Sindrom Aase atau
sindrom Aase-Smith adalah jenis kelainan
genetika yang jarang terjadi. Sindrom ini ditandai dengan
anemia, deformitas
tulang dan
sendi. Sindrom Aase diperkirakan adalah kelainan genetika jenis otosom dominan. Masih belum ditemukan di mana letak kesalahan
gennya. Anemua yang terjadi merupakan akibat dari gangguan perkembangan
sumsum tulang, yang merupakan tempat pembentukan
sel darah. Sindrom ini dinamakan dari nama ahli ilmu kesehatan anak
Amerika Serikat,
Jon Morton Aase dan
David Weyhe Smith.
Gejala
- Pertumbuhan yang terhambat
- Kulit pucat
- Terlambatnya penutupan fontanel (bagian ubun-ubun yang belum tertutup pada tengkorak bayi)
- Bahu lebar
- Kelainan bentuk sendi
- Deformitas telinga
- Sumbing
- Kelainan pada kelopak mata
Uji klinis
- Hitung jenis darah lengkap untuk melihat kondisi anemia dan menurunnya leukosit.
- Elektrokardiogram atau EKG untuk memeriksa adanya defek jantung.
- Uji sinar-X untuk melihat kelainan pembentukan tulang
- Biopsi sumsum tulang
Terapi
Pasien akan diberikan
transfusi
darah secara rutin pada tahun pertama untuk gejala anemua. Obat
prednison dapat diberikan, walau memiliki efek samping tidak baik pda
pertumbuhan dan perkembangan
otak bayi.
Transplantasi sumsum tulang dapat dilakukan bila terapi sebelumnya tidak berhasil.
Prognosis
Biasanya gejala anemia dapat ditangani.
Komplikasi
- Komplikasi berkaitan dengan anemia, sehingga pasien dapat merasa letih, lesu, dan menurunnya pengikatan oksigen dalam darah.
- Penurunan leukosit dapat melemahkan pertahanan tubuh dari infeksi.
- Jika terdapat defek jantung, maka dapat menyebabkan komplikasi berganda yang berkaitan.
- Kasus parah dapat menuebabkan kematian setelah lahir.
Pencegahan
Sindrom
ini merupakan kelainan genetika, maka tidak ada tindakan khusus untuk
mencegah penyakit ini. Dengan pengenalan dan terapi dini, komplikasi
pada leukosit dapat dibatasi.
0 komentar:
Posting Komentar