Berbagi informasi yang bermanfaat
Menu
Glaukoma Yang
Diinduksi Obat
GLAUKOMA YANG DIINDUKSI OBAT
Penulis: Douglas J Rhee, MD, Assistant Professor, Department of
Ophthalmology, Harvard Medical School; Consulting Staff, Massachusetts Eye and
Ear Infirmary
Asisten Penulis: Steven Gedde, MD, Program Director, Assistant Professor, Department of Ophthalmology, Bascom Palmer Eye Institute, University of Miami School of Medicine
Update: 18 Mei 2009
Asisten Penulis: Steven Gedde, MD, Program Director, Assistant Professor, Department of Ophthalmology, Bascom Palmer Eye Institute, University of Miami School of Medicine
Update: 18 Mei 2009
Pendahuluan
Latar Belakang
Beberapa
obat mempunyai potensi untuk menaikkan tekanan intraokuler (TIO), melalui
mekanisme sudut terbuka atau sudut tertutup. Glaucoma yang diinduksi oleh
steroid merupakan bentuk dari glaucoma sudut terbuka yang dihubungkan dengan
penggunaan obat steroid topical, tetapi dapat juga bersamaan dengan steroid
inhalasi, oral, intravena, periokuler atau intravitreal. Peresepan obat untuk
berbagai penyakit sistemik (depresi, alergi, penyakit Parkinson) dapat
menyebabkan dilatasi pupil dan mempercepat serangan glaucoma sudut tertutup dan
predisposisinya pada mata yang secara anatomis memiliki sudut sempit.
Sudut
terbuka
Kenaikan TIO
yang diinduksi obat umumnya karena mekanisme sudut terbuka. Kortikosteroid
merupakan kelas obat yang dapat menyebabkan kenaikan TIO. Tidak semua pasien
yang menggunakan kortikosteroid dapat menyebabkan kenaikan TIO. Faktor
risikonya pada penderita yang sudah menderita glaucoma primer sudut terbuka,
riwayat keluarga terdapat glaucoma, myopia yang tinggi, diabetes mellitus, dan
riwayat penyakit jaringan ikat (arthritis rheumatoid).
Jumlah
pasien yang berrespon terhadap kenaikan TIO berbeda-beda sehubungan dengan cara
pemberian obat. Sebagian besar pasien berespon terhadap kortikosteroid topical
yang diteteskan (termasuk juga krim pada arean periorbital) atau injeksi
intravitreal. Oleh karena itu untuk menurunkan frekuensi dan insidensi kenaikan
TIO yaitu dengan menggunakan cara pemberian secara intravena, parenteral dan
inhalasi. Pada pasien yang mendapat kortikosteroid jangka panjang dapat tidak
terdiagnosis dengan kenaikan TIO dimana dapat berakhir dengan kerusakan nervus
optic.
Kenaikan TIO
yang diinduksi oleh steroid dapat terjadi dalam beberapa minggu sejak pemberian
awal steroid. Pada banyak kasus, TIO dapat menurun secara spontan dalam
beberapa minggu sampai bulan setelah steroid dihentikan. Pada kasus yang
jarang, TIO tetap meninggi. Sebagai tambahan, ada beberapa pasien yang dalam
kondisi tertentu mengharuskan tetap meneruskan konsumsi steroid sekalipun
menaikkan TIO. Pasien tersebut diobati seperti pengobatan glaucoma primer sudut
terbuka.
Sudut
tertutup
Banyak
kategori obat yang mencantumkan glaucoma sebagai kontraindikasi atau efek
samping yang dapat menginduksi glaucoma sudut tertutup. Obat-obat tersebut
dapat mendorong serangan glaucoma hanya pada individu dengan sudut yang
occludable (bilik mata depan yang sangan sempit). Kelas obat yang dapat
menginduksi glaucoma sudut tertutup adalah antikolinergik topical,
simpatomimetik drop, trisiklik antidepresan, monoamine oksidase inhibitor,
antihistamin, obat antiparkinson, obat anti psikotik dan antispasmolitik agen.
Obat yang
mengandung sulfa dapat menginduksi glaucoma sudut tertutup dengan melalui
mekanisme yang berbeda, yaitu melibatkan rotasi anterior dari badan siliar.
Glaukoma sudut tertutup biasanya bilateral dan dapat terjadi dalam beberapa
dosis awal dari penggunaan sulfonamide. Pasien yang mempunyai sudut sempit atau
lebar berpotensi tekena serangan ini dan terkena reaksi iridosyncratic.
Patofisiologi
Sudut
terbuka
Patofisiologi
secara pasti dari glaucoma yang diinduksi oleh obat belum diketahui. Yang
diketahui adalah bahwa kenaikan TIO karena steroid secara sekunder dapat
meningkatkan resisteni pengeluaran humor aquos. Beberapa evidens menunjukkan
bahwa defek dapat ditingkatkan oleh akumulasi glikosaminoglikan atau
peningkatkan produksi protein pada anyaman trabekula yang diinduksi oleh respon
glukokortikoid, sehingga mengakibatkan obstruksi aliran keluar humor aquos.
Evidens yang lain mengarah pada perubahan sitoskeletal yang diinduksi oleh
kortikosteroid sehingga dapat menghabat pinositosis dari humor aquos atau
menghambat penghilangan glikosaminoglikan sebagai hasilnya terjadi akumulasi
substansi sini.
Sudut
tertutup
Patofisologi
dari glaucoma sudut tertutup yang diinduksi oleh obat melalui mekanisme
papillary blok (meningkatnya kontak iris dan lensa pada tepi pupil) saat
dilatasi pupil. Obat mempunyai efek langsung atau efek sekunder, keduanya
menstimulasi simpatis atau menginhibisi parasimpatis yang menyebabkan dilatasi
pupil sehingga dapat menyebabkan glaucoma sudut tertutup pada pasien dengan
sudut yang occludable.
Lain halnya
dengan obat yang mengandung sulfa. Mekanismenya melibatkan rotasi anterior dari
badan siliar atau efusi koroid, menyebabkan sempitnya bilik mata depan dan
memblokade anyaman trabekula oleh iris. Dilatasi pupil dan adanya bilik mata
depan yang dangkal tidak penting. Defek yang pasti yang menyebabkan badan
siliar membengkak belum diketahui.
Frekuensi
United States
Sudut
terbuka
Insiden dari
kenaikan TIO yang diinduksi oleh steroid pada pasien yang menggunakan sistemik
kortikosteroid tidak diketahui, karena kebanyakan dari pasien tersbut tidak
memerikan TIOnya. Pasien tersebut diketahui saat pemeriksaan mata rutin saat
berobat atau glaucoma sudah mengakibatkan pandangan visual yang terganggu.
Risiko
terkena glaucoma yang diinduksi steroid berhubungan dengan cara pemberian.
PAsien dengan glaucoma primer sudut terbuka mempunyai potensi yang lebih besar
dalam kenaikan TIO karena steroid topical. Pasien dengan gluakoma primer kronik
sudut tertutup dan pasien dengan glaucoma sekunder sudut terbuka berrespon
seperti mata normal terhadap steroid.
Penelitian
yang di lakukan oleh Armaly menunjukkan bahwa hampir sepertiga dari mata normal
dan lebih dari 90% dari pasein dengan glaucoma primer sudut terbuka berrespon
kenaikan TIO lebih besar dari 6 mmHg setelah mendapat dexamethason 0,1% topical
selama 4 minggu. Pada injeksi intravitreal dengan triamsinolon, lebih dari 50%
pada pasien non-glaukoma mempunyai peningkatan TIO, kenaikan ini terjadi selama
6 bulan setelah injeksi.
Sudut
tertutup
Prevalensi
dari sudut yang occludable pada kulit putih adalah 3,8% dalam studi Framingham.
Populasi
asia kebanyakan mempunyai sudut sempit. Penelitian pada populasi orang Vietnam,
diperkirakan sudut yang occludable adalah 8.5%.
Motalitas / morbiditas
Glaukoma
merupakan peringkat ke 3 yang menyebabkan kebutaan di Amerika Risiko menjadi
buta pada salah satu mata pada glaucoma sudut terbuka adalah sekitar 20%,
sedangkan buta bilateral sekitar 9%.
Ras
Tidak ada
perbedaan dalam dalam berrespon terhadap kenaikan TIO yang diinduksi steroid.
Sex
Tidak ada
perbedaan jenis kelamin dalam berrespon terhadap kenaikan TIO yang diinduksi
steroid.
Age
Kenaikan TIO
yang diinduksi steroid dapat terjadi pada semua umur, akan tetapi anak kecil
lebih sedikit.
Klinis
Riwayat
Anamnesis
keadaan pasien saat ini
- Gejala
- Glaukoma yang diinduksi steroid, kenaikan TIO secara perlahan-lahan seperti glaukoma primer sudut terbuka, sehingga gejala sangat sedikit.
- Gejala gangguan penglihatan hampir sama dengn glaukoma akut primer sudut tertutup.
- Riwayat penyakit mata/pengobatan sebelumnya
- Riwayat penyakit sistemik yang memerlukan penggunaan kortikosteroid jangka panjang ( uveitis, penyakit kolagen vaskular, asma, dermatitis).
- Patien dengan glaukoma primer sudut terbuka, riwayat keluarga glaukoma primer sudut terbuka, diabetes melitus, miopia yang tinggi, atau penyakit jaringan ikat mempunyai risiko yang tinggi berrepon terhadap steroid.
Fisik
Lakukan
pemeriksaan oftalmik yang lengkap.
- Visus dan refraksi – Pasien dengan hiperopia merupakan risiko tinggi untuk sudut yang dangkal.
- Pupil – Test untuk mengetahui apakah ada defek pada aferen pupil dikarenakan pengobatan topikal secara unilateral atau apabila serangan hanya terkena pada salah satu mata.
- Pemeriksan luar – gunakan senter untuk mengidentifikasi sudut mata yang sempit.
- Pemeriksaan menggunakan slit lamp – mengeleminasi penyebab lain dari glaukoma sekunder.
- Kornea – Krukenberg spindle (glaukoma pigmentasi), keratitis presipitat ( glaukoma uveitis, Fuchs heterochromic iridocyclitis)
- Bilik mata depan – ukur kedalaman bilik mata depan untuk menunjukkan adanya kesempitan sudut.
- Iris – Heterochromia (Fuchs heterochromic iridocyclitis), iris transillumination defects (pseudoexfoliation, pigment dispersion, episode sudut tertutup intermiten sebelumnya)
- Lensa – Material pseudoexfoliation (glaukoma pseudoexfoliation)
- Pemeriksaan gonioscopi – periksa anatomi sudut untuk mengidentifikasi apakah sudutnya termasuk risiko terjadinya oklusi saat dilatasi.
- Pemeriksaan dilatasi – inspeksi nervus optikus untuk melihat kerusakan nervus akibat glaukoma.
Etiologi
Glaukoma
yang diinduksi oleh obat dapat terjadi karena dua mekanisme, yaitu sudut
terbuka karena induksi steroid dan sudut tertutup karena dilatasi pupil.
Diagnosis Diferensial
Glaukoma
kronik sudut terutup
Glaukoma
sudut resesi
Glaukoma
bertekanan rendah
Glaukoma
pigmentasi
Glaukoma
uveitis
|
|
Glaukoma
primer sudut terbuka
|
|
Masalah lain yang perlu dipertimbangkan
Terapi
steroid (katarak subkapsular posterior)
Diagnosis
Pemeriksaan laboratorium
- Tidak ada indikasi pemeriksaan laboratorium.
Pemeriksaan foto
- Tidak ada indikasi pemeriksaan foto pada glaukoma.
Pemeriksaan lain
- Pemeriksaan luas lapang pandang (Humphrey, Octopus, Goldmann.
Pengobatan
Medikamentosa
- Sudut terbuka
- Apabila pasien dalam kondisi yang dapat mentoleransi penghentian kortikosteroid, maka penghentian steroid dapat menormalkan kembali TIO.
- Pada kasus kortikosteroid topikal drop, gunakan yang paling lemah potensinya seperti bentuk fosfat dari prednisolone dan dexamethasone, rimexolone, loteprednol etabonate, fluorometholone, atau medrysone, dapat dipertimbangkan. Obat tersebut mempunyai efek yang kecil dalam menaikkan TIO, tetapi obat tersebut tidak seefektif obat antiinflamasi. Obat antiinflamsi non steroid topikal ( diclofenac, ketorolac) adalah alternatif yang tidak mempunyai efek menaikkan TIO tetapi obat tersebut mungkin tidan cukup mempunyai aktifitas antiinflamasi untuk mengobati pasien dengan kondisi tertentu.
- Kadang-kadang terdapat pasien yang TIO tidak menjadi normal setalah penghentian kortikosteroid atau pasien dimana harus konsumsi obat kortikosteroid terus-menerus, maka gunakan pengobatan standar glaukoma.
- Sudut tertutup.
- Apabila etiologinya karena obat yang mengandung sulfa, peningkatan TIO akan membaik setelah penghentian pemberian obat. Bagaimanapu, beberapa kasus glaukoma sudut tertutup yang diinduksi sulfa (TIO>45mmHg) mungkin tidak respon dengan sekedar penghentian pemberian obat. Kasus ini respon terhadap Solu-Medrol dan manitol intravena .
- Untuk etiologi yang lain, diobati sesuai dengan pengobatan glaukoma akut primer sudut tertutup.
Pembedahan
- Sudut terbuka
- Apabila terapi obat-obatan tidak efektif dalam menurunkan TIO sesuai target atau pasien tidak beresppon dengan terapi maka terapi pembedahan diindikasikan.
- Pada pasien dengan sudut terbuka dan tidak adanya inflamasi intraokular, trabeculoplasty laser argon dapat menurunkan TIO.
- Pada pasien dimana terapi obat dan laser tidak berhasil dalam menurunkan TIO secara adekuat, maka terapi bedah dapat dipertimbangkan. Biasanya, trabekulektomi (teknik filtrasi ), dengan atau tanpa antimetabolit intraoperatif merupakan prosedur utama. Pada kasus dimana mata terdapat neovaskularisasi aktif atau inflamasi maka drainase glaukoma dapat digunakan sebagai prosedur utama.
- Sudut tertutup: Pengobatan sama dengan glaukoma akut primer sudut tertutup.
Konsultasi
Apabila
tidak dapat mengontrol TIO, pasien dirujuk ke spesialis glaucoma.
Pengobatan
Tujuan dari
farmakoterapi adalah untuk mengurangi morbiditas dan menghindari komplikasi.
Bimatoprost
(Lumigan) and travoprost (Travatan) merupakan analog prostaglandin oftalmik
yang telah disetujui penggunaanya di Amerika Serikat. Bimatoprost merupakan
analog prostamide dengan aktifitas hipotensif ocular. Obat ini mirip dengan
aktifitas prostemid dalam menurunkan TIO melalui jalur prostamid. Travoprost
dan bimatoprost merupakan analog prostaglandin F2-alpha (dinoprost) yang mirip
dengan latanoprost. Obat ini selektif terhadap agonist reseptor prostanoid FP
untuk menurunkan TIO dengan meningkatkan pengeluaran uveoscleral. Obat ini
diindikasikan untuk menurunkan TIO pada pasien dengan glaucoma sudut terbuka
atau hipertensi ocular yang intoleran terhadap obat-obat penurun TIO lainnya
atau tidak responsif (gagal mencapai TIO yang di targetkan setelah beberapa
kali pengukuran) terhadap obat-obat penurun TIO.
Bimatoprost
dan travoprost diberikan sehari satu kali saat akan tidur (1 gtt pada mata yang
terkena), obat ini belum diteliti pada anak-anak.
Obat ini
dikontraindikasikan pada mereka yang hipersensitifitas terhadap obat ini. Tidak
ada interaksi dengan obat lain yang dilaporkan. Termasuk kategori C pada ibu
hamil (risiko terhadap janin di temukaan pada penelitian terhadap hewan, tetapi
pada manusia belum dilakukan penelitian, dapat digunakan bila keuntungan lebih
dari pada risikonya).
Seperti
latanoprost, semuanya mempunyai efek samping meningkatkan pigmen iris
(menaikkan pigmen coklat) dan kelopak mata, dan dapat memanjangkan bulu mata.
Keratitis bakteri dapat terjadi.
Agonis Adrenergic
Obat topical
(simpatomimetik) menurunkan produksi humor aquos dan menurunkan resistensi
pembuangan humor aquos. Kadang digunakan dengan agonis kolinergik seperti
pilokarpin. Efek sampingnya berupa mulut kering.
Apraclonidine (Iopidine) 0.5%, 1%
Menurunkan
TIO baik tidak disertai dengan glaucoma. Selektif terhadap alfa-adrenergik
tanpa aktifitas local anestesi yang signifikan. Mempunyai efek terhadap
kardiovaskular yang sangan sedikit.
- Dosis dewasa: 1 gtt 3x sehari
- Interaksi: Monitor nadi dan tekanan darah saat diberikan bersamaan dengan obat jantung, tidak digunakan secara sering bersamaan dengan MAO
- Kontraindikasi: Hipersensitifias, pasien dalam pengobatan menggunakan MAO atau 14 hari pernah mengkonsumsinya.
- Pencegahan: risiko fetus ditemukan pada penelitian hewan sedang pada manusia belum dilakukan; dapat digunakan jika keuntungan melebihi dari risiko fetus. Hati-hati pada penderita insufisiensi koroner, gagal ginjal kronik, infark miokard, penyakit serebrovaskular, penyakit Raynaud, obliteran tromboangiitis dan pada pasien depresi.
Beta-bloker
Topical
antagonis reseptor beta-adrenergik menurunkan produksi humor aquos oleh badan
siliar. Efek sampingnya karena absorpsi sistemik yaitu menurunkan kardiak
output dan bronkokonstriksi. Pada pasie yang rentan, dapat menyebabkan
bronkospasme, bradikardi, heart blok atau hipotensi. Monitor pasien jumlah nadi
dan tekanan darah. Anxietas dan depresi dapat terjadi pada beberapa pasien
serta dapat terjadi kekambuhan disfungsi seksual.
Timolol (Betimol, Timoptic) 0.25%, 0.5%
Dapat
menurunkan kenaikan atau normal TIO, dengan atau tanpa glaucoma dengan
mereduksi produksi humor aquos.
- Dosis dewasa: 1 tetes 2 x sehari pada mata yang terkena.
- Dosis anak : seperti dosis dewasa
- Interaksi: dapat menyebabkan bradikardi dan asistol bila dikombinasikan dengan sistemik beta bloker
- Kontraindikasi: hipersensitifitas, asma bronkial, sinus bradikardi, AV blok derajat 2 dan 3, COPD , gagal jantung, shok kardiogenik.
- Pencegahan: fetus ditemukan pada penelitian hewan sedang pada manusia belum dilakukan; dapat digunakan jika keuntungan melebihi dari risiko fetus. Obat tersebut dapat mengandung sulfites sehingga dapat terjadi reaksi alergi pada orang-orang tertentu.
Simpatomimetik
Meningkatkan
pengeluaran humor aquos melalui anyaman trabekula dan keluar melalui jalur
uveoskleral oleh aksi agonis beta2. Lebih dari sepertiga pasien tidak berespon
terhadap obat ini.
Epinephrine (Epifrin) 0.5%, 1%, 2%
Menurunkan
TIO dengan menaikkan pengeluaran dan mereduksi humor aquos. Digunakan sebagai
tambahan terapi beta-bloker atau miotik. Kombinasi simpatomimetik dengan miotik
dapat menimbulka efek tambahan dalam menurunkan TIO.
- Dosis dewasa: 1 tetes 2-4 x sehari.
- Interaksi: meningkatkan toksisitas beta dan alfa bloker dan anestesi inhalasi halotan.
- Kontraindikasi: hipersensitifitas, glaukoma sudut sempit, afakia.
- Pencegahan: fetus ditemukan pada penelitian hewan sedang pada manusia belum dilakukan; dapat digunakan jika keuntungan melebihi dari risiko fetus. Hati-hati pada orang tua, prostat hipertrofi, hipertensi, penyakit jantung, diabetes melitus, hipertiroid, dan insufisiensi serebrovaskular.
Inhibitor Karbonic anhidrase
Menurunkan
sekresi humor aquos dengan menginhibisi karbonic anhidrase pada badan siliar.
Pada glaucoma akut sudut tertutup, pemberian secara sistemik, apabila pada
glaucoma sudut terbuka gunakan secara topical. Efek samping relatif jarang
tetapi dapat terjadi keratitis pungtata, asidosis, parestesia, mual, depresi
dan kelesuan.
Dorzolamide HCl (Trusopt) 2%
Gunakan
bersamaan dengan obat topical lainnya untuk menurunkan TIO. Apabila penggunaan
lebih dari 1 macam obat berikan obat selang 10 menit.
Dorzolamide merupakan inhibitor karbonic anhydrase yang bersifat reversible yang dapat menurunkan sekresi humor aquos. Obat ini juga memperlambat formasi ion bikarbonat sehingga mereduksi garam dan cairan. Absorpsi sistemik dapat memberika efek karbonic anhidrase pada ginjal, menurunkan sekresi ion hydrogen pada tubulus renal dan menaikkan sekresi garam, kalium bikarbobat dan air pada ginjal.
Dorzolamide merupakan inhibitor karbonic anhydrase yang bersifat reversible yang dapat menurunkan sekresi humor aquos. Obat ini juga memperlambat formasi ion bikarbonat sehingga mereduksi garam dan cairan. Absorpsi sistemik dapat memberika efek karbonic anhidrase pada ginjal, menurunkan sekresi ion hydrogen pada tubulus renal dan menaikkan sekresi garam, kalium bikarbobat dan air pada ginjal.
- Dosis dewasa: 1 gtt pada mata yang terkena 3x sehari.
- Interaksi: Pemberian bersama dengan salisilat dosis tinggi dapat menaikkan toksisitas, dapat mempunyai efek sistemik tambahan apabila pasien sudah mengkonsumsi inhibitor karbonik anhidrase.
- Kontraindikasi: hipersensitifitas.
- Pencegahan: fetus ditemukan pada penelitian hewan sedang pada manusia belum dilakukan; dapat digunakan jika keuntungan melebihi dari risiko fetus. Efek samping lokal pada mata, konjungtivitis, dan reaksi kelopak mata apabila digunakan jangka lama (hentikan terapi dan evaluasi pasien sebelum terapi di lanjutkan).
Obat miotic (parasimpatomimetik)
Mengkontraksi
muskulus siliaris, menencangkan anyaman trabekula dan melancarkan aliran keluar
humor aquos. Hasilnya terjadi miosis pupil. Efek sampingnya meliputi, nyeri
kening, myopia, dan menurunkan penglihatan pada cahaya yang sedikit.
Pilocarpine (Pilocar, Pilagan, Pilogel) 1%, 2%, 4%
Secara
langsung menstimulasi reseptor kolinergik pada mata, menurunkan resistensi
pengeluaran humor aquos.
Individu
dengan pigmentasi iris yang berlebih memerlukan kekuatan obat yang lebih
tinggi. Apabila pengobatan glaucoma juga diberikan sebelum tidur, maka gunakan
tetes minimal 5 menit sebelum gel.
- Dosis dewasa: bentuk solution : 1-2 tetes 2-3 x sehari. Bentuk gel: 0,5 inch panjang pada konjungtiva inferior pada mata yang terkena, waktu tidur.
- Interaksi: dapat tidak efektif apabila diberikan bersamaan dengan agen antiinflamasi steroid.
- Kontraindikasi: hipersensitifitas, penyakit inflamasi akut pada bilik mata depan.
- Pencegahan: fetus ditemukan pada penelitian hewan sedang pada manusia belum dilakukan; dapat digunakan jika keuntungan melebihi dari risiko fetus. Hati-hati pada gagal jantung akut, ulkus peptik, hipertiroid, spasme gastrointestinal, asama bronkial, parkinson, obstruksi saluran kemih dan hipertensi atau hipotensi.
Analog prostaglandin
Menaikkan
pengeluaran humor aquos melalui uveoskelral. Mekanismenya melalui induksi
metalloproteinase pada badan siliar, dimana merusak matriks ekstraseluler,
mereduksi resistensi pengeluran melalui badan siliar. Obat ini dapat juga
digunakan bersama dengan beta-bloker, alfa-agonis atau inhibitor karbonik
anhidrase topical. Banyak pasien berrespon baik terhadap obat tersebut,
berberapa juga tidak berespon. Efek samping meliputi iris pigmentasi, edema
macula dan uveitis.
Latanoprost (Xalatan) 0.005%
Menurunkan
TIO dengan menaikkan pengeluaran humor aquos.
- Dosis dewasa: 1 tetes (1,5mcg) pada mata yang terkena setiap menjelang waktu tidur. Frekuensi yang lebih sering dapat menurunkan efektifitasnya.
Follow-up
Perawatan Komplikasi
- Sudut terbuka
- Direkomendasikan pada semua pasien yang menggunakan kortikosteroid jangka panjang untuk dievaluasi keadaan matanya.
- Pasien dengan kortikosteroid topikal harus di follow-up pada jarak tertentu oleh ahli oftalmologis untuk memonitor keadaan okular mereka dan TIO, TIO yang diinduksi oleh steroid dapat tejadi selama 2-6 minggu setelah pemakaian steroid awal.
- Setelah penghentian kortikosteroid, TIO akan kembali normal pada beberapa minggu sampai bulan. Pada pasien dengan kondisi tertentu yang mendapat terapi kortikosteroid dapat di follow up dalam jangka waktu tertentu untuk melihat kenaikan TIO dan derajat kerusakan nervus optik serta kerusakan lapang panang.
- Pasein yang telah menjalani terapi pembedahan harus di follow up secara konsisten dnegan perawatan postoperatif.
- Sudut tertutup
- Direkomendasikan bahwa orang yang mempunyai umur lebih 40 tahun harus menjalani pemeriksaan rutin mata untuk menscreening beberapa kondisi, seperti bilik mata depan dengan sudut yang sempit.
- Obati sama dengan pengobatan glaukoma akut primer sudut terutup.
Pencegahan
- Obat yang mempunyai potensi induksi glaukoma harus digunakan bila diindikasikan.
- Apabila obat tersebut harus digunakan maka TIO harus di monitor.
Komplikasi
- Glaucoma yang tidak diobati dapat menyebabkan kerusakan penglihatan secara permanen dan kebutaan.
Prognosis
- Baik bila TIO terkontrol.
Edukasi Pasien
- Direkomendasikan bahwa semua pasien yang menggunakan kortikosteroid kornik diharuskan menjalani pemeriksaan oftalmologis rutin.
0 komentar:
Posting Komentar