Orangtua kerap kali mengalami kesulitan menyuruh anak belajar.
Padahal anak sebenarnya bisa berlama-lama dan menikmati aktivitas
belajar, jika ia belajar sesuai dengan tipe atau gaya belajarnya.
Menurut teori psikologi dari Walter Burke Barbe, terdapat tiga kelompok
besar gaya belajar anak yaitu visual, auditori, dan kinestetik. Orangtua
juga perlu memahami hal tersebut karena bisa mempengaruhi seberapa
cepat anak memahami suatu informasi.
Anak dengan gaya
belajar visual contohnya akan lebih mudah menyerap informasi dari indra
penglihatan seperti lewat gambar atau teks bacaan. Sementara anak dengan
gaya belajar auditori mudah paham bila mengolah informasi lewat indra
pendengaran. Di lain sisi, anak dengan gaya belajar kinestetik
membutuhkan kesempatan untuk kerap aktif bergerak.
Menurut
psikolog anak dan remaja, Putu Andani, gaya belajar ini sudah dapat
diidentifikasi ketika anak memasuki usia Taman Kanak-kanak (TK) hingga
kelas dua Sekolah Dasar (SD). Alasannya karena kemampuan verbal anak
sudah cukup berkembang, banyak stimulasi dari lingkungan, dan minat anak
juga mulai terlihat.
"Bagaimana mengenalinya? Kepekaan kita dalam mengobservasi harus ditingkatkan. Sistemnya trial dan error, coba-coba," kata Putu, Kamis (29/9/2016).
Untuk
awalan, orangtua bisa memperhatikan hal yang paling mudah mengganggu
anak. Anak yang memiliki kepekaan visual, dia akan lebih mudah terganggu
dengan yang terlihat. "Seperti di kelas tiba-tiba ada orang lewat, lalu
ia terdistraksi. Sementara anak auditori akan terganggu aktivitas
belajarnya ketika mendengar suara kendaraan lewat, dan anak kinestetik
bakal merasa jengah, tertekan, dan stres jika disuruh belajar sambil
duduk tenang," lanjut Putu.
Ketika orangtua sudah mengerti
seperti apa gaya belajar anak, maka langkah selanjutnya adalah
menyediakan lingkungan belajar yang sesuai. Anak visual efektif dengan
buku bergambar, anak auditori dengan bercerita, dan anak kinetik bisa
belajar sambil bermain.
"Kalau anak sangat auditori dipaksa
dengan gaya belajar lain, misalnya 2 jam secara visual mungkin hanya 30
persen informasinya yang terserap. Kalau ulangan di kelas berarti
hasilnya enggak akan maksimal, potensinya enggak keluar," lanjutnya.
Namun
kadang kala ada anak yang memiliki lebih dari satu gaya belajar,
sebagai contoh bisa ada anak yang visualnya dominan tetapi juga
membutuhkan kesempatan aktif bergerak layaknya anak dengan gaya belajar
kinestetik. "Memang kebanyakan anak cenderung satu yang dominan. Tapi
ada juga sebagian anak yang dia visual auditori atau visual kinestetik
jadi akan sangat baik kalau belajar dua-duanya dikombinasikan," kata
Putu lagi.
Nah, untuk mendukung proses belajar mereka diperlukan nutrisi sesuai, salah satunya dari susu. Susu DANCOW FortiGro yang dilengkapi protein. kalsium, zat besi, dan zink untuk membantu mendukung nutrisi anak-anak dalam proses belajar mereka.
Bunda, identifikasikan gaya belajar buah hati dan siapkan lingkungan belajar yang nyaman untuknya. Tak lupa berikan susu DANCOW FortiGro untuk bantu memenuhi kebutuhan nutrisi anak.
(adv/adv)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar