Kanker mungkin terdengar asing bagi anak-anak. Jika anak didiagnosis kanker, orangtua tak perlu menyembunyikannya dari anak.
Psikolog anak dan remaja dari Pion Clinician, Astrid WEN menuturkan,
orangtua bisa menjelaskan tentang kanker kepada anak dengan bahasa yang
sederhana sesuai usia anak.
“Kalau masih balita, kasih tahu saja, ‘kamu sakit kanker.’ Kanker itu
apa? Kasih contoh misalnya, ‘saat kamu capek, atau tiba-tiba kamu
jatuh, itu sakit kanker.’ Kita kasih informasi sesuai porsinya,” kata
Astrid saat ditemui seusai acara CSR Alfacart.com di Jakarta, Jumat
(17/2/2017).
Selanjutnya, beri tahu mengenai pengobatan yang harus ditempuh oleh
anak. Jelaskan saja bahwa anak nanti akan menjalani pengobatan yang
bernama kemoterapi. Tak perlu membohongi anak dengan mengatakan
pengobatan tidak akan sakit
“Jelaskan saja, ‘kalau kemoterapi nanti rasanya enggak enak. Nanti
ada suntikan, tapi nanti setiap ke dokter ada mama di situ. Rasanya
enggak enak, nangis aja enggak apa-apa nanti bisa pegang tangan mama.’
Perlu dikasih tahu dengan bahasa yang sederhana dan benar,” jelas
Astrid.
Jelaskan kepada anak bahwa pengobatan itu diperlukan untuk mengatasi
penyakit kanker dan mungkin akan memakan waktu tak sebentar atau
berulang kali dilakukan.
Astrid mengatakan, menjelaskan kepada anak tentang kanker dan
perubahan yang mungkin akan dialami anak merupakan antisipasi agar anak
tidak kaget dan marah.
Terkena kanker merupakan perjuangan yang tak mudah bagi anak.
Menjalani pengobatan membuat anak jadi jarang ke sekolah. Dengan
kemoterapi, anak bisa mengalami kerontokan rambut di kepalanya.
Untuk itu, lingkungan sekolah anak juga perlu dipersiapkan melaui
guru-guru di sekolah. Bila bingung bagaimana menjelaskannya ke anak,
orantua bisa meminta bantuan psikolog.
Bertemu dengan sesama pasien kanker anak juga akan sangat membantu
secara psikologis. Anak tidak akan merasa sendirian saat menjalani
pengobatan kanker. Termasuk orangtua yang bertemu dengan orangtua lain
yang memiliki anak dengan kanker.
Sambil menunggu serangkaian pengobatan, anak dan orangtua sebagai
penadamping bisa tinggal di rumah singgah yang letaknya biasanya tak
jauh dari rumah sakit. Di sana, anak-anak bisa berbaur dan main seperti
biasa denan anak-anak yang juga mengalami kanker.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar