akan terjadi pada manusia sekitar 3 tahun setelah mengonsumsi minuman
energi tersebut tiap hari. Perbandingan usia tikus dan manusia adalah 2 tahun
banding 60 tahun. Konsumsilah dengan bijak Minuman energi merupakan suplemen
untuk membantu seseorang yang sedang membutuhkan mood booster untuk
menyelesaikan pekerjaannya. Tentunya efek yang menguntungkan yang diperlukan
dalam hal ini, sehingga seseorang yang mengonsumsi mendapatkan keuntungan yang
diharapkan. Jadi yang perlu diingat bahwa minuman energi bukan suatu tren atau
suatu kebiasaan yang harus dikonsumsi secara rutin. Tetapi minuman energi
adalah suatu suplemen yang diminum saat diperlukan dengan indikasi yang tepat
serat tidak berlebihan. Kafein dalam penelitian menyebabkan peningkatan tekanan
darah dan denyut jantung. Efek pada ginjal, peningkatan tersebut akan
menyebabkan tekanan aferen (tekanan darah sebelum memasuki glomerulus)
meningkat, sehingga menyebabkan stres glomerulus yang mana bila terjadi terus
menerus menyebabkan kerusakan glomerulus dan berakibat kerusakan fungsi ginjal.
Hal ini senada dengan penelitian yang dilakukan terhadap tikus putih yang
akhirnya menyebabkan kerusakan ginjal. Yang harus diberikan garis bawah adalah
peningkatan tekanan darah tersebut karena efek dari kafein yang terkandung dari
minuman energi. Artinya, segala sesuatu yang memiliki kandungan kafein tentunya
juga memiliki efek seperti yang dituliskan di atas tadi. Kopi dengan kandungan
kafein yang tinggipun tentunya menjadi tidak baik ketika diminum secara
berlebihan. Hal lain yang perlu diperhatikan bahwa pasien dengan tekanan darah
tinggi ketika mengonsumsi minuman energi yang mengandung kafein tentunya akan
meningkatkan tekanan darahnya, pada pasien kencing manis akan menyebabkan gula
darah meningkat karena metabolisme yang tinggi, dan pada pasien sumbatan
saluran kencing karena batu atau pembesaran prostat akan menyebabkan ginjal
menjadi tambah bengkak karena kafein menyebabkan produksi urin meningkat namun
tidak bisa keluar akibat tertahan sumbatan. Sebenarnya minuman energi tidak
menyebabkan kerusakan ginjal secara langsung, tetapi minuman energi akan memacu
kerusakan ginjal melalui proses sistemik yang ada di dalam tubuh dan juga
karena adanya penyakit yang mendasari terlebih dahulu. Jangan takut mengonsumsi
minuman berenergi, tapi dengan catatan tidak berlebihan dan minum ketika
diperlukan saja. Jika memang berbahaya BPOM tentu sudah menarik peredarannya di
Indonesia. Minuman energi bukan untuk diamalkan, bukan untuk menyediakan energi
tubuh, bukan untuk meningkatkan kesehatan, tetapi dia bertindak sebagai
stimulasi mengubah energi siap saji yang sudah ada di dalam tubuh kita.
Minumlah ketika Anda butuh.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/meldyelfa/bagaimana-minuman-energi-menyebabkan-gangguan-ginjal_580a21e8c923bd832d40a9b1
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/meldyelfa/bagaimana-minuman-energi-menyebabkan-gangguan-ginjal_580a21e8c923bd832d40a9b1
Terbaru
Headline
Rubrik
Event
Topik Pilihan
PRO KONTRA
Masuk
Label Populer Obesitas Cantik Kurus Sehatalami Buncit
HEADLINE
Bagaimana Minuman Energi Menyebabkan Gangguan Ginjal?
21 Oktober 2016 21:10:51 Diperbarui: 22 Oktober 2016 01:18:50 Dibaca :
1,235 Komentar : 4 Nilai : 4 Durasi Baca : 5 menit
Bagaimana Minuman Energi Menyebabkan Gangguan Ginjal?
Ilustrasi: Shutterstock
Semakin tahun gangguan ginjal baik yang bersifat akut maupun yang kronik
kejadiannya semakin meningkat. Walaupun perkembangan tekonologi
kedokteran, penelitian obat-obatan terbaru dan ilmu terapi makin
meningkat tahun ke tahun, tetapi kasus gangguan ginjal selalu saja ada
bahkan meningkat.
Pada kasus penyakit ginjal kronik, banyak penyebab terjadinya kekronikan
pada penyakit ginjal tersebut. Karena gula darah yang tidak terkontrol,
tekanan darah yang tinggi, batu ginjal, infeksi ginjal dan lainnya.
Sebagai seorang dokter, menanyakan riwayat penyakit kepada pasien adalah
suatu keharusan untuk memberikan terapi yang tepat. Kadang pada
penderita penyakit ginjal kronik dengan usia yang masih muda, seringkali
ditanyakan riwayat mengonsumsi minuman berenergi. Pertanyaan tersebut
bertujuan untuk menggali informasi apakah penyebab penyakit ginjal
kronik tersebut karena dari pengaruh minuman berenergi tersebut. Tapi
pernahkah terpikir dari jalur manakan penyebab kerusakan ginjal? Apakah
kandungan dari minuman berenergi tersebut langsung merusak ginjal?
Ataukah efek secara tidak langsung? Kalau memang berbahaya, kenapa lolos
penapisan dari Balai Pengawas Obat dan Makanan?
Memang hal tersebut masih terjadi perdebatan. Bukan hanya di masyarakat,
tetapi juga dari kalangan medis. Tulisan ini tidak bertujuan untuk
mencari pembenaran, hanya untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang
minuman berenergi dan apakah terdapat gangguan secara langsung kepada
ginjal yang berujung pada kerusakan ginjal permanen.
Salah kaprah sebutan minuman berenergi
Dalam banyak tulisan seringkali kita menuliskan kata minuman berenergi
merujuk kepada minuman kesehatan yang beredar di Indonesia dengan tujuan
meningkatkan energi, vitalitas dan kewaspadaan dari yang meminumnya.
Sebenarnya istilah minuman berenergi tersebut kurang tepat karena jika
diartikan adalah minuman yang mengandung energi yang akan meningkatkan
energi yang meminum. Istilah yang tepat adalah cukup menyebutkan minuman
energi karena arti sebetulnya, minuman ini mengandung zat-zat yang
diharapkan dapat menimbulkan energi bagi peminumnya.
Zat utama yang harus terkandung pada minuman energi adalah air, gula
atau penggantinya dan Kafein. Sedangkan tambahannya dengan dosis yang
bervariasi antara lain taurin, ginseng, ginkobiloba, guarana, vitamin
dan mineral. Dalam jurnal ilmiah menuliskan bahwa kafein merupakan
sebuah antagonis reseptor adenosin, yang bekerja sebagai
stimulan/perangsang sistem saraf pusat. Penggunaan terapeutik dalam
dunia medis adalah sebagai kafein sitrat pada kasus bayi prematur untuk
mencegah apneu (henti nafas) dan displasia bronkopulmuner. Efek yang
diakui pada minuman energi adalah meningkatkan daya tahan tubuh terhadap
latihan, meningkatkan kognisi (proses berfikir), mengurangi efek
kelelahandan kurang tidur. Sedangkan efek samping (terkait reaksi
idiosinkrasi dan efek jika dosis berlebih) adalah kegugupan, mudah
tersinggung, cemas, insomnia, denyut jantung meningkat, berdebar-debar,
sakit perut, muntah, kekakuan, kadar kalium darah rendah, gangguan
mental status, kelumpuhan, halusinasi, peningkatan tekanan otak, bengkak
otak, kejang, kerusakan serabut otot dan gangguan irama jantung.
Dua zat tambahan yang hampir selalu ada pada minuman energi adalah
Taurin serta Guarana. Efek Guarana pada minuman energi mirip seperti
Kafein yaitu sebagai stimulan dan menurunkan berat badan. Taurin sendiri
dipasarkan dengan tujuan untuk kesehatan mata dan sistem bilier
(empedu) serta meningkatkan kontraktilitas jantung. Kedua zat ini secara
umum dinyatakan aman oleh Food and Drug Administration (FDA) yaitu
BPOM-nya Amerika Serikat.
Artinya jika minuman energi ini digunakan secara benar dan tepat, secara
umum tidak akan merusak kesehatan. Benar dalam hal ini adalah
mengonsumsinya tidak berlebihan. Tepat sendiri artinya diminum pada
kondisi pada saat memang dibutuhkan. Misalnya saat memerlukan stimulasi
karena harus bekerja ekstra, menjaga agar tidak mengantuk karena sedang
menyetir, mengerjakan tugas lembur dan lainnya.
Benarkah menyebabkan gangguan ginjal?
Seperti yang dijelaskan di awal tulisan tadi bahwa kerusakan ginjal
memiliki banyak penyebab. Dari karena kelainan anatomi karena aliran
darah ke ginjal menurun, penyempitan pembuluh darah ke ginjal dan
penyakit multikista di ginjal. Juga disebabkan karena faktor sistemik
akibat kencing manis, darah tinggi, akibat zat dan obat-obatan yang
merusak ginjal, Atau akibat gangguan pengeluaran karena batu
ginjal/saluran kemih, pembesaran prostat dan keganasan.
Bagaimana dengan minuman energi? Kalau melihat dari penjelasan tentang
kandungan di atas tadi, tidak ada secara spesifik yang mengatakan bahwa
kandungan tersebut dapat merusak ginjal. Sehingga sulit secara ilmiah
membuktikan bahwa minuman berenergi merusak ginjal. Namun jika melihat
data empiris dan berdasarkan penuturan pasien penyakit ginjal kronik
bahwa riwayat sering mengonsumsi minuman energi, sulit sekali menafikan
bahwa ini merupakan salah satu penyebab terjadinya kerusakan ginjal.
Dalam sebuah jurnal dilaporkan sebuah studi terhadap 15 orang dewasa
muda yang sehat, dilakukan percobaan dengan memberikan minuman energi
500 ml per hari dengan kandungan kafein 160 mg kafein dan taurin 2000
mg. Dilaporkan terjadi peningkatan rerata tekanan darah sistolik 9-10
mmHg dan peningkatan rerata denyut jantung 5-7 denyut per menit setelah
4 jam mengonsumsi. Jurnal tersebut tidak melaporkan efek minuman
berenergi tersebut terhadap ginjal.
Terdapat laporan penelitian oleh Alfiah Kurnia pada tahun 2002, laporan
tersebut merupakan sebuah percobaan pemberian minuman energi merk
tertentu pada tikus putih dengan dosis yang telah disesuaikan. Dari
percobaan yang dilakukan dengan dosis yang berbeda-beda, dilaporkan
bahwa pemberian minuman energi merk tertentu dosis 0.05 mg/kg/hari
tampak tikus tersebut menjadi lebih hiperaktif dibandingkan dengan tikus
kontrol (tidak diberikan minuman energi). Pada pengamatan selanjutnya,
pada kelompok perlakuan (tikus yang diberikan minuman energi) dengan
dosis yang diberikan 0.05 mg/kg/hari selama 35 hari menyebabkan
kerusakan glomerulus dan kapsula bowman di ginjal tikus. Glomerulus
berfungsi untuk menyaring zat-zat racun dan sampah yang harus dibuang
bersama urin. Kerusakan ini menyebabkan racun ginjal meningkat dan
tentunya menyebabkan penyakit ginjal.
Kalau dianggap bahwa percobaan pada tikus ini terjadi juga pada manusia,
maka kejadian kerusakan ginjal akan terjadi pada manusia sekitar 3
tahun setelah mengonsumsi minuman energi tersebut tiap hari.
Perbandingan usia tikus dan manusia adalah 2 tahun banding 60 tahun.
Konsumsilah dengan bijak
Minuman energi merupakan suplemen untuk membantu seseorang yang sedang
membutuhkan mood booster untuk menyelesaikan pekerjaannya. Tentunya efek
yang menguntungkan yang diperlukan dalam hal ini, sehingga seseorang
yang mengonsumsi mendapatkan keuntungan yang diharapkan. Jadi yang perlu
diingat bahwa minuman energi bukan suatu tren atau suatu kebiasaan yang
harus dikonsumsi secara rutin. Tetapi minuman energi adalah suatu
suplemen yang diminum saat diperlukan dengan indikasi yang tepat serat
tidak berlebihan.
Kafein dalam penelitian menyebabkan peningkatan tekanan darah dan denyut
jantung. Efek pada ginjal, peningkatan tersebut akan menyebabkan
tekanan aferen (tekanan darah sebelum memasuki glomerulus) meningkat,
sehingga menyebabkan stres glomerulus yang mana bila terjadi terus
menerus menyebabkan kerusakan glomerulus dan berakibat kerusakan fungsi
ginjal. Hal ini senada dengan penelitian yang dilakukan terhadap tikus
putih yang akhirnya menyebabkan kerusakan ginjal.
Yang harus diberikan garis bawah adalah peningkatan tekanan darah
tersebut karena efek dari kafein yang terkandung dari minuman energi.
Artinya, segala sesuatu yang memiliki kandungan kafein tentunya juga
memiliki efek seperti yang dituliskan di atas tadi. Kopi dengan
kandungan kafein yang tinggipun tentunya menjadi tidak baik ketika
diminum secara berlebihan.
Hal lain yang perlu diperhatikan bahwa pasien dengan tekanan darah
tinggi ketika mengonsumsi minuman energi yang mengandung kafein tentunya
akan meningkatkan tekanan darahnya, pada pasien kencing manis akan
menyebabkan gula darah meningkat karena metabolisme yang tinggi, dan
pada pasien sumbatan saluran kencing karena batu atau pembesaran prostat
akan menyebabkan ginjal menjadi tambah bengkak karena kafein
menyebabkan produksi urin meningkat namun tidak bisa keluar akibat
tertahan sumbatan.
Sebenarnya minuman energi tidak menyebabkan kerusakan ginjal secara
langsung, tetapi minuman energi akan memacu kerusakan ginjal melalui
proses sistemik yang ada di dalam tubuh dan juga karena adanya penyakit
yang mendasari terlebih dahulu.
Jangan takut mengonsumsi minuman berenergi, tapi dengan catatan tidak
berlebihan dan minum ketika diperlukan saja. Jika memang berbahaya BPOM
tentu sudah menarik peredarannya di Indonesia. Minuman energi bukan
untuk diamalkan, bukan untuk menyediakan energi tubuh, bukan untuk
meningkatkan kesehatan, tetapi dia bertindak sebagai stimulasi mengubah
energi siap saji yang sudah ada di dalam tubuh kita. Minumlah ketika
Anda butuh.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/meldyelfa/bagaimana-minuman-energi-menyebabkan-gangguan-ginjal_580a21e8c923bd832d40a9b1
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/meldyelfa/bagaimana-minuman-energi-menyebabkan-gangguan-ginjal_580a21e8c923bd832d40a9b1
Terbaru
Headline
Rubrik
Event
Topik Pilihan
PRO KONTRA
Masuk
Label Populer Obesitas Cantik Kurus Sehatalami Buncit
HEADLINE
Bagaimana Minuman Energi Menyebabkan Gangguan Ginjal?
21 Oktober 2016 21:10:51 Diperbarui: 22 Oktober 2016 01:18:50 Dibaca :
1,235 Komentar : 4 Nilai : 4 Durasi Baca : 5 menit
Bagaimana Minuman Energi Menyebabkan Gangguan Ginjal?
Ilustrasi: Shutterstock
Semakin tahun gangguan ginjal baik yang bersifat akut maupun yang kronik
kejadiannya semakin meningkat. Walaupun perkembangan tekonologi
kedokteran, penelitian obat-obatan terbaru dan ilmu terapi makin
meningkat tahun ke tahun, tetapi kasus gangguan ginjal selalu saja ada
bahkan meningkat.
Pada kasus penyakit ginjal kronik, banyak penyebab terjadinya kekronikan
pada penyakit ginjal tersebut. Karena gula darah yang tidak terkontrol,
tekanan darah yang tinggi, batu ginjal, infeksi ginjal dan lainnya.
Sebagai seorang dokter, menanyakan riwayat penyakit kepada pasien adalah
suatu keharusan untuk memberikan terapi yang tepat. Kadang pada
penderita penyakit ginjal kronik dengan usia yang masih muda, seringkali
ditanyakan riwayat mengonsumsi minuman berenergi. Pertanyaan tersebut
bertujuan untuk menggali informasi apakah penyebab penyakit ginjal
kronik tersebut karena dari pengaruh minuman berenergi tersebut. Tapi
pernahkah terpikir dari jalur manakan penyebab kerusakan ginjal? Apakah
kandungan dari minuman berenergi tersebut langsung merusak ginjal?
Ataukah efek secara tidak langsung? Kalau memang berbahaya, kenapa lolos
penapisan dari Balai Pengawas Obat dan Makanan?
Memang hal tersebut masih terjadi perdebatan. Bukan hanya di masyarakat,
tetapi juga dari kalangan medis. Tulisan ini tidak bertujuan untuk
mencari pembenaran, hanya untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang
minuman berenergi dan apakah terdapat gangguan secara langsung kepada
ginjal yang berujung pada kerusakan ginjal permanen.
Salah kaprah sebutan minuman berenergi
Dalam banyak tulisan seringkali kita menuliskan kata minuman berenergi
merujuk kepada minuman kesehatan yang beredar di Indonesia dengan tujuan
meningkatkan energi, vitalitas dan kewaspadaan dari yang meminumnya.
Sebenarnya istilah minuman berenergi tersebut kurang tepat karena jika
diartikan adalah minuman yang mengandung energi yang akan meningkatkan
energi yang meminum. Istilah yang tepat adalah cukup menyebutkan minuman
energi karena arti sebetulnya, minuman ini mengandung zat-zat yang
diharapkan dapat menimbulkan energi bagi peminumnya.
Zat utama yang harus terkandung pada minuman energi adalah air, gula
atau penggantinya dan Kafein. Sedangkan tambahannya dengan dosis yang
bervariasi antara lain taurin, ginseng, ginkobiloba, guarana, vitamin
dan mineral. Dalam jurnal ilmiah menuliskan bahwa kafein merupakan
sebuah antagonis reseptor adenosin, yang bekerja sebagai
stimulan/perangsang sistem saraf pusat. Penggunaan terapeutik dalam
dunia medis adalah sebagai kafein sitrat pada kasus bayi prematur untuk
mencegah apneu (henti nafas) dan displasia bronkopulmuner. Efek yang
diakui pada minuman energi adalah meningkatkan daya tahan tubuh terhadap
latihan, meningkatkan kognisi (proses berfikir), mengurangi efek
kelelahandan kurang tidur. Sedangkan efek samping (terkait reaksi
idiosinkrasi dan efek jika dosis berlebih) adalah kegugupan, mudah
tersinggung, cemas, insomnia, denyut jantung meningkat, berdebar-debar,
sakit perut, muntah, kekakuan, kadar kalium darah rendah, gangguan
mental status, kelumpuhan, halusinasi, peningkatan tekanan otak, bengkak
otak, kejang, kerusakan serabut otot dan gangguan irama jantung.
Dua zat tambahan yang hampir selalu ada pada minuman energi adalah
Taurin serta Guarana. Efek Guarana pada minuman energi mirip seperti
Kafein yaitu sebagai stimulan dan menurunkan berat badan. Taurin sendiri
dipasarkan dengan tujuan untuk kesehatan mata dan sistem bilier
(empedu) serta meningkatkan kontraktilitas jantung. Kedua zat ini secara
umum dinyatakan aman oleh Food and Drug Administration (FDA) yaitu
BPOM-nya Amerika Serikat.
Artinya jika minuman energi ini digunakan secara benar dan tepat, secara
umum tidak akan merusak kesehatan. Benar dalam hal ini adalah
mengonsumsinya tidak berlebihan. Tepat sendiri artinya diminum pada
kondisi pada saat memang dibutuhkan. Misalnya saat memerlukan stimulasi
karena harus bekerja ekstra, menjaga agar tidak mengantuk karena sedang
menyetir, mengerjakan tugas lembur dan lainnya.
Benarkah menyebabkan gangguan ginjal?
Seperti yang dijelaskan di awal tulisan tadi bahwa kerusakan ginjal
memiliki banyak penyebab. Dari karena kelainan anatomi karena aliran
darah ke ginjal menurun, penyempitan pembuluh darah ke ginjal dan
penyakit multikista di ginjal. Juga disebabkan karena faktor sistemik
akibat kencing manis, darah tinggi, akibat zat dan obat-obatan yang
merusak ginjal, Atau akibat gangguan pengeluaran karena batu
ginjal/saluran kemih, pembesaran prostat dan keganasan.
Bagaimana dengan minuman energi? Kalau melihat dari penjelasan tentang
kandungan di atas tadi, tidak ada secara spesifik yang mengatakan bahwa
kandungan tersebut dapat merusak ginjal. Sehingga sulit secara ilmiah
membuktikan bahwa minuman berenergi merusak ginjal. Namun jika melihat
data empiris dan berdasarkan penuturan pasien penyakit ginjal kronik
bahwa riwayat sering mengonsumsi minuman energi, sulit sekali menafikan
bahwa ini merupakan salah satu penyebab terjadinya kerusakan ginjal.
Dalam sebuah jurnal dilaporkan sebuah studi terhadap 15 orang dewasa
muda yang sehat, dilakukan percobaan dengan memberikan minuman energi
500 ml per hari dengan kandungan kafein 160 mg kafein dan taurin 2000
mg. Dilaporkan terjadi peningkatan rerata tekanan darah sistolik 9-10
mmHg dan peningkatan rerata denyut jantung 5-7 denyut per menit setelah
4 jam mengonsumsi. Jurnal tersebut tidak melaporkan efek minuman
berenergi tersebut terhadap ginjal.
Terdapat laporan penelitian oleh Alfiah Kurnia pada tahun 2002, laporan
tersebut merupakan sebuah percobaan pemberian minuman energi merk
tertentu pada tikus putih dengan dosis yang telah disesuaikan. Dari
percobaan yang dilakukan dengan dosis yang berbeda-beda, dilaporkan
bahwa pemberian minuman energi merk tertentu dosis 0.05 mg/kg/hari
tampak tikus tersebut menjadi lebih hiperaktif dibandingkan dengan tikus
kontrol (tidak diberikan minuman energi). Pada pengamatan selanjutnya,
pada kelompok perlakuan (tikus yang diberikan minuman energi) dengan
dosis yang diberikan 0.05 mg/kg/hari selama 35 hari menyebabkan
kerusakan glomerulus dan kapsula bowman di ginjal tikus. Glomerulus
berfungsi untuk menyaring zat-zat racun dan sampah yang harus dibuang
bersama urin. Kerusakan ini menyebabkan racun ginjal meningkat dan
tentunya menyebabkan penyakit ginjal.
Kalau dianggap bahwa percobaan pada tikus ini terjadi juga pada manusia,
maka kejadian kerusakan ginjal akan terjadi pada manusia sekitar 3
tahun setelah mengonsumsi minuman energi tersebut tiap hari.
Perbandingan usia tikus dan manusia adalah 2 tahun banding 60 tahun.
Konsumsilah dengan bijak
Minuman energi merupakan suplemen untuk membantu seseorang yang sedang
membutuhkan mood booster untuk menyelesaikan pekerjaannya. Tentunya efek
yang menguntungkan yang diperlukan dalam hal ini, sehingga seseorang
yang mengonsumsi mendapatkan keuntungan yang diharapkan. Jadi yang perlu
diingat bahwa minuman energi bukan suatu tren atau suatu kebiasaan yang
harus dikonsumsi secara rutin. Tetapi minuman energi adalah suatu
suplemen yang diminum saat diperlukan dengan indikasi yang tepat serat
tidak berlebihan.
Kafein dalam penelitian menyebabkan peningkatan tekanan darah dan denyut
jantung. Efek pada ginjal, peningkatan tersebut akan menyebabkan
tekanan aferen (tekanan darah sebelum memasuki glomerulus) meningkat,
sehingga menyebabkan stres glomerulus yang mana bila terjadi terus
menerus menyebabkan kerusakan glomerulus dan berakibat kerusakan fungsi
ginjal. Hal ini senada dengan penelitian yang dilakukan terhadap tikus
putih yang akhirnya menyebabkan kerusakan ginjal.
Yang harus diberikan garis bawah adalah peningkatan tekanan darah
tersebut karena efek dari kafein yang terkandung dari minuman energi.
Artinya, segala sesuatu yang memiliki kandungan kafein tentunya juga
memiliki efek seperti yang dituliskan di atas tadi. Kopi dengan
kandungan kafein yang tinggipun tentunya menjadi tidak baik ketika
diminum secara berlebihan.
Hal lain yang perlu diperhatikan bahwa pasien dengan tekanan darah
tinggi ketika mengonsumsi minuman energi yang mengandung kafein tentunya
akan meningkatkan tekanan darahnya, pada pasien kencing manis akan
menyebabkan gula darah meningkat karena metabolisme yang tinggi, dan
pada pasien sumbatan saluran kencing karena batu atau pembesaran prostat
akan menyebabkan ginjal menjadi tambah bengkak karena kafein
menyebabkan produksi urin meningkat namun tidak bisa keluar akibat
tertahan sumbatan.
Sebenarnya minuman energi tidak menyebabkan kerusakan ginjal secara
langsung, tetapi minuman energi akan memacu kerusakan ginjal melalui
proses sistemik yang ada di dalam tubuh dan juga karena adanya penyakit
yang mendasari terlebih dahulu.
Jangan takut mengonsumsi minuman berenergi, tapi dengan catatan tidak
berlebihan dan minum ketika diperlukan saja. Jika memang berbahaya BPOM
tentu sudah menarik peredarannya di Indonesia. Minuman energi bukan
untuk diamalkan, bukan untuk menyediakan energi tubuh, bukan untuk
meningkatkan kesehatan, tetapi dia bertindak sebagai stimulasi mengubah
energi siap saji yang sudah ada di dalam tubuh kita. Minumlah ketika
Anda butuh.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/meldyelfa/bagaimana-minuman-energi-menyebabkan-gangguan-ginjal_580a21e8c923bd832d40a9b1
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/meldyelfa/bagaimana-minuman-energi-menyebabkan-gangguan-ginjal_580a21e8c923bd832d40a9b1
0 komentar:
Posting Komentar