RUMOR TENTANG INSULIN, MANA YANG BENAR, MANA YANG SALAH???
Pendahuluan
PojokSehat. Sejarah pemakaian insulin dimulai sekitar awal tahun 1920-an, ketika Frederick Banting and Charles Best berhasil
mengisolasi insulin dari pancreas seekor anjing lalu menyuntikkannnya
ke seorang anak diabetes tipe 1. Keajaiban ditunjukkan pada saat itu,
dimana anak yang awalnya sangat kurus kemudian bisa menjadi sehat dan BB
menjadi normal setelah disuntik dengan insulin. Sejak saat itu dunia
ilmu pengetahuan sangat tertarik dan banyak melakukan penelitian tentang
insulin, dan akhirnya pada tahun 1950-an, urutan asam amino insulin
dapat diidentifikasi, dan kemudian insulin juga bisa dimurnikan.
Akhirnya kita lihat saat ini insulin dapat diproduksi secara masal
melalui teknologi rekombinaan dengan menggunakan jasa bakteri. Penemuan
insulin merupakan tonggak sejarah terpenting di dunia kedokteran terkait
kemampuan mengisolasi protein tertentu sehingga penemunya mendapat
hadiah nobel kedokteran.
Peran Insulin Pada Pengobatan Diabetes
Diabetes adalah penyakit kronik yang
ditandai dengan kadar gula darah yang tinggi yang berkepanjangan
sehingga sering mengakibatkan beragam penyakit aterosklerosis
(serangan jantung, stroke, penyakit pembuluh darah perifer, gagal ginjal
kronik, kebutaan, amputasi dan lain-lain). Gula darah yang tinggi
adalah akibat pabrik insulin yaitu pancreas, tidak mampu memproduksi
insulin (disebut insulin endrogen) sesuai dengan kebutuhan
tubuh, sekaligus pada saat sama sel-sel tubuh kurang senditif dengan
insulin, akibatnya dibutuhkan insulin yang lebih banyak untuk memasukkan
gula darah ke dalam sel. Seperti dipahami bahwa insulin berfungsi
seperti anak kunci yang membuka “pintu” di dinding sel, selanjutnya “pintu”
tersebut menjadi terbuka dan gula darah dapat masuk ke dalam sel
sehingga bisa diolah untuk menghasilkan energy. Jika gagal dimasukkan ke
dalam sel maka gula darah akan tetap di sirkulasi pembuluh darah dan
bila diukur kadarnya tinggi, itulah yang disebut dengan diabetes.
Beragam usaha untuk menurunkan gula darah
telah diupayakan, baik dalam bentuk obat minum maupun obat injeksi.
Obat minum juga tersedia dalam beragam cara kerja, ada yang meningkatkan
pengeluaran insulin dari pabriknya dan ada juga yang bekerja dengan
meningkatkan kepekaan sel-sel tubuh terhadap insulin. Di sisi lain ada
juga usaha meningkatkan kadar insulin itu sendiri dengan menambah
insulin dari luar tubuh (insulin eksogen), hanya saja sampai
saat ini, insulin eksogen baru tersedia dalam bentuk suntikan, walaupun
manusia sangat bercita-cita membuat insulin dalam bentuk selain suntikan
sehingga mudah diterima oleh pasien. Dalam keadaan tertentu, insulin
bahkan merupakan satu-satunya pilihan untuk menurunkan gula darah,
seperti saat dokter ingin menurunkannya secara cepat, pada diabetes tipe
1, gagal dengan obat makan, pada keadaan kritis, diabetes dengan
kehamilan, dan lain-lain.
Pada diabetes tipe 2 (lebih dari 95%
diabetes merupakan tipe 2), disamping perencanaan makan dan oleh raga
memang awalnya dipakai obat-obat minum, hanya saja karena saat
didiagnosis kapasitas pabrik insulin (pancreas) tersisa hanya
50% maka seringkali diabetes tipe 2 pada akhirnya juga butuh insulin.
Tidak mudah untuk menawarkan insulin pada pengidap diabetes, karena
sebagian besar dari mereka kurang mendapatkan informasi yang baik dan
benar tentang insulin. Biasanya pengidap diabetes mendapat rumor dari
orang non medis yang serinngkali banyak salahnya daripada benarnya,
sehingga jika tiba saatnya mereka harus memakai insulin timbul penolakan
akibat persepsi yang salah tentang insulin. Dari penelitian-penelitian
yang ada sekitar 54,5% (studi DAWN) pasien diabetes tanpa insulin khawatir jika memakai insulin, dan 27% menolak saat ditawarkan insulin (UKPDS).
Rumor tentang Insulin
Di masyarakat awam banyak sekali rumor
yang beredar tentang insulin, sebagian diantaranya benar tetapi sebagian
besar adalah salah bahkan menyesatkan. Untuk itu perlu ada klarifikasi
dan diseminasi informasi yang benar tentang insulin sehingga diharapkan
masyarakat lebih mudah menerima insulin jika memang diperlukan untuk
pengobatan diabetesnya. Beberapa rumor diantaranya adalah :
a. Insulin menyebabkan kecanduan
Insulin disalah persepsikan seperti
narkoba yang bisa menyebabkan kecanduan. Tentu pemahaman ini salah dan
perlu diperbaiki. Insulin tidak menyebabkan ketagihan apalagi kecanduan.
Kadang-kadang juga ada pendapat bahwa : “sekali insulin tetap insulin”.
Padahal seringkali pasien-pasien yang pulang rawat justru tidak butuh
insulin lagi walaupun dalam perawatan di rumah sakit mereka memakai
insulin. Memang untuk pasien-pasien yang sudah lama mengidap diabetes
tipe 2 seringkali gagal dengan obat minum dan butuh insulin. Untuk
kasus-kasus seperti ini dokter juga tidak sehingga dibutuhkan insulin
terus menerus. Semuanya tergantung dengan kapasitas cadangan pabrik
insulin yaitu pancreas dan derajat resistensi sel-sel tubuh terhadap
insulin.
b. Insulin hanya untuk diabetes tipe 1 (Tipe anak-anak)
Untuk diabetes tipe 1 (sering timbul di
usia anak-anak) jelas bahwa mereka dari awal harus memakai insulin,
karena terjadi kekurangan insulin absolute sehingga harus memakai
insulin dari luar tubuh. Untuk diabetes tipe 2 biasanya awalnya bisa
terkontrol dengan obat makan. Masalahnya adalah saat diagnosis diabetes
sebenarnya penyakitnya sudah berproses lama (10-12 tahun sebelumnya),
sehingga kapasitas cadangan produksi insulinnya sudah jelek (tinggal
50%). Dengan berjalannya waktu kapasitas cadangan tersebut semakin lama
semakin menurun, apalagi jika gula darahnya sering tidak terkontrol,
maka penurunan tersebut akan semakin cepat dibandingkan denan orang yang
selalu terkontrol (efek racun dari gula darah tinggi). Jadi pada
diabetes tipe 2 juga sering membutuhkan insulin manakala kapasitas
produksi pankreasnya sudah jelek.
c. Insulin hanya dipakai jika penyakitnya sudah parah dan sebagai jalan terakhir
Karena diabetes adalah penyakit kronis
yang berkepanjangan dan komplikasinya juga merupakan penyakit berat,
maka konsep pengelolaannya dalah sedapat mungkin dengan menggunakan
beragam cara mengontrol gula darah ke keadaan normal. Saat ini beberapa
pedoman pengobatan menganjurkan kombinasi obat minum dengan insulin
sedini mungkin tanpa perlu harus menunggu gagal dengan 2 atau 3 obat
terlebih dahulu. Dengan demikian, insulin bukan jalan terakhir jika
memang pasiennya bersedia menggunakan insulin.
d. Suntik insulin sakit
Saat ini alat-alat delivery
insulin semakin canggih dan nyaman untuk pasien. Jarum insulin dengan
ukuran supra kecil dengan panjang kurang dari 0,5 cm membuat rasa sakit
hamper tidak ada. Apalagi jarum insulin saat ini juga sudah dilapisi
dengan silicon sehingga rasa sakitnya semakin berkurang. Biasanya
setelah merasakan sekali dua kali pasien akan terbiasa dan tidak lagi
merasakan sakit. Bentuknya tidak lagi menakutkan seperti jarum tetapi
sudah dikemas seperti pen yang lucu dan mudah dibawa kemana-mana.
e. Insulin mahal
Hamper semua sediaan insulin saat ini
masuk daftar obat PT Askes, sehingga para pengguna asuransi kesehatan PT
Askes bisa memanfaatkannya. Karena semua insulin dapat diproduksi masal
dengan menggunakan teknologi rekayasa genetika maka biaya semakin
murah. Begitu juga dengan Askeskin (asuransi kesehatan untuk warga
miskin) juga menyediakan tanggungan untuk beberapa jenis insulin.
f. Insulin dapat mengakibatkan kebutaan
Pendapat ini benar-benar menyesatkan,
bahkan harapannya adalah jika diabetes dapat terkontrol dengan baik
sedini mungkin, maka kebutaan tersebut dapat dihindari. Seperti dipahami
saat ini diabetes adalah penyebab kebutaan tersering di dunia pada
orang dewasa.
g. Insulin dapat mengakibatkan cuci darah
Saat ini memang diabetes adalah penyebab
tersering cuci darah di negara-negara maju. Dengan mengontrol diabetes
dengan cara apapun, termasuk insulin, maka diharapkan pengidap tidak
sampai harus cuci darah. Tentunya tidak cukup gula darah yang dikontrol
tetapi juga faktor risiko lain seperti tekanan darah, kolesterol dan
lain-lain. Seringkali pasien dating sudah dengan gangguan fungsi ginjal
yang berat lalu ditawarkan insulin, sehingga disimpulkan bahwa
insulinlah yang menyebabkan pasien menjadi cuci darah.
h. Repot, makan waktu banyak dan hidup menjadi terkungkung
Memang jika sudah memakai insulin ada
aktivitas baru yang secara rutin harus dikerjakan. Hanya saja para
dokter tidak langsung menawarkan 2 atau 3 kali suntikan sehari, tetapi
sekali suntikan terlebih dahulu dan dikombinasikan dengan obat minum
yang sudah dipakai sebelumnya. Saat ini hamper sebagian besar insulin
menggunakan pen yang canggih dan tidak menakutkan. Dengan menggunakan
pen maka tidak serepot jika memakai jarum suntik biasa, waktu yang
digunakan juga lebihs edikit. Pen bisa dibawa kemana-mana seperti pulpen
dan dimasukkan ke saku.
i. Insulin terbuat dari babi
Saat ini, dimanapun, tidak ada lagi
insulin yang terbuat dari binatang, semuanya merupakan insulin dengan
urutan asam amino insulin manusia atau derivatnya. Insulin manusia sudah
dapat dimurnikan dan diperbanyak dengan teknologi rekombinan. Insulin
juga bukan dibuat dari mengakses pankreas orang yang sudah meninggal.
Jadi tidak perlu lagi khawatir akan adanya insulin babi atau sapi.
j. Insulin dapat menyebabkan gula darah drop (hipoglikemia)
Pendapat ini sebagian ada benarnya. Tidak
hanya insulin tetapi sebagian besar obat minum juga dapat menyebabkan
gula darah drop. Namun dengan edukasi yang baik, pengawasan dan
kerjasama dengan dokter yang ketat, dan monitornya gula darah yang
sesuai, maka risiko tersebut bisa diminimalisasi. Pengidap diabetes dan
keluarga harus tahu kapan jadwal dan dosis menyuntik insulin, bagaimana
mengatasinya, dan sebagainya. Akhirnya pengidap diabetes bisa menjadi
‘dokter’ utama bgi dirinya sendiri. Dengan memulai insulin jangka
panjang sekali sehari, maka risiko gula darah drop juga semakin
berkurang. Edukasi adalah hak para pengidap diabetes.
k. Insulin menaikkan berat badan (menjadi lebih gemuk)
Insulin adalah termasuk hormone anabolic,
sehingga benar jika dikatakan insulin dapat menaikkan berat badan.
Dengan demikian tidak heran jika pada keadaan berat badan yang menurun
drastis, pada pengidap diabetes disarankan memakai insulin. Pada orang
yang berat badannya ideal atau gemuk maka tentunya efek ini dapat
mennimbulkan masalah baru. Namun dengan sediaan insulin analog yang
banyak beredar saat ini dikatakan bahwa efek kenaikan berat badan
menjadi lebih kecil dibandingkan dengan insulin biasa. Cara lain untuk
mengimbangi risiko kenaikan berat badan adalah dengan mengkombinasi
dengan obat makanan golongan biguanid jika tidak terdapat kontra
indikasi. Jangan lupa juga untuk tetap berolahraga sesuai aturan dan
makan sesuai anjuran agar berat badan tidak naik berlebihan jika memakai
insulin.
Saat ini banyak sekali pengidap diabetes
yang dating ke dokter dalam keadaan sudah dngan bermacam-macam
komplikasi kronik, sehingga membutuhkan biaya pengobatan yang sangat
tinggi. Untuk itu perlu dikampanyekan kembali kesadaran untuk mengontrol
diabetes secara teratur dan dengan pendekatan target. Artinya pengidap
diabetes seharusnya tidak dibiarkan belama-lama dengan obat tertentu,
jika memang diabetesnya tidak juga terkontrol. Prinsipnya adalah cepat
memastikan diagnosis diabetes, cepat memulai terapi dan cepat
mengkombinasi obat.
0 komentar:
Posting Komentar